Atas dasar persahabatan yang baru-baru ini terjalin. Atas dasar rasa peduli karena senasib. Atas dasar kasihan melihat Oline yang semalaman tidak tidur sama sekali dan hari ini loyo lunglai karena si Erine-Erine itu tidak ditemukan dimanapun.
Disinilah Regie akhirnya berada.
Di samping Kimmy yang berada di ruang perpustakaan. Regie ada di pojok, tepat disamping Kimmy. tidak duduk di kursi karena jika dirinya duduk di kursi dengan postur gapuranya itu, dia sangat yakin dirinya akan terlihat oleh anak lain maupun penjaga perpustakaan.
Regie bertumpu pada kedua lututnya, menongolkan kepalanya diantara meja baca dan kursi. Untungnya dibarisan yang Kimmy tempati tidak ada orang lain.
By the way ruang baca perpus juga dipisah antara cewek dan cowok. Ruang bacanya pun tipe yang tertutup kanan kirinya. Mirip-mirip di warnet.
Kimmy bersedekap menatap tajam Regie. Merasa aneh. Kimmy tidak tau dan tidak sadar makhluk badan bongsor ini muncul dari mana. Tiba-tiba aja ada di sebelahnya.
"Kamu ngapain?! Jangan bikin ulah kayak temenmu!!" Hardik Kimmy tajam. Kemudian celingukan menatap sekitar. kalo-kalo ada yang memperhatikan mereka. Perkara Oline aja belum mereda masa harus ketiban masalah lain.
Regie menatap memelas kemudian meneguk ludahnya kasar. Baru juga muncul sudah dihakimi macam ini. bagaimana kalau dia bertingkah seperti Oline. Bisa-bisa dirinya diarak keliling yayasan.
Regie menggaruk lehernya "Gak bikin ulah kok," Cicitnya pelan.
"Terus??! Ngapain disini? Taukan ini ruang khusus cewek!"
Regie meringis memamerkan deretan gigi putihnya, kemudian mengangguk. Kalo dirinya gak tau ini ruang baca khusus cewek ngapain dia sembunyi-sembunyi. "Mau nanyain soal Erine aja,"
Kimmy memicing tajam
"Bentar...Bentar... Bentar...." Melihat dan merasakan hawa-hawa yang sepertinya tidak baik Regie menyela. "Gue... Eh aku... eh" Regie mengusap wajahnya kasar. Ada apasih dengan dirinya. Herannya. Gini aja kok gagu. Celanya pada diri sendiri.
"Ini menyampaikan pesan Oline aja." Leganya... Ujar Regie dalam hati melihat tatapan Kimmy yang agak bersahabat. Meskipun masih agak menakutkan. "Atas peristiwa kemarin. Oline pengen tau keadaan Erine, temen kamu.."
"Kenapa dia gak nanya sendiri?" tanya Kimmy dingin. "Dia yang bikin ulah!"
Regie menatap Kimmy cepat. Ya dirinya lah yang gak rela. Oline gak harus interaksi dengan Kimmy secara langsung. Oline itu terlalu berani. Regie gak mau ambil resiko.
Melihat medan pertempuran yang sepertinya tidak kondusif Regie mencoba memberanikan diri menatap Kimmy langsung.
"Oline sudah keliling satu yayasan tapi gak nemu Erine. Chat atau telponnya juga gak ada yang dapat balasan."
"Ya iyalah anaknya aja lagi dihukum."
"Hah! Dihukum apa?"
"R A H A S I A"
Bahu Regie merosot. "Kimmm" Panggilnya mesra
Kimmy mendelik kemudian menggeser tubuhnya menberi jarak yang lebih banyak. "Apasihhhh!! Gak usah sok akrab gitu!"
Regie jadi ingat nasihat Oline. 'Cewek tuh kalo kita semakin berani, mereka juga bakalan melemah. Kalo kita setengah-setengah dikiranya kita itu gak berani. Coba aja deketin ugal-ugalan nanti anaknya juga luluh.'
"By the way kenapa chat ku gak pernah dibalas?" Tanya Regie berpindah haluan. Walaupun ini bukan bagian dari tujuan awalnya. Anggap saja sekali dayung gak nyampe-nyampe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia! Adalah Ujian ||Orine|| SELESAI||
FanfictionTidak membuat masalah, bukan berarti terhindar dari masalah. Masalah lebih sering datang saat-saat... Saat-saat siempu hidup lagi pengen santai. Erine memiliki jalan hidup yang lurus meski tak semulus aspal, tapi tidak terjal. Sayangnya jalan lurusn...