|9| Mulai Ketempelan Oline

563 66 0
                                    

Erine siaga satu. Dimanapun dan kapanpun. Pasalnya siluman mesum yang sempat bertindak kurang ajar kepada dirinya kini semakin brutal. Bukan brutal dalam arti yang sebenarnya. Hanya kemunculan Oline yang dadakan disekitar Erine membuat cewek itu was-was.

"Astagfirullah..." Erine membuang nafasnya kasar. Baru saja otaknya memerintah untuk waspada pengganggunya langsung muncul di depan mata.

Erine menarik napas dalam kemudian menghembuskannya pelan.

[Aaarghhh]

Dalam hitungan detik sikunya sudah mendarat di hidung Oline. Oline terperangah. Darah segar mengalir melewati bibirnya kemudian menetes ke tanah.

Erine melenggang pergi dengan buru-buru. Tanpa melirik apa lagi menoleh. Sejak kejadian di perpustakaan waktu itu Erine sudah membuat keputusan. Ia harus menjauh dari Oline bagaimanapun caranya.

Flasback

Erine sedang bersantai memilah-milah buku yang akan dipinjamnya. Saat dengan santai matanya berjelajah tiba-tiba saja ada dua tangan yang muncul disamping kanan dan kiri.

Erine terjebak.

Jika biasanya reflek Erine menyikut atau menendang, Kali ini untuk beberapa saat Erine membeku. Selain karena tempat umum, Erine juga tidak mungkin semberangan melayangkan kekerasan. Bagaimana jika itu temannya yang sedang iseng.

"Diem. Kalo kamu berani gerak bakal langsung gue peluk."

Erine terhenyak. Dia sangat ingat siapa pemilik suara ini.

Oline tersenyum miring. Siapa sangka gara-gara disuruh mencari buku tentang tokoh dan kemudian disuruh membuat biografi dirinya bertemu dengan ketua kedisiplinan yang menjadi orang paling diingatnya diseantero Bisallam.

"Mau apa?" Tanya Erine tertahan. Mencoba menahan emosi lebih tepatnya.

"Lo wangi ya..." Oline menarik napas dalam disamping kepala Erine. 

Erine terperangah, tangannya mengepal kuat.

"Minggir!!" Sentak Erine

Oline reflek menarik tangannya kemudian mundur. Melihat tatapan membunuh didepannya Oline langsung beranjak pergi dengan kilat.

End

Tak peduli jika sikutannya menyebabkan cowok itu harus masuk rumah sakit lagi. Salah siapa berani kurang ajar. Tak sengaja saja Erine ngamuk apalagi berani dengan sengaja. Jangan harap hidupnya tenang.

Oline diam. Tangannya mengusap darah yang masih dengan bebasnya mengalir. Belum juga berbicara Oline sudah mendapat hadiah seperti ini bagaimana jika melakukan lebih. Oline bergidik. 

Padahal dia hanya melakukan hal sepele, muncul tiba-tiba dibelakang Erine, tapi cewek itu benar-benar kejam. Untung saja waktu iseng diperpustakaan tempo hari, reflek Oline cepat. Jika tidak mungkin nasibnya lebih parah dari ini.

==

"Hai cewek bar-bar..."

Erine berjingkit kaget saat tiba-tiba ada seseorang yang berdiri di depannya. Kepalanya terangkat pelan meninggalkan deretan kata yang sedang dibacanya. Saat mengkonfirmasi tebakan siapa orang yang menyapa, Erine kembali menunduk. Melanjutkan kegiatan membaca. Sekaligus juga enggan meladeni makhluk siluman satu ini.

"Udah bar-bar cuek lagi, tapi point plusnya pipinya mulus..."

Erine cukup geram dengan kelakuan makhluk satu ini. Bagaimana tidak, Erine berusaha susah payah melupakan kejadian itu, malah sekarang dibahas secara terang-terangan. Kurangkah pelajaran yang Erine berikan waktu itu?

Dia! Adalah Ujian  ||Orine|| SELESAI||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang