Cinta Semesta 11

85 8 4
                                    

"Dan, bagaimana jika bagimu mereka sangat berarti sedang bagi mereka kau tak berarti apa-apa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dan, bagaimana jika bagimu mereka sangat berarti sedang bagi mereka kau tak berarti apa-apa?"

Song recomendation - Matilda by Harry Styles

***

{Matilda, you talk of the pain like it's all alright. But I know that you feel like a piece of you's dead inside}

***

Hidup memang tidak selalu berjalan sesuai dengan yang diharapkan, terkadang ada beberapa hari dimana manusia dibuat terpontang-panting oleh kenyataan atau bahkan sampai dibikin remuk redam oleh luka yang sebenarnya belum tanggungan badan.

Seperti yang dialami Bulan akhir-akhir ini contohnya. Kehadiran Dee yang tiba-tiba saja masuk ke dalam hidupnya secara serampangan sungguh telah mengacaukan banyak hal.

Irfan dan Miranda semakin hari semakin keterlaluan. Keduanya sibuk menyanjung-nyanjung Dee sampai lupa dengan keberadaan putri kandung mereka sendiri.

Jika biasanya setiap kesalahan kecil yang dilakukan oleh Bulan selalu dikoreksi habis-habisan sekarang justru diabaikan dan dibiarkan begitu saja. Tidak ada lagi teguran, main tangan atau apapun.

Bulan kini seolah hanya bayang-bayang tanpa arti di kehidupan pasangan suami-istri itu.

"Ayo dimakan, jangan melamun terus!" tegur seseorang yang sedari tadi setia menemani Bulan menyantap sarapannya.

Lastri mengambilkan sepotong toast lagi, meski ia tau kalau Bulan tetap tidak akan menyentuhnya.

"Gak nafsu, Mbak."

Bulan mendorong piringnya menjauh, mukanya yang lesu menatap kosong meja makan.

"Papa sama mama pergi liburan ke mana?"

"Katanya, sih, abis dari Malang mau ke Lombok. Minggu depan baru pulang."

"Sama Dee, ya?"

"Iya."

Bulan semakin terhenyak sambil meremat jari-jemarinya.

"Sebenarnya kamu gak diajak atau memang tidak mau ikut?" selidik Lastri hati-hati, takut kalau perkataannya akan semakin memperburuk suasana hati Bulan.

"Aku aja tau mereka pergi baru pagi ini," jawab Bulan setelah meneguk sisa susu almond dalam gelas.

Mendengarnya membuat Lastri sampai urut dada. Bagaimana bisa Irfan dan Miranda sampai begitu tega.

Tak ingin sedihnya ditonton terlalu lama, Bulan segera bangkit dari tempat duduk lalu memakai sweater abu tua yang tadi ia bawa dari kamar.

"Mau ke mana, Lan?"

"Ke luar sebentar, Mbak, cari angin."

"Tapi ini makanannya belum dimakan."

"Nanti aja," saut Bulan seraya melangkah ke luar melewati partisi ruangan dapur.

Cinta SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang