26. Rain Panik

217 25 5
                                    

Assalamu'alaikum🌷

Sholawat Dulu Yukk
اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Note: Warning⚠️
Ambil baiknya dan buang buruknya!

Jangan lupa Votenya ☆
Dan Komennya ☞

ਊ⁠ HAPPY READING ਊ⁠

Bumi membuka dua surat dari dokter, surat yang memang sudah lama ia tidak buka.

Ia lupa memiliki penyakit alexithymia.

Surat yang mendiagnosis Bumi menderita CIPA dan alexithymia. CIPA diketahuinya saat umur 17 karena memang ia tidak mengetahui, itu saja jika tidak ada pengecekan penyakit di pesantrenya ia tidak akan pernah tahu. Tapi, jika alexithymia baru diagnosis 2 tahun yang lalu.

Tak lama surat itu Bumi tekuk dan ia taruhkan kembali di sela-sela rak buku.

Disisi lain Rain sedang dilanda kepanikan.

"Mas apa mau ke dokter aja? atau mau Rain panggilkan dokter?" tanya Rain.

"Panggilkan saja, saya gatal banget ini," jawabnya. Rain pun langsung menelepon Laut dan meminta Laut ke rumahnya dengan membawa dokter.

Ia mengusap-usap lembut lengan Tanah. "Mas mending buka aja jubahnya, itu pasti sakit kalau kena jubah itu," tawar Rain dan Tanah mengangguk.

Setelah mendapatkan persetujuan, Rain pun langsung melepaskan perlahan jubah Tanah dan sekarang menyisikan kaos putih serta sarung.

"Astaghfirullah Mas kok jadi kaya gini?" Pertanyaan itu terlontar saat melihat, tangan Tanah yang telah dipenuhi bulatan kuning.

Rain membuka akses sedikit sarung itu, dan benar di kakinya juga terdapat bulatan kuning dan ada yang bulatan hijau yang baru menetes.

"Kok jadi seperti ini ya Mas?" tanya Rain, Tanah hanya menggelengkan kepalanya, ia pasrah dengan penyakit yang ia alami sekarang.

~oOo~

Syam menatap tugu nama pesantren yang menjulang tinggi, ia menghela napasnya sebentar. "Lagi, lagi, dan lagi, Rabbit itu membunuh orang," ujarnya.

"Hobi psycopath kan emang gitu," sahut Zidan Biru Tenggara- Abi Matahari, sahabatnya Rain. Ya, Matahari Novel Al Biruni, gadis yang sekarang sedang mengabdi di pesantren Darussyadah.

"Menurut kalian Langit diapakan oleh Rabbit?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut Rasi Bintang- Abi Rintik. Rintikya Skyrinai, gadis yang menyantri di pesantren Al Hakam.

Mereka bertiga bersama Laut dan Langit, memang anggota inti X. Ada satu lagi saudara tiri Syam, yang memang dulunya tidak terlalu akrab dengan Syam.

Laut tadinya berkumpul di kediaman pesantren Al Barra Syam, namun entah kenapa Laut buru-buru untuk pulang.

"Hm, menurut saya palingan disiksa karena biasanya Rabbit itu mengembalikan sisa-sisanya, atau tubuh korban yang sudah tidak utuh," ujar Zidan.

Rasi berpikir sebentar. "Iya juga ya? kasian, kita tidak tahu dimana," celetuknya.

"Tempat Rabbit yang sering menyiksa para korban juga tidak jelas," kata Syam.

"Iya itu, katanya sih di hutan kosong gitu tapi tidak jelas di hutan mana." Kini Rasi menjawab sembari menyeruput kopi panas.

"Oh ya, hari ini ada acara kajian tidak?" tanya Zidan.

"Bentar saya cek dulu." Syam mengambil handphone lalu ia langsung mencari jadwal kajian yang ada di handphonenya. "Hm, tidak ada."

~oOo~

Laut kini bersama dokter Hasan- dokter kepercayaan keluarga Laut. Mereka sekarang berada di mobil dan akan menuju ke kediaman Langit yang di mana anaknya tinggal di sana.

"Jangan panik ya Pak Yai," kata Hasan membuat Laut menoleh lalu tersenyum dan mengangguk ringan dengan mata yang berkaca-kaca.

Jika ditanya Habba di mana, ia sedang berada di Kairo mendampingi santriwati yang sedang mengurusi surat-surat beasiswa untuk masuk ke universitas Al Azhar, dan baru saja berangkat kemarin malam.

"Hasan, saya sudah berdoa agar Tanah disembuhkan lewat perantaranya kamu. Jadi, kamu sebisa mungkin sembuhkan ya? walaupun saya belum lihat seperti apa keadaannya tapi, hati saya seperti ditusuk-tusuk, sangat sakit." Laut menepuk pundak Hasan, Hasan mengangguk.

"Nggih Pak Yai, in sya allah," jawabnya.

Beberapa menit kemudian, Laut dan Hasan telah sampai di pekarangan pesantren. Mereka berdua turun dan langsung menuju ke kediaman Tanah, melewati kediaman Langit

Yang memang ada dua tempat tinggal, yang satu untuk Langit dan keluarganya dan yang satunya untuk tinggal keluarga kecil Tanah.

Saat sampai di depan pintu kediaman Tanah, Laut langsung mengetuk pintu itu sembari mengucapkan salam, dan beberapa menit terdengar sahutan dari dalam.

Rain yang mendengar itu langsung membalas salam dan langsung membukakan pintu itu. Saat pintu terbuka Rain langsung menunduk dan langsung mempersilahkan mereka masuk.

Setelahnya mereka berdua mengekori Rain dan langsung memasuki kamar Tanah. Saat masuk, betapa terkejutnya Laut melihat keadaan Tanah, anaknya.

"Sayang, kamu habis minum kopi bubuk ya kan?" Tanah mengangguk kaku, bagaimana bisa Abinya tahu?

"Kok Abi tahu?"

"Abi semalam bermimpi, ada seseorang yang kasih bubuk beracun, mukanya tidak jelas tapi familiar dan bubuk itu dicampur dengan kopi bubukmu lalu kamu minum."

"Kamu masih ingat kan tafsir mimpi?" Tanah mengangguk.

"Setelahnya Abi bermimpi gigi Abi copot, dan kamu tahu kan artinya apa?"

"Iya Tanah tahu, kalo tidak kematian ya kesehatan orang yang kita sayang buruk," jawab Tanah.

"Iya benar dan ternyata kesehatan."

"Aku juga bermimpi Abi, sama seperti Abi," ujar Tanah.

"Oh ya?"

"Iya, pas minum itu Tanah disuruh milih mau yang beracun atau yang tidak beracun. Tapi, entah kenapa tangan Tanah kaku untuk memilih minum yang tidak beracun tersebut, akhirnya Tanah minum yang beracun."

"Astaghfirullah, kok bisa ya?"

"Ya udah kamu diperiksa dulu ya, nanti bicarakan lagi tentang seseorang yang agak familiar di mimpi itu," ujar Laut, ia langsung mundur dan Hasan mendekatkan tubuhnya ke Tanah yang sedang berbaring kaku.

Saat Tanah diperiksa, Laut keluar dan mendapati Rain yang sedang mempersiapkan minuman.

"Gimana Bi?"

"Tanah lagi diperiksa, tadi Abi berbincang sebentar tentang tafsir mimpi."

"Oh gitu, emangnya kalau boleh Rain tahu, Abi mimpi apa?" tanya Rain, ia penasaran.

"Abi mimpi, Tanah meminum bubuk beracun yang disedu dengan kopi sama bermimpi gigi Abi copot," terangnya.

"Kok bisa ya? Kenapa tidak di mimpi Mas Tanah?" tanyanya lagi.

"Dia juga bermimpi, sama seperti Abi," jawab Laut.

"Kok enggak cerita tentang mimpi itu ya?"

_______

Bersambung....

Mengingatkan sekali lagi Jangan Lupa Vote☆
Wassalamu'alaikum 🌷
Sampai bertemu kembali 🙌🏻

TANAH SUCI (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang