16. Pisau Kesayangan

532 84 44
                                    

Assalamu'alaikum🌷

Sholawat Dulu Yukk
اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Note: Warning⚠️
Ambil baiknya dan buang buruknya!

Jangan lupa Votenya ☆
Dan Komennya ☞

"Nyatanya, manusia yang tidak bisa merasakan sakit memang benar adanya."

-Bumi Asy-Syam Zefantara

ਊ⁠ HAPPY READING ਊ⁠

Tawa laki-laki itu menggelegar. "Bagus, kamu harus ingat bahwa dia membuat kakak laki-laki Ayah meninggal, bukan dia juga tapi Ayah dari mereka juga terlibat."

Fazra menelengguk salivanya kasar. "Iy-iya Ayah."

"Fazra sepertinya tidak memiliki faktor ginetik dari saya," gumamnya.

"Faktor ginetik, maksud Ayah?"

Pria itu tersenyum. "Ah tidak, lupakan lah Ayah hanya bermonolog tidak jelas."

"Kamu ingat ini apa-" Ia menjeda kalimatnya, sembari menunjuk pisau tajam kepada Fazra- anaknya.

"Ing-ingat, itu pisau kesayangan Ayah," jawab Fazra cepat, dengan tubuh yang bergetar hebat.

"Bagus, pintar sekali anak Ayah!" seru pria itu.

"Sekarang ayo, ikut dengan Ayah." Ucapan itu seperti hipnotis bagi Fazra. Ia menurut, mengekori Ayahnya dari belakang.

~oOo~

Pesantren Darussyadah kini dihebohkan dengan sebuah adanya mayat entah mayat milik siapa, karena memang di pesantrennya tidak ada kehilangan seseorang.

Ilham yang melihat jasad dengan seksama langsung bertanya pada Fazra. "Zra, kira-kira ini jasad siapa ya?"

"Ngga tau, tapi kemarin waktu aku pulang ada orang yang cari orang hilang. Apa mungkin itu?"

"Wah, bisa jadi," sahut Ilham.

"Kasian ya?" Fazra mengangguk, memang kasihan. Dibunuh dan mengembalikannya dengan tidak wajar. Jari-jemarinya seperti dipotong menggunakan pisau daging lalu ada beberapa ukiran dengan huruf OOU.

Kepalanya juga sepertinya dihancurkan menggunakan palu, karena ada bekas palu yang masih terlihat.

Tak lama polisi datang, ia langsung memberikan garis kuning di tempat adanya mayat tersebut.

"Pak ini apakah ini pembunuh berencana?" tanya Hujan.

"Iya, sejauh ini dari yang kami lihat, korban memang sudah menjadi incaran karena ada beberapa bekas sayatan yang sudah mulai hilang dan ada juga yang masih kemarin," jelas polisi itu.

"Dan juga sepertinya ini dilakukan oleh dua orang atau lebih, karena si korban tidak akan seperti ini jika dilakukan oleh satu orang."

"Kira-kira bapak tau tidak, wajah korban ini?" Polisi itu menggeleng. "Wajahnya sudah hancur, kami tidak bisa menyimpulkan bahwa itu siapa."

"Mungkin pihak rumah sakit bisa, tapi sepertinya akan sulit," lanjutnya.

Hujan langsung mengambil handphone di jubahnya, untuk mengabari Tanah. Ia menelpon Tanah untuk menemaninya, karena akan dimintai keterangan oleh polisi atas keberadaan mayat tersebut.

TANAH SUCI (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang