Cinta Semesta 21

107 14 10
                                    

 {I would go through all this pain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 {I would go through all this pain. Take a bullet straight through my brain. Yes, i would die for ya, baby. But you won't do the same}

Song Recomendation - Grenade by Bruno Mars

***

"Puas lo, hah!?" Bulan menatap nyalang sosok pucat yang berdiri dengan raut gemetar di hadapannya itu.

"PUAS LO SETELAH BERHASIL BIKIN SEMUA ORANG BERPALING DARI GUE?!"

"ITU KAN YANG LO MAU?!" Gadis itu memekik, tak kuasa menahan emosi, nafasnya memburu cepat tak beraturan.

"TERUS AJA GUNAIN PENYAKIT SIALAN LO ITU UNTUK NYARI ATENSI!!!"

Suasana di sepanjang koridor lantai tiga Galaxy yang semula damai sentosa berubah drastis karena teriakan Bulan. Para siswa yang awalnya berniat hendak ke kantin kini memilih untuk berkumpul dan menonton.

Dee yang menyadari dirinya menjadi titik fokus semua orang segera mengambil langkah mundur. Namun urung ketika sebuah jambakan sudah lebih dulu mendarat di kepalanya, menarik kuat menimbulkan sensasi perih yang luar biasa.

"Mau kemana?" desis Bulan. "Malu jadi tontonan?"

"Kak..." Dee meringis. "Kita bisa selesain masalah ini di rumah," katanya.

"Di rumah lo bilang?" Bulan mengeraskan jambakannya di rambut Dee hingga gadis cantik itu semakin mengerang kesakitan. "Lo sengaja pengen liat gue di hajar sama papa lagi gara-gara belain lo?"

"Iya?"

"ASAL LO TAU RUMAH ITU BUKAN LAGI RUMAH BUAT GUE SEMENJAK LO HADIR DI TENGAH-TENGAH KELUARGA GUE!!"

"LO MERUSAK SEGALANYA, LO BIKIN HIDUP GUE MAKIN BERANTAKAN!!"

Dee menggeleng samar, air mata mengalir deras membasahi pipinya yang terasa kebas.

Bulan melepas jambakannya dan beralih mendorong Dee sampai terjerambat di lantai. Dengan tatapan berkabut ia meraih sebuah tong sampah organik yang kebetulan berada di sana. Lalu, dengan begitu tega menuangkan seluruh isinya tepat di atas kepala Dee.

Tak cukup sampai disitu, Bulan juga menggunakan tong tersebut sebagai alat untuk memukuli tubuh ringkih milik Dee.

Semua yang menyaksikan adegan itu terperangah.

Hari ini Bulan benar-benar gelap mata. Dia tidak peduli dengan pandangan orang-orang terhadapnya. Rasa sakit dalam hatinya telah menguras habis seluruh waras dalam kepala.

Miranda dan Irfan yang melupakan hari ulang tahun Bulan dua hari lalu karena pergi bersama Dee, Arsenio yang meninggalkan Bulan sendirian di Literary Aura karena akan menemani Dee check-up ke rumah sakit. Kemudian, kado yang Bulan pikir akan diberikan Arsenio untuknya sebagai hadiah ulang tahun ternyata malah diberikan kepada Dee.

Cinta SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang