Cinta Semesta 06

115 9 0
                                    

"Kita mungkin tidak hidup di masa lalu, tapi masa lalu hidup di dalam diri kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita mungkin tidak hidup di masa lalu, tapi masa lalu hidup di dalam diri kita."

- Samuel Pisar

Song recomendation - Don't Speak by No Doubt

***

Kedua kaki Dee terasa pegal setelah hampir setengah jam berkeliling. Galaxy rupanya jauh lebih luas dari yang pernah ia bayangkan. Gadis itu membawa tubuhnya duduk di sebuah kursi di bawah pohon rantai emas yang tengah lebat berbunga, menikmati semilir angin dan aroma tumbuhan di sekeliling.

Rasanya seperti mimpi, Dee masih tidak menyangka bahwa hari ini ia telah resmi menjadi salah satu siswa di sekolah elit yang biasanya hanya bisa ia pandangi gerbang megahnya dari jalanan ketika lewat, menggunakan seragam putih-steel blue yang menurut Dee sangat cantik sekali.

"Tinggalkan panti asuhan ini, Nak, pergilah  raih mimpimu, ikut dengan orang kaya itu."

Masih sangat jelas di telinga Dee suara bergetar milik ummi Rahma kala itu.

"Di sana impianmu akan terwujud dan sakitmu akan terobati."

Dengan segala pertimbangan, Dee pun memilih meninggalkan bangunan kumuh yang telah bertahun-tahun menjadi tempat tinggalnya itu, meninggalkan ummi Rahma dan teman-temannya di panti asuhan Dharma Budi. Pergi menumpangkan nasib kepada sepasang suami-istri murah hati yang menawarkan sebuah keluarga baru dan kehidupan baru yang kata mereka akan jauh lebih menyenangkan.

Dee tidak pernah tau dari rahim perempuan mana dia dilahirkan, ia juga tidak mengenal yang namanya kasih seorang ibu maupun sayang seorang ayah. Kehadiran Irfan dan Miranda kemudian seolah menjelma oasis di tengah gurun pasir yang tandus. Dee tidak lupa bagaimana perasaan menyenangkan yang membuncah di dadanya ketika kedua orang itu memeluk hangat tubuhnya yang ringkih.

"Mulai sekarang kami adalah orang tuamu."

"Ini papa dan ini mama."

Dee menyeka sudut matanya penuh haru kemudian mengukir sebuah senyum manis sambil memejamkan mata. Dalam hati ia berjanji akan menjadi anak yang berbakti bagi Irfan dan Miranda kelak suatu hari nanti.

"Ngapain senyum-senyum sendiri?"

Gadis itu menoleh ke arah datangnya suara dan menemukan Arsenio yang kini telah berdiri di dekatnya. "Sory lama, kantin lagi rame banget."

Dee menerima air mineral dingin yang diberikan oleh Arsenio. "Makasih, Kak," ucapnya.

"Jadi gimana Galaxy? Keren?"

Cowok itu ikut duduk dan mengamati wajah Dee dari samping.

"Keren, bagus banget," kata Dee ceria.

"Bagusan mana dari sekolah mu dulu?"

Cinta SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang