"CIPA memang belum ada
obatnya, tapi percayalah ada
Allah penyembuhnya."-Matahari Novel Al-Biruni
BEBERAPA BULAN KEMUDIAN......
Ruangan nuansa putih emas, dengan ada dua sajadah pasangan berbentuk cinta tergelar. Dua sejoli ini sedang melaksanakan muroja'ah, siapa lagi kalo bukan Tanah dan Rain?Namun saat Tanah sedang asik menyimak istrinya, lampu tiba-tiba mati membuat Rain panik seketika, mereka berduapun langsung memberhentikan muroja'ahnya.
"Mas aku takut," ujar Rain.
"Astaghfirullah, bentar ya Mas ambil senter dulu," kata Tanah. Namun saat hendak berdiri tangan Tanah, ia cegat.
"Mas aku takut sendirian di sini," lontarnya lagi.
"Jangan takut ada Allah, ya?" ujar Tanah menyakinkan, membuat Rain melepaskan tangan Tanah, ia tersenyum dan langsung meraba sekeliling yang gelap itu.
Ia berjalan sembari memegangi tembok dan segera menuju ke nakas untuk mengambil handphone yang memang ia tarun di sana.
Saat fokus menyalakan flash, suara teriak dari istrinya menggema. Tanah langsung mengarahkan handphonenya ke arah posisi istrinya berada.
Betapa terkejutnya saat ada sosok kostum kelinci dengan banyak bercak darah di kostum itu. "TOLONG JANGAN SAKITI ISTRI SAYA!" teriak Tanah.
Laki-laki dengan kostum kelinci itu, menoleh ke belakang lalu ia berbalik badan ke menghadap Tanah.
Lalu ia mengeluarkan sebuah pisau tajam dari saku kostum tersebut dan menghadap kembali ke arah Rain, ia berjalan selangkah lebih dekat dengan Rain yang ketakutan.
Rabbit mengarahkan pisau itu tepat di depan perut buncitnya. Lalu Rabbit ancang-ancang, ia mengangkat pisaunya tinggi-tinggi untuk menusuk pisau itu ke perut buncit Rain supaya lebih dalam tusukannya.
Tubuh Rain bergetar hebat, begitupula dengan Tanah. Traumanya menyerang, ia memengangi kepalanya dan memukuli kepalanya. "Jangan sekarang! saya mohon!" erang Tanah.
Matanya menatap istrinya, apapun keadaannya ia harus menolong istrinya. Ia tak mau Anak dan Istrinya dibunuh psycopath itu.
Di balik kostum kelinci, Rabbit tersenyum penuh kemenangan seraya memperhatikan pisau tajam kesayangannya.
Jleb!
Darah segar muncrat, suara pisau bergesekan dengan organ-organ terdengar seperti asmr.
"Argh! tolong hentikan! asyadu-" Tanah terhentak, kalimat dua syahadatnya terpotong, saat Rabbit menyabut pisau itu. Ya benar Tanah yang telah melindungi Rain dan anak yang dikandungnya.
Tanah terkapar dengan mata yang terpejam namun, ia masih sadar. Perutnya terasa sakit, tapi jika ia melihat istrinya yang terluka itu akan jauh lebih sakit.
"Ck! mengganggu saja!" decaknya. Ia langsung menatap pisau yang sudah dilumuri darah lalu tanpa aba-aba lagi ia menusuk pisau itu ke Rain dan menariknya dengan keras sekuat tenaga.
Saat tersadar, ternyata yang ia tusuk bukan Rain tetapi Tanah. Ya, saat Tanah membuka matanya ia melihat Rabbit akan menusuk anak dan sang istri, iapun langsung beranjak dengan menahan rasa sakit.
Tertusuk dua kali membuat Tanah terkapar tak berdaya dihadapan Rain dan juga Rabbit. Tetapi tak berdaya bukan berarti tidak sadar, ia masih sadar hanya saja ia lamah sekarang.
Rabbit yang melihat itu langsung, mencekram tangan Rain. Namun entah mengapa tiba-tiba Rabbit langsung melepaskan dan berjalan keluar dari rumah.
Rain beralih menatap Tanah, ia langsung terisak menatap perut Tanah yang tertusuk dengan banyaknya darah segar.
KAMU SEDANG MEMBACA
TANAH SUCI (Revisi)
Gizem / GerilimGus muda mendadak jadi detektif? ya benar! Pangeran Tanah Shankara, seorang Gus muda yang mencari kasus kematian santrinya yang meninggal saat akad nikah dirinya dan Sucianika Rain Senjana Sastra Al-Hawa. Clue: Tanpa, melihat status. Semua yang memi...