|23| Dapat Cobaan Malah Dicobain!

538 82 25
                                    

Setelah banyak pertimbangan Kimmy membawa Regie ke ruang BKS di ruangan Erine. Soalnya...anaknya gak mau di bawa ke UKS, takut ketahuan petugas kesehatan kalo lagi babak belur.

Memang sih urusannya nanti jadi panjang. Otomatis Regie bakal diinterogasi apa penyebab dia punya banyak luka macam itu. Terus ujung-ujungnya bakal diselidiki, habislah kalau sampai ketahuan mereka berkelahi, lagi!

"Duduk!"

Regie nurut. Pasalnya dari rooftop tadi sampai dengan sekarang ekspresi cewek yang sering buat dia susah mikir gara-gara gesrek ini lempeng banget. Datar aja gitu gak ada ekspresi lain. Buat Regie makin dag dig dug ser.

"Harus banget ya babak belur gini?" Kimmy membuka kotak P3K kemudian menarik kursi duduk di depan Regie.

Regie masih diem. Bingung dia mau jawab apa. Gak harus sih, cuman ya gimana ya... Regie menggaruk kepalanya bingung. Kalo boleh milih ya dia milih gak babak belur lah...

"Kenapa diem?" Kimmy melirik tajam

Regie nyengir dengan ekspresi bersalah "Merekanya keroyokan, gimana gak babak belur coba," Jawab Regie dengan wajah memelas. Lebih mirip anak kecil yang habis berkelahi terus ngadu ke ibunya.

"Katanya kalian preman Jakarta. Masa gitu aja kalah! Minimal kalau harus berantem yang menang lah."

Kimmy mulai mengolesi kapas di tangannya dengan alkohol. Perih-perih situ. Biar kapok juga. Cicitnya dalam hati. Salah siapa luka bukannya dibersihkan malah didiamkan aja.

Regie mengerjap. Agak kaget dengan respon yang diterimanya. "Kamu gak marah?" tanya Regie pelan

Kimmy mendelik, menatap tajam "Kamu gak lihat? Apa aku kelihatan bahagia sentosa damai sejahtera?"

Regie menelan ludahnya kasar. Salah mulu perasaan. Batinnya mengeluh.

"Maksud aku, kamu gak marah aku berantem?" Ulang Regie

Kimmy mendesah "Percuma juga marah-marah gak kamu dengerin~"

"Aku dengerin Kimmy." Potong Regie cepat. Dia benar-benar mendengarkan nasehat cewek ini kok buat berubah. Cuman yang tadi malam itu terpaksa aja. Buktinya selama ini dirinya sudah menjadi anak yang lebih baik. Tentu, sebelum insiden Oline menggalau yang apa-apa disambar sama tu bocah.

"Aku terpaksa tadi malam kelahi. Kalau aku gak ikutan, Oline bakalan tambah babak belur, koma bisa-bisa itu anak," Regie lanjut curhat

Kimmy menarik dagu Regie ke arahnya, menahannya dengan tangan kiri "Aku tau. Kamu kan sudah bilang di chat. Untuk kali ini aku maklumi. Makanya tadi aku bilang, minimal kalau harus berantem ya yang menang, jangan sampai luka-luka kaya gini," Omel Kimmy sembari tangan kanan nya membersihkan luka-luka Regie.

Regie tersenyum. Kebahagian yang muncul seolah-olah membuat semuanya menjadi indah. Dia bahkan gak ngerasa sakit saat luka-lukanya di toel-toel Kimmy tanpa belas kasihan.

"Kimmy kamu cantik," Regie menatap dalam Kimmy yang masih dengan serius mengobati luka-lukanya. Jarang-jarang ini anak berani natap dalam gitu.

"Udah dari lahir." Cuek Kimmy sambil mulai menutupi luka Regie dengan plester

Regie mengangguk-angguk setuju. Coba dia kenal Kimmy waktu ini anak baru lahir. Pasti sekarang sudah bisa dia miliki seutuhnya.

"Kimmy... Kapan-kapan jalan yuk," Ajak Regie masih dengan tatapan yang sama. Malah makin berbinar tatapannya.

"Seolah-olah kamu bisa keluar dari sini!" Kimmy memutar matanya malas. Cewek ini benar-benar tidak terganggu dengan cara Regie menatapnya.

"Bulan depan ada acara pameran kan di taman kota?"

Dia! Adalah Ujian  ||Orine|| SELESAI||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang