|32|| Camer

512 93 17
                                    


"Kamu kenapa sih Rin, kok kayaknya resah banget?"
Bisik Delyn yang mulai jengah melihat Erine duduk gak tenang.

"Ini perasaan aku aja atau emang belajarnya lama banget??" Erine balik berbisik

"15 menit juga selesai. Mau ngapain sih??"

"Mama aku dilobi."

"Hah!! Tante Cynthia kesini?"

Erine mengangguk sambil merhatiin guru didepan.

"Tumben, mau ngapain??"

"Inget gak yang aku cerita kalau aku ketemu sama tante aku waktu keluar kota sama Oline," Delyn balas ngangguk.

"Tante aku kayaknya cerita macam-macam deh, makanya mama kesini."

"Waduh!! Gak apa-apa itu nanti?"

"Mudahan doain aja." Pasrah Erine.

Bell berakhirnya pembelajaran akhirnya berbunyi, "Deluan ya," Erine langsung ngibrit keluar kelas.

.

.

.

.

Tanpa kembali ke asrama atau berganti pakaian Erine langsung menemui mamanya di lobi yayasan. Untung hari ini pembelajaran gak sampe sore, jadi mamanya gak sampe lumutan nungguin.

“Sudah selesai belajarnya?” Tanya Cynthia saat Erine salim dan duduk disofa sebelahnya.

“Sudah ma, sudah pada balik ke asrama semua tuh.”

“Mama pengen tau soal apa sampai nyusul kesini?” Erine memicingkan mata, menatap curiga.

“Mama kangen kamu lah,”

Erine cemberut sambil mengejek mamanya “Gak mungkin kalo cuman kangen doang. Aku bukan anak kecil yang bisa mama kibulin.”

“Heh… Ngomongnya emang mama pernah ngibulin kamu?”

“Ini nih… Mama tuh jadi rese kalau penasaran sama sesuatu.”

Cynthia tertawa ringan melihat anaknya yang semakin cemberut.

“Mama boleh ketemu Oline?”

“Maaaaaa…. Mau ngapain????” Erine merengek siap nangis. “Mama gak pengen basa-basi apa gitu dulu. Setidaknya menyenangkan anak mama dulu,” Erine masih cemberut

“Kok kamu takut gitu?? Jangan-jangan yang diomongin tante kamu bener ya..." Cynthia menatap Erine curiga. "Lagian kan kamu tadi yang minta mama buat jujur. Gimana sih kamu?”

“Ya gak gitu juga sih... Tapi aneh kalo tiba-tiba mama ngajak ketemu Oline. Mama kan juga gak kenal sama Oline.”

“Makanya mau kenalan.”

Erine mendesah. Ada sesuatu yang harus dia luruskan terlebih dahulu.

“Ma serius, tante cerita apa?” Erine juga jadi penasaran, kira-kira ada cerita yang ditambah-tambahin atau nggak.

“Tante kamu bilang, kamu pergi keluar kota sama cowok. Hanya berdua. Daannnnn kata tante kamu juga, cowok yang pergi sama kamu itu anak pindahan dari Jakarta yang belum lama pindah kesini.”

“Itu aja???”

Cynthia menggeleng “Dia bilang dari gerak-gerik kalian sepertinya kalian ada hubungan lebih dari sekedar teman.”

Erine memijat pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut.

“Reaksi papa gimana ma?”

“Ya tipikal papa kamu, dia otomatis gak setuju kalau itu beneran terjadi.”

Dia! Adalah Ujian  ||Orine|| SELESAI||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang