Bab 28 - Selamat Menempuh Perjalanan

429 46 16
                                    

⚠️Trigger Warning ⚠️

Happy Reading

"Selalu ada perjalanan lain yang akan ditempuh setelah kemenangan yang dinanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selalu ada perjalanan lain yang akan ditempuh setelah kemenangan yang dinanti. Berbahagialah pada setiap masa yang membuat hatimu berdebar dan bersedih lah secukupnya pada setiap kesedihan yang menyakitkan."

- Lembar Usang Bab 28 -

"Abel tolong bangunin Abang."

Sayup-sayup Tanukala mendengar suara keramaian yang entah dari mana datangnya. Suara khas sang Mama begitu dominan di pendengaran Tanukala. Riuh piring dan alat makan disertai dengan suara orang-orang yang sepertinya tengah bergurau.

Detik kemudian suara derit pintu kamar Tanukala terdengar dibuka oleh seseorang. Derap langkah tergesa itu melangkah menghampirinya.

"Abang bangun!! Mobilnya udah siap!" Abel merangkak ke atas kasur lalu berusaha membangunkan Tanukala yang tertidur lelap dengan setelan jas hitam.

"Abang bangun! Nanti kalau Abang telat diomelin Bapak dosen loh!" Digerakkan oleh Abel pundak Tanukala.

Perlahan namun pasti, kedua kelopak mata cowok itu terbuka. Ia mengerjap perlahan berusaha menyeimbangkan pantulan sinar matahari yang masuk dari jendela kamarnya.

"Kemarin malam siapa ya yang heboh bilang nggak akan ketiduran pas pagi?" sindir gadis remaja yang kini sudah rapi mengenakan kebaya modern dengan rambut yang digerai.

Tanukala menguap seraya meregangkan tubuhnya yang terasa pegal seperti orang yang telah tidur selama berhari-hari. Kakinya bahkan terasa sedikit kaku.

"Ayo buruan bangun Abang Tanu yang ganteng rupawan!! Itu jas nya jadi lecek kannnnn...." Abel merengek.

Ia lantas menarik lengan Tanukala agar abangnya itu segera beranjak dari tempat tidur. Dengan lesu Tanukala bangkit dari kasur. Matanya terbelalak begitu melihat penampilannya yang ada di cermin full-body.

"Ini gue beneran? Kok bisa? Tapi kenapa kayak mimpi? Bentar... ini mimpi kan?" Tanukala bergumam dalam hati.

Cowok itu dengan enteng menampar pipinya. Suara nyaring tamparan tersebut bergema di dalam ruang kamar. Rasa panas disertai denyut pada pipinya membuat Tanukala meringis nyeri.

"Abang ini kenapa sih?! Kenapa coba tiba-tiba tampar diri sendiri?!" omel Abel seraya berkacak pinggang.

"Abel, ini Abang kenapa pakai setelan jas punya Papa? Ada acara apa? Nggak... Ini tahun berapa? Tanggal berapa? Bulan apa? Abel umurnya berapa?" tanya Tanukala tidak jelas, membuat gadis remaja di hadapannya berdecak sebal.

"Bisa nggak usah aneh dulu nggak? Abang hari ini mau wisuda Bang! Ayo cepet!!!" Abel menarik tangan Tanukala lalu membawanya melangkah keluar dari kamar.

Lembar Usang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang