Bab 17 - Puncak Tertinggi Ketakutannya

735 82 40
                                    


⚠️cw//tw⚠️
please correct me if i wrong

Happy Reading

"Pada kenyataannya perasaan takut kehilangan itu akan datang ketika melihat langsung sisi rapuh akan rasa sakit yang dialaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pada kenyataannya perasaan takut kehilangan itu akan datang ketika melihat langsung sisi rapuh akan rasa sakit yang dialaminya."

— Lembar Usang Bab 17 —


Tanukala benar-benar ada di ujung tanduk,  dadanya naik turun tidak beraturan saat membaca pesan dari sang Papa yang kurang lebih berisi tentang ancaman.  Bukan tanpa sebab Hevan mengirimkan itu. Hal ini merupakan konsekuensi bagi Tanukala karena tidak mau menepati janjinya.

Pagi ini tepatnya pukul sembilan seharusnya Tanukala sudah berada di rumah sakit untuk check up.  Hevan sudah membuat janji dengan dokter Jerlando jauh-jauh hari,  bahkan demi hari ini Hevan me-reschedule semua jadwal meeting nya dengan client.  

Ya meskipun pagi tadi pada saat sarapan ia enggan menjawab untuk datang menemani Tanukala check-up, sebab pria itu ingin memberikan kejutan bagi Tanukala saat tiba di rumah sakit nanti. Itulah sebabnya Hevan berlagak tidak sudi menemani Tanukala. 

Akan tetapi niatnya itu justru dibuat kecewa oleh putranya. Tanukala ingkar janji, putranya itu mengabaikan Hevan yang sudah mewanti-wanti untuk datang ke rumah sakit,  sungguh sangat mengecewakan. Selama satu jam lebih Hevan menunggu, namun  cowok itu tidak  menampakkan diri barang sedikitpun.  

Bahkan beberapa pesan masuk dari dokter Jerlando yang meminta dia untuk datang check-up Tanukala abaikan begitu saja.  Tentu saja hal ini membuat Hevan marah bukan kepalang. 

Pria itu kembali ke rumah dengan amarah yang membuncah.  Dalam pesannya yang ia kirim tertulis. 

Papa
| Kalau sampai jam 11.30 kamu tidak datang ke rumah,  Papa pastikan kamu nggak akan bisa tidur nyenyak malam ini. 
| Setelah ini jangan harap kamu dikhawatirkan oleh Papa barang sedikitpun. 
| Kamu abai,  kamu melanggar janji kamu, kamu sangat tidak bertanggung jawab dengan diri kamu sendiri.  Papa kecewa. 
11.05
Read

Sontak debar jantung Tanukala yang saat itu tengah berbincang dengan Malik langsung dibuat panik.  Ia berlari menuju parkiran. 

Tanukala mengabaikan seluruh rasa sakit yang mulai mendera di bagian ulu hatinya. 

Waktu terus berjalan,  situasi jalan saat ini sedikit ramai padat.  Dengan rasa nyeri yang semakin bergemuruh hebat Tanukala bersikukuh untuk tetap melajukan motornya.  Berulang kali ia melakukan ekspirasi pernapas saat dirasa tenggorokannya merasakan sakit yang teramat.  Napasnya sesak, namun hal itu tidak membuat Tanukala untuk berhenti. 

Saat ini waktu menunjukkan puk 11.20 yang itu berarti hanya tersisa sepuluh menit sebelum Tanukala tiba.  Perasaannya semakin ketakukan.  Tanukala tidak mau dirinya dihukum lagi. 

Lembar Usang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang