40. Cading

201 34 6
                                    

"Masuk ke dunia digital, adalah hal
yang tidak boleh dipermainkan.
Walau semua data terhapus, ataupun
foto-foto, itu bisa saja dipulihkan.
Jadi, berhati-hatilah dalam
menggunakan handphone dan
media sosial."

-Pangeran Tanah Shankara


Tiba-tiba, Hujan langsung menggebrak meja dengan keras dan suaranya menggema.

"Astaghfirullah, kenapa?"

"Aku udah tau_" Hujan menjeda kalimatnya.

"Tau apa?" tanya Tenggara.

"Tau, kata sandi hacker dulu," kata Hujan.

"Ah yang bener? alhamdulillah lah, kalo gitu," timpal Harta, lalu ia beranjak dari duduknya menghampiri Hujan.

"Mana kata sandinya?" Hujan menunjuk dengan tangannya ke layar komputer.

"Keren, aku dari tadi salah eh ini ternyata kata sandinya," kekeh Harta.

"Kok tau?" tanya Kalingga, menatap layar komputer yang digunakan Hujan.

"Tahu lah, ada kode-kodenya yang menampilkan database kata sandi seluruh pengguna aplikasi ZMW," jawabnya.

"Namanya pada bikin ketawa please, sampai ngik ngik!"
Harta tertawa melihat nama-nama para pengguna.

"Astaghfirullah, enggak boleh gitu," kata Tenggara.

Harta yang ditegur seperti itu, langsung diam. Menyumpal mulutnya dengan makanan.

Khafi menatap layar komputer milik Hujan, ia memicingkan matanya lalu beralih menatap Hujan. "Diajarin siapa? kok bisa," tanyanya.

"Gus Tanah, lah siapa lagi. Tapi menggunakan di komputer ini karena, komputer yang akan digunakan Tanah sedang eror," jelas Hujan.

"Buset, aku kira kamu!" desus Kalingga.

"Sekarang kita tinggal memulihkan postingan pesan yang Rabbit tulis," ujar Tanah, membuat mereka semua memijit pelipisnya.

Harta menarik rambutnya, merasa frustasi. "Gila, jadi detektif juga harus pintar mengotak-atik software," ujarnya.

Tanah menatap para anggotanya, anggota detektif. "Maka dari itu, ini kita kan menjadi detektif dadakan. Dari misi ini kita banyak belajarnya, yang enggak tahu masalah software jadi, tahu kan?" Mereka semua mengangguk, benar juga yang dikatakan oleh Tanah.

"Berarti ini kita mulai memulihkan pesan yang ditulis pada tahun 1998?" tanya Airlangga, ia sedari tadi diam karena membaca rancangan pencarian akun yang ditulis oleh Tanah.

Tanah yang mendengar itu, mengangguk. "Eh bukannya itu tahun lahirmu Ir?" tanya Harta.

Airlangga mengangguk. "Jangan Ir ngapa!" kesalnya, membuat Harta menyengir.

"Ya udah, kita mulai. Lebih cepat lebih baik, aku enggak sabar siapa pelakunya," kata Hujan. Mereka semua mengangguk kecuali Tanah, ia sedang mengotak-atik komputernya karena ketika ia memasuki kode HTML selalu eror.

Tanah memastikan kalimat, sebelum ia enter. Karena jika ia enter sudah tidak bisa di hapus. "Kan typo!" ujarnya, ia langsung menghapus, memang kalau ada kesalahan kode, tanda baca, elemen-elemen penting tidak dicantumkan, ataupun kesalahan kata, sistem tidak akan menerima.

TANAH SUCI (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang