Happy Reading"Karena sebaik-baiknya manusia selalu memiliki hitam dan putih dalam hidup."
—Lembar Usang Bab 20—
"Kenapa di rooftop lo sebut nama Tanukala mulu?"
Detik waktu seketika terasa berhenti. Celion membeku tepat di hadapan Bentala. Mulutnya terasa kelu tak tau apa yang harus ia katakan kepada cowok itu.
"Cel? Lo tau sesuatu tentang Candra? Maksud gue Tanukala. Lo denger kabar tentang dia?" Bentala memicing menatap tajam netra Celion.
Celion mengerjap beberapa kali, spontan ia mundur beberapa.lamgkah seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Gue... cuma..." Lelaki itu gugup. Pikirannya mendadak kosong-tidak tahu harus berkata apa.
"Sial apa yang mau gue bilang ke Tala coba? Ide gila kalau gue bilang keadaan Bang Tanu yang sekarang, bisa-bisa Tala lepas kendali lagi." Celion mengeluh dalam hati.
Pupil matanya bergerak tak tentu arah berusaha agar tidak menatap wajah Bentala yang terlihat sudah sangat curiga.
"Alasan apa yang lagi lo cari buat jawab pertanyaan sederhana gue?" sarkas Bentala dengan tajam.
Sebisa mungkin Celion berusaha untuk mengatur mimik wajahnya agar tidak terlihat kebingungan.
"Alasan apa si, La. Lo nanya sama gue kenapa di rooftop gue sebut Tanu mulu? Ya... karena gue tau lo sama Tanu itu akur," jelas Celion.
"Waktu di Kalimantan lo juga sering cerita kalau Tanu itu tipikal orang yang selalu bikin lo enjoy with your life, jadi gue pikir dengan cara gue sebut Tanu bisa bikin lo dapet suntikan motivasi," imbuhnya menjelaskan.
Celion menatap gugup wajah Bentala yang tampak sangat curiga. Lelaki itu berusaha menatap polos netra legam Bentala dengan harapan agar ia dapat mempercayainya.
Bentala mengalihkan atensinya ke arah luar jendela kamar inap yang langsung menyuguhkan pemandangan kota metropolitan.
"Candra lagi sibuk banget ya? Sampe sebulan ini dia beneran nggak ada kabar. Foto profil room chat nya di gue mendadak hilang, dia... nggak nge blokir kontak gue kan ya?" gumam Bentala dengan lesu.
Celion mengambil sendok dan membuka satu persatu makanan yang sudah ditata di atas meja.
"Masih ceklis dua nggak?"
"Masih."
"Aman berarti, Tanu emang lagi sibuk aja mungkin La. Dia lagi skripsian kan?" Bentala berdeham pelan.
"Nah itu mungkin yang jadi alasan kenapa Tanu jarang aktif."
"Tapi nggak mungkin dia nggak pegang handphone? Gue khawatir dia kenapa-kenapa," balas Bentala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembar Usang [SELESAI]
Teen Fiction"Lembar usang ini akan menjadi saksi bisu hitam dan putih kehidupan." ft. Haechan & Renjun Persahabatan yang satu-persatu hilang, impian yang selalu ditentukan, ketakutan yang selalu terbayangkan, dan orangtua yang selalu menyalahkan. Tanukala men...