Bab 8 - Tolong Peluk Raganya

825 87 69
                                    

⚠️ Trigger Warning ⚠️

Happy Reading

"Andai saja ia tahu cara kerja semesta, mungkin sudah lama ia menemukan bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Andai saja ia tahu cara kerja semesta, mungkin sudah lama ia menemukan bahagia."

Lembar Usang Bab 8—

Hening ruangan persegi yang didominasi warna silver itu cukup membuat helaan napas berulang kali terdengar dari mulut Hevan.

Pria yang kini sudah memasuki usia lima puluh tujuh itu duduk di depan meja dokter Jerlando. Sudah lima belas menit dia di sana, menunggu Jerlando mengambil hasil lab.

Sebelumnya, satu jam yang lalu Hevan bergegas untuk pergi dikarenakan ada meeting dengan client. Ia juga harus menandatangani beberapa dokumen perjanjian dengan para investor. Namun, langkahnya ditahan ketika tiba-tiba saja Jerlando menghalangi jalannya.

"Saya mau bicara dengan Anda empat mata, saya Jerlando dokter yang menangani anak Anda empat tahun lalu."

Awalnya Hevan ingin menolak, namun lagi-lagi Jerlando mengatakan sesuatu hal yang berhasil membuat Hevan penasaran.

"Waktu Anda tidak akan sebanding dengan waktu yang dimiliki Tanu. Hanya sebentar, saya ingin bicara sebagai dokter bukan sebagai orangtua dari sahabat Tanu," tegas Jerlando bersungguh-sungguh.

Jerlando terdengar sangat bersungguh-sungguh. Ia bersumpah hari ini ia harus mengatakannya kepada Hevan. Sebab dari awal Jerlando sudah yakin, bahwa anak itu tidak akan pernah berani berbicara dengan orangtuanya.

Dan di sinilah Hevan sekarang. Duduk di kursi wali seraya mengecek ponselnya yang terus saja masuk beberapa notifikasi pesan dari sekretaris nya. Sampai di titik ini Hevan sama sekali tidak berpikir apapun. Ia masih memegang teguh pada pendirian, bahwa anaknya itu hanya sakit pada umumnya.

Mungkin Tanukala pingsan karena kelelahan, mungkin juga karena terlalu banyak tekanan, atau mungkin memang sekarang lagi musimnya banyak orang sakit. Entahlah, Hevan memang tipikal orangtua yang tidak terlalu mengambil pusing perihal itu. Ia hanya mementingkan tentang, nilai, prestasi, dan sikap Tanukala yang harus menuruti semua perkataannya.

Menit setelahnya Jerlando datang sambil membawa beberapa map di tangannya. Lelaki yang memakai kacamata itu kemudian duduk di kursinya. Sebelum berbicara ia membuka komputernya.

Tak lama berselang Jerlando mengarahkan monitor ke arah Hevan.

"Ini hasil endoskopi Tanukala empat hari yang lalu." Kening Hevan mengerut bingung.

"Empat tahun yang lalu Tanu didiagnosis mengalami GERD, penyakit ini memang terdengar remeh. Sebagian orang berpikir ini hanya penyakit asam lambung biasa."

"Namun, penyakit ini apabila tidak diobati tentu akan memperparah kondisi. Terlebih adanya tekanan dapat meningkatkan komplikasi GERD sendiri."

"GERD yang tidak diobati dengan baik oleh penderita nya akan menyebabkan kan Barret Esofagus atau kerusakan lapisan pada kerongkongan akibat paparan asam lambung dalam jangka panjang. Dan pada hasil endoskopi hingga biopsi, saya menemukan banyaknya pertumbuhan sel prakanker yang sudah berkembang menjadi kanker."

Lembar Usang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang