Satu bulan Alenza lewati dengan suasana hati yang tak enak, tinggal menghitung hari ia akan menghadapi persalinan.
"Kalian udah dong ribut nya! gw muak!" kesal nya melihat abang abang nya yang sedang berebut barang itu
"Bang Asya kenapa ikut ikut sih!" gemas nya menatap Gasya yang biasanya orang yang paling waras diantara mereka
"Lah jangan salahin gw! mereka nih mancing mancing!" sahut nya menjawab
"Kita nggak lagi mancing bang!" ujar Karel mendapat geplakan dari Reksa
"Bukan itu yang Arga maksud!" cicit Kara tak habis pikir
"Letak kesalahan gw dimana coba!" cecar nya tak terima disudutkan
Ve hanya terdiam ketika mereka ribut kembali, ia dengan tenang duduk di sofa dengan ditemani secangkir teh hangat.
Suasana yang tengah hujan deras diiringi guntur menyambar keras membuat mereka ingin mencari yang hangat hangat untuk tubuhnya.
Pyar!
Saat Ve menyeruput secangkir teh yang ada ditangan nya tiba tiba petir menyambar begitu keras hingga membuat nya terkejut lalu menjatuhkan cangkir teh nya.
"Astaga Ve, lo nggak apa apa?" tanya Karel menghampiri adik nya yang hanya menatap kosong
Gasya menepuk pundak Ve segera membuat nya tersadar akan lamunan nya. "Kenapa?" ucap Gasya lembut mendapat gelengan pelan dari sang empu
"Perasaan gw kenapa jadi nggak enak gini.." batin nya tak tenang dengan jantung berdetak kencang
"Bang bisa hubungin Dava nggak?" tanya nya khawatir menatap dalam Gasya
"Gw cek bentar" ucap nya mengerti tatapan Ive
Setelah beberapa kali mencoba menghubungi Dava, namun tak ada jawaban dari sana membuat Ive dilanda kecemasan.
"Kenapa Ve? risau gitu wajah nya?" heran Kara mendekatkan tubuh nya
"Nggak tau, tapi perasaan gw nggak enak banget sama Dava" jawab nya parau membuat mereka langsung mengerti apa yang dirasakan Ve saat ini
"Yaudah lo tenang dulu, jangan panik" ujar Areksa mendapat gelengan cepat dari Ve
"Gw nggak bisa tenang! gw pengen tau keadaan Dav-aww.." ucap nya terpotong saat perut nya terasa sakit
"Lo kenapa!?" panik Kara memegang tangan Ve erat
"Perut gw sakit.." lirih nya memegang perut nya dengan ekspresi kesakitan
"Jangan jangan lo mau lahiran!" teriak Karel membuat Gasya mendelik kaget lalu menghampiri mereka cepat
"Ini kenapa?!" ikut nya panik langsung ditarik Ve kencang membuat nya duduk terjatuh
"Argh! rambut gw!!" jerit Kara saat rambutnya tiba tiba dijambak Ve keras
"Arrggh.. sakit!!" teriak nya tak tahan dengan rasa yang tengah menyerang nya
"Daddy!!!" teriak Areksa berlari keruang kerja Nio
"Bawa langsung ke mobil!" pinta Kara merasakan pusing di kepala nya
Gasya dengan sigap langsung menggendong Ve bridal style menuju mobil mereka. "Gasya cepat bawa Ive ke rumah sakit!" teriak Nio menyusul mereka bersama Areksa yang tadi memanggil nya
Sampai didalam mobil, Ve terus saja berteriak kesakitan membuat mereka tak tenang dan panik bersamaan.
"Tolong lepasin baju gw!!" jerit Karel tercekik karena bajunya terus menerus ditarik paksa Ve untuk pegangan
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENZA [END]
Teen Fiction"Aku kira hari-hariku akan terasa bahagia setelah aku menyelesaikannya. Namun, untuk tersenyum saja rasanya sangat berat untuk ku lakukan. Air mata terus menerus menghujani pipi ku. Tangan ku enggan menghapusnya. Biarkan lah setiap tetesannya menjad...