Bab 24 - Cerita Hari ini

503 75 12
                                    

Happy Reading

"Ia berharap hari ini akan menjadi hari-hari berikutnya yang dipenuhi oleh hangat dan sukacita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ia berharap hari ini akan menjadi hari-hari berikutnya yang dipenuhi oleh hangat dan sukacita."

— Lembar Usang Bab 24

Kalian tau apa yang paling tidak menyenangkan di dunia ini? Menunggu tanpa kabar. Bagi Tanukala menunggu tanpa kabar adalah sesuatu yang menyebalkan. Selama di rumah sakit, tidak ada sedikitpun kabar dari sang Papa. Seluruh pesannya hanya dibaca tanpa dibalas. Terakhir ia mengirim pesan tiga hari yang lalu dan hanya dibalas ala kadarnya.

Terkadang Tanukala berpikir, sesibuk itukah sampai membalas pesan pun tidak sempat? Cowok itu berusaha untuk memahami semua pekerjaan yang dilakukan oleh sang Papa, akan tetapi terkadang ada masanya ia ingin sekali mendapatkan perhatian dari Hevan. Ia ingin Hevan melihat semua yang Tanukala lakukan di rumah sakit. Tanukala ingin ketika ia terbangun dari tidur di tengah malam, Hevan dengan sigap memberikan hal apapun yang membuat Tanukala nyaman. Sesederhana itu keinginan Tanukala. Ya meskipun selama beberapa terakhir ia selalu ditemani oleh Rianti. Hanya saja, ia masih membutuhkan hal lain.

"Abang!!!"

Tanukala terbelalak ketika melihat presensi Abel saat membuka pintu kamar inapnya. Gadis kecil itu tampak sangat ceria. Detik kemudian Tanukala langsung merentangkan kedua tangannya--mengisyaratkan agar Abel berlari dan memeluknya. Saat itu juga Abel langsung berlari dan memeluk Tanukala.

"Akhirnya Abel bisa liat Abang lagi!! Abel senenggg banget!" sahut Abel bersemangat.

Tanukala mengusap puncak kepala Abel.
"Abel apa kabar?" tanyanya.

Dilepaskan pelukan itu oleh Abel. "Kabar baik. Abang sendiri gimana? Udah sembuh?"

"Abang juga baik." Tanukala tersenyum simpul.

"Kata Bibi, Abang hari ini pulang kan? Kalau begitu berarti Abang udah sembuh kan??"  Tanukala hanya mengangguk kecil.

"Yesss!! Abang udah sembuh!! Habis ini Abel bisa minta ajarin Abang belajar matematika!" pekiknya bersemangat.

"Abel punya kendala di pelajaran matematika?" Tanukala bertanya seraya menyingkirkan anak rambut Abel ke belakang telinga.

"Iya, Abel nggak pernah paham apa yang dijelasin sama bu guru, alhasil Abel selalu tanya google. Tapi tetep aja Abel nggak paham. Abang tau, Ibu guru di kelas selalu aja cerita dulu tentang anak-anaknya yang susah diatur, kadang suka cerita keseharian dia di kelas, udah gitu ceritanya selalu diulang-ulang terussss... Abel yang dengerinnya selalu ngantuk dan jam pelajaran jadi kepotong gara-gara cerita bu guru yang membosankan itu," papar gadis itu dengan sebal.

Tanukala tertawa kecil mendengarnya.

"Terus nih ya Bang, guru Bahasa Inggris Abel itu sukaaaaaaa banget ngomong bahasa Inggris, pas gurunya tanya ke Abel, Abel cuma diem karena nggak paham. Terus masa Abel diomelin?? Kan nyebelin yaaaa." Ia cemberut kesal.

Lembar Usang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang