42. Pengakuan Rabbit

55 17 20
                                    

Assalamu'alaikum🌷

⚠️⚠️⚠️💀WARNING!!!!!!💀⚠️⚠️⚠️
Aturan membaca!!!
1. Ambil baiknya buang buruknya 🤗
2. Ada kekerasan, harap bijak membaca.
3. No komen negatif⚠️
4. Kalo nggak komen, minimal vote.
5. Follow sebelum membaca.

"Salah dikit nanti kalian abadi, camkan itu!"

-Author   



"Seorang psycopath, itu buta akan hal
kebenaran."

• HAPPY READING •

Pintu itu terbuka, Tanah membulatkan matanya melihat kejadian yang akan dilakukan Rabbit.

"TUNGGU!" perintah Tanah dengan tegas.

Rabbit menghentikan gergaji mesin itu, sehingga ruangan itu hening.

"Jangan ya Om ya, jangan mati sebelum semuanya terbongkar," desus Harta.

Napas Tanah tersengal-sengal, jantung berdebar hebat, keringat dingin, muncul saat melihat gergaji itu.

Tenggara yang melihat Tanah seperti itu, ia langsung merampas gergaji mesin, lalu membuangnya ke sembarang arah.

"Sekarang ceritakan, alasan kamu seperti ini, Om!" bentak Tenggara.

"Om? oh pasti kalian sudah tau nama saya kan?" tanya Rabbit.

"Ya kami, sudah tahu!"

"Om, adalah Kyai Syam kan?" Mendengar itu seketika Langit dan Hawa kaget.

"Oh rupanya kalian sudah tahu, ya saya adalah Syam yang kalian kenal sebagai Kyai!" teriaknya. Ya Rabbit ini adalah Syam, Kyai yang kalian kenal!

"Pantas saja tidak pernah mengajar, mengaji, sholat, ngurusin pesantren, yang ngurusin pesantren malahan Uma, Abba hanya suka menghukum santri saja," celetuk Bumi dengan wajah lempeng, membuat Syam menoleh lalu berjalan menuju Bumi.

Lalu tanpa aba-aba Syam langsung mencekik leher Bumi. "Anak saya udah bisa menjawab ternyata, bagus, bagus. Perkembangan yang baik," katanya.

"Eh, Mo jangan kek gitu dong!" kesal Kalingga, ia mendorong Syam dengan keras.

"Mooooo nggak tuh," ledek Harta.

"Typo dikit nggak ngaruh, yang ngaruh ini nih pembunuhan!"

"Kalian tau alasan saya menjadi psycopath, hm?" tanya Syam, ia berdiri lalu membuka kostum itu.

Terbukalah kostum itu, menampilkan kaos putih Syam serta celana hitam. Saat membuka kostum, Langit baru percaya bahwa laki-laki kejam itu ternyata teman dekatnya.

"Yang pertama faktor ginetik dari kakek saya, yang kedua yaitu gara-gara kalian berdua!" teriak Syam, menunjuk Langit dan Laut dengan kedua tangannya.

"Gara-gara kita?" tanya Langit dan Laut bersamaan.

"IYA, AKU KEHILANGAN KEDUA ADIK SAYA! SYAH DAN FAZIA! MEREKA ADALAH KEDUA ADIK SAYA!"

"Saya sangat menyayangi mereka, tapi kenapa kalian lengah menjaganya?!"

Tanah ingin bicara namun, Syam kembali bersuara. "Cita-cita adik saya belum terwujud, tapi kenapa kalian lengah menjaganya sampai-sampai dibunuh oleh psikopat!"

"Om, dengarkan saya. Meninggal itu takdir Allah, sudah saatnya adik Om meninggal. Andai Om tahu, yang membunuh adik Om itu kakek Om sendiri," ujar Tanah, untung saja gergaji mesin itu telah dibuang oleh Tenggara jadi, Tanah bisa angkat bicara.

TANAH SUCI (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang