Happy Reading"Nanti kita cerita perihal derita."
- Lembar Usang Prolog -
Cangkang tanpa tuan. Rumah tanpa ramah. Senyum tanpa kebahagiaan. Dan hati yang gundah. Hidup hanya tentang mendapatkan. Perlombaan tentang kemenangan yang tanpa sadar menorehkan tinta merah di lembar usang tanpa halaman depan yang indah pada akhirnya hanya memberikan luka baru.
Persahabatan yang satu-persatu hilang, impian yang selalu ditentukan, ketakutan yang selalu terbayangkan, dan orangtua yang selalu menyalahkan.
Tanukala menuliskan banyak kisah lara di lembar usang yang telah lama ia simpan jauh sebelum sahabatnya pergi. Di sana hanya ada duka dan lara yang tertoreh. Kisahnya masih sama. Masih tentang tuntutan, kesempurnaan, ketekunan, ketaatan, dan hasil.
Sampai suatu ketika ia melupakan dirinya yang perlahan semakin rapuh. Bukan hanya jiwanya yang terluka, melainkan dirinya yang semakin merasakan luka.
"Abang kenapa nggak mau nyerah? Abang terlalu ikhlas untuk menerima." Begitu kata anak perempuan yang kini sudah menginjak usia remaja.
Tanukala menyunggingkan senyum penuh arti. Di balik masker oksigen yang hampir menutupi setengah wajahnya ia menatap sang adik.
"Kenapa Abang selalu menulis semua lara di buku ini?"
"Nanti kita cerita tentang banyak hal." Tanukala membalas lirih.
"Kalau nanti Bang Tala tinggalin Abang lagi gimana? Abang bakal terima dan tetep mau temenan lagi sama dia?"
Tanukala lagi-lagi mengulas senyum penuh makna.
Semesta dan segala rahasia takdir adalah satu hal yang tidak bisa Tanukala ketuk. Baginya matahari dan bintang adalah satu hal yang terlalu tinggi untuk digapai.
Doakan semoga Tanukala benar-benar bisa menerima. Doakan semoga raga itu kuat sampai tamat. Semoga takdir memberikan ia kesempatan.
- TBC -
aku mau tes ombak dulu
ada yang masih inget cerita Elegi Nabastala?
Lembar Usang ini akan menjadi Sequel daripada cerita Elegi Nabastala
Apakah kalian tertarik untuk membacanya sampai akhir??
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembar Usang [SELESAI]
Fiksi Remaja"Lembar usang ini akan menjadi saksi bisu hitam dan putih kehidupan." ft. Haechan & Renjun Persahabatan yang satu-persatu hilang, impian yang selalu ditentukan, ketakutan yang selalu terbayangkan, dan orangtua yang selalu menyalahkan. Tanukala men...