Oline, Regie dan Mada kompak membolos di semua kegiatan Bisallam pada hari minggu ini. Dikepalai oleh Oline mereka kompak tidak hadir di kegiatan pengajian gabungan yayasan.
Pokoknya Oline yang bertanggung jawab, paksa Mada dan Regie karena Oline yang mencetuskan ide. Oline masa bodo. Siapapun yang berniat menghukumnya hari ini, dia siap menantang untuk by one.
Gak tau apa, aset depan belakangnya butuh perawatan intensif untuk perawata. Alias intirahat.
Setelah dihukum kemarin bukannya kapok mereka justru memilih mogok kegiatan. Kurang hukumannya? Tentu saja tidak. Hanya saja mereka merasa dilecehkan atas hukuman yang mereka terima kemarin. Apalagi jika mengingat pesan terakhir Erine sebelum mereka akhirnya tidak lagi dikejar-kejar dan dipukuli bokongnya.
“Kalian boleh kok… Setelah ini lapor ke orang tua kalian atau siapapun itu jika kalian tidak terima.” Erine tersenyum miring. “Silahkan melaporkan jika kalian merasa mendapat kekerasan fisik atau kalian menganggapnya pembullyan. Lapor aja gak apa-apa kalau kalian merasa ini tidak adil.”
“Sumpah gak enak banget semalaman tidur tengkurap gini,” Komentar Regie dengan wajah kuyu khas bangun tidur, padahal ini sudah tengah hari.
Masih dengan posisi yang sama, tidur tengkurep Oline meolah ke kasur Mada. Yang di atasnya bukan hanya ada Mada tapi juga Regie. Anak jangkung itu dari kemarin mengungsi disini.
“Iya lagi. Tapi cuman posisi ini yang bisa buat pantat kita gak nyut-nyutan.” Mada menimpali. Wajahnya memelas merenungi betapa pantatnya terasa nyeri saat dibuat bergerak.
“Lagian mereka dapat ide dari mana sih ngehukum dengan cara kayak kemarin! Dibuat bonyok dimuka masih mending. Lah ini! Mau ngeluh kan malu!!” Regie mendengus membayangkan dirinya ngadu ke orang tuanya. Pasti bukan dikasihani atau di bela diri nya pasti malah di tertawakan. Yakali preman tukang berantem dipukul bokongnya.
Mada mengangguk menyetujui. “Lin… Diem bae lo! Kenapa?”
Oline mendelik “Gue lagi mikirin cara buat balas dendam!” Dengusnya kemudian membenamkan wajahnya ke bantal. Dongkol dia. Belum pernah seumur-umur diperlakukan dengan cara seperti kemarin. Tega sekali si Erine-Erine itu.
==
"Haii Kimmy,” Sapa Regie
Kimmy menaikkan sebelah alisnya, memberi atensi.
Regie memberanikan diri berdiri mendekat dengan jarak aman dengan bangku yang Kimmy duduki. Mereka kini ada di taman bunga yayasan. Tempat umum.
“Kita damai yuk,” Ajak Regie dengan ekspresi berbinar.
Kimmy mengernyit “Sejak kapan kita musuhan?” Tanyanya bingung. Kimmy merasa dia selama ini tidak memiliki musuh.
“Gak musuhan juga sih,” Regie nyengir “Tapi kamu merasa gak sih, kalau ketemu aku berasa lihat musuh bebuyutan.” Cicit Regie agak takut. “Aku mau kita damai, yang kalo ketemu biasa aja gitu,”
Regie tadi malam lewat tidur ala kadarnya mulai memikirkan nasib percintaannya yang tak kunjung ada kemajuan.
Dirinya sadar tidak bisa mengikuti jejak keberanian Oline yang kadang lewat dari akal sehat. Jadi Regie memutuskan untuk mencoba berteman dengan damai dan mulai melanjutkan pdkt.
Kimmy menutup bukunya memberi perhatian penuh ke cowok jangkung di depannya. Kimmy mendongak menelisik. Dia gak seperti Erine yang ogah banget berurusan sama cowok. Dia biasa aja. Kalo ada perlu, gak masalah berinteraksi kalo gak ada perlu, ya udah.
Tapiiiii…. Dia gak suka hidup ribet. Gak suka hidupnya di rusuhin. Gak suka hidupnya di susahin.
“Duduk.” Tunjuk Kimmy pada bangku di seberang meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia! Adalah Ujian ||Orine|| SELESAI||
FanficTidak membuat masalah, bukan berarti terhindar dari masalah. Masalah lebih sering datang saat-saat... Saat-saat siempu hidup lagi pengen santai. Erine memiliki jalan hidup yang lurus meski tak semulus aspal, tapi tidak terjal. Sayangnya jalan lurusn...