"Awal terburuk dari sebuah rasa sepi adalah ketika kamu perlahan mulai diabaikan, ditinggalkan lalu dilupakan."
Song recomendation - Astronaut by Simple Plan
***
Pagi masih muda, mentari baru saja menyembul di ufuk timur diantara awan yang kemerah-merahan, kuning dan putih. Siluet cahaya masuk menembus jendela kaca, kemudian berhenti sampai disitu, karena setelahnya ada kain gorden tebal yang menjuntai menjadi tabir.
Bulan terkantuk-kantuk bersandar di tempat tidur, seluruh persendiannya terasa ngilu dan pegal-pegal. Sesekali gadis itu menguap lelah, ia mengantuk tapi matanya tak bisa dipejamkan barang semenit pun.
"Kamu masih tidur?"
Suara Miranda berhasil mengalihkan atensi Bulan. Ia masuk kemudian duduk di kasur putrinya. Kedua netranya memendar ke segala arah memperhatikan keadaan di sekeliling. Lalu sebuah kernyitan tak nyaman tergambar jelas di wajahnya.
Buku pelajaran bergeletakan dimana-mana, beberapa helai pakaian berceceran di lantai, handuk serta bungkus makanan ringan di meja. "Udah kayak kapal pecah kamar mu," ujar Miranda geleng-geleng kepala.
Sementara Bulan hanya mengeluarkan gumaman tak jelas sebagai tanggapan. Ia tak beranjak dari posisinya, sengaja mengabaikan sang ibu dengan mulut yang dikatup rapat.
Melihat respon yang seperti itu, Miranda memilih untuk segera beralih ke topik inti. "Soal Dee kemaren ..." Wanita itu terdiam sebentar sebelum menyambung kalimatnya. "Jadi, papa dan mama memang telah mengadopsi dia beberapa waktu yang lalu."
Hening.
"Dari awal mama ingin memberi tahu kamu tapi belum ada timing yang tepat rasanya."
"Dee ini seorang anak yatim piatu yang tinggal di sebuah panti asuhan. Murid berprestasi yang terancam akan dikeluarkan dari sekolah karena kendala biaya. Selain itu ..." Miranda terbatuk yang membuat ucapannya kembali terjeda sekian detik. "Selain itu, dia juga penderita penyakit serius yang bisa meregang nyawanya kapan pun. Dee butuh berobat. Sementara kamu tau sendiri kehidupan di panti seperti apa-"
"Mama peduli?" sela Bulan.
"Siapa yang tidak peduli dengan anak seperti itu Bulan? Kasian dia!"
Kedua manik Bulan kini menyorot Miranda utuh-utuh. Seolah meminta lawan bicara untuk memahami apa yang tengah bergejolak dalam pikirnya.
"Mirisnya, mama dan papa justru lebih bisa peduli dan kasihan sama orang lain dibanding anak sendiri."
"Sampai sekarang kata-kata papa kemarin selau menghantui aku, Ma. Aku gak bisa tidur, aku gak selera makan dan aku gak bisa fokus ujian."
"Kepalaku sakit dan penuh dengan tanda tanya tentang kenapa kalian gak pernah puas dengan apa yang udah aku usahain mati-matian selama ini?"
Bulan menghela nafas, berat mulai menghimpit dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Semesta
Ficção Adolescente"Pada akhirnya kita hanyalah kumpulan rasa-rasa tak berbalas, sungai-sungai yang tidak menemukan muaranya." Start: 13 Maret 2024 Finish: -