"Suatu hari kita sama-sama memanjatkan doa di bawah basah air hujan. Hujannya berhenti, kita abadi. Semoga."
Song recomendation - Thinking Out Loud by Ed Sheeran
***
"Oke, class, today's lesson is over, don't forget to prepare yourself for next week ya! Tidak ada sistem remedial jadi tolong belajar dengan baik."
"Yes, Sir," jawab seisi ruangan serempak mengiringi kepergian sir Palevi-sang guru fisika dari kelas. Hampir tiga jam membahas konsep dan fenomena kuantum cukup menguras energi. Apa lagi, sir Palevi adalah tipe guru yang sangat serius dalam pembelajaran.
"Goddam." Bulan menghembuskan nafas lega bersamaan dengan tubuhnya yang merosot turun dan kepala yang kini telah mendarat sempurna di atas meja. "Kayaknya gue beneran salah jurusan, deh, Ar," keluh Bulan kepada chairmate tampannya yang hari ini tampak rapi dengan paduan vest cokelat tua sebagai outer. Sangat pas membingkai sepasang bahu bidangnya nan atletis.
"Lo udah bilang itu ratusan kali, Lan," jawab Arsenio. "You said its hard but you always do it well, buktinya bentar lagi kita kelas 12 dan ranking lo juga selalu bagus," lanjut cowok itu sambil mengemas buku dan alat tulis ke dalam tas ransel hitamnya.
"Kata lo sih iya bagus, tapi enggak buat papa dan mama." Bulan semakin menghenyak, membiarkan permukaan meja yang licin dan dingin itu bersentuhan dengan pipi sebelah kanannya. "Mereka mau gue dapet lebih, kalau bisa sempurna."
Ujian semester adalah salah satu hal yang paling ditakuti oleh Bulan. Masa dimana ia harus belajar mati-matian untuk mencapai target yang sampai kini belum juga kunjung tercapai, bahkan setelah sekian kali ujian semester ia jalani.
"Nobody's perfect, Lan, selama ini lo udah ngelakuin yang terbaik, kok. Ada ribuan siswa di sekolah ini dan kelas kita adalah penampung 30 orang siswa teratas, lo bisa sampai sini aja udah keren banget," lanjut Arsenio berusaha membesarkan hati sahabatnya itu. "Lagi pula, what's wrong with being third place in class when you can be number one in my heart?"
Sial. Titik lemahnya diserang.
Bulan paling tidak bisa jika kalimat manis dari mulut Arsenio sudah keluar. Seperti ada sesuatu yang menyentuh tepat di bagian paling inti dalam jiwanya, menimbulkan gelanyar menyenangkan yang kemudian menjelma rona merah muda alami pada kedua pipi.
"Shut up your fuckin mouth, gue lagi serius, Arsenio."
"Gue juga serius." Arsenio tergelak sebentar melihat wajah cemberut Bulan di sampingnya. "Lagian siapa coba yang bisa lo langkahi di kelas ini? Gue yang selalu mentok sebagai runner-up? atau GOAT-nya Galaxy?"
Bulan menelan ludah ketika arah telunjuk Arsenio membidik seorang siswa laki-laki berwajah kalem di sudut sana. Langit Andromeda namanya, penghuni setia kursi paling belakang namun pemegang tahta terdepan SMA Galaxy, orangnya pendiam tapi otaknya ribut, jarang bicara sekali bicara ucapannya teori semua. Jangan membayangkan bahwa Langit adalah cowok nerd jenius seperti yang kalian lihat di film-film.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Semesta
Teen Fiction"Pada akhirnya kita hanyalah kumpulan rasa-rasa tak berbalas, sungai-sungai yang tidak menemukan muaranya." Start: 13 Maret 2024 Finish: -