|33|| Kalut - Resah - Takut

513 90 21
                                    

===

“Regie.”

Regie yang lagi rebahan santai dibelakang sekolah menoleh mendengar seruan namanya. Saat tahu siapa yang memanggil dia kembali rebahan menatap langit sore.

“Saya perlu ngomong,”

“Ngomong aja, siapa yang ngelarang.” Acuh Regie masih dengan posisi menatap langit.

“Saya mau kamu gak ikut pertandingan basket untuk selanjutnya,”

Regie bangun dengan malas kemudian memberi tatapan acuh ke Daez. Anak basket yang belum lama ini dikenalnya.

“Dari semua orang yang ada di tim, harusnya itu lo yang gak ikut.”

“Regie saya serius!”

Regie mendengus tak terima “Lo punya masalah apa sih Ez? Jelas-jelas berkat gue sama Oline tim basket sekolah bisa maju ke babak selanjutnya!” 

“Kamu akhir-akhir ini sering ketemuan diam-diam dengan Kimmy kan!”

Regie menatap Daez dengan tatapan menyelidik. Ternyata apa yang dia rasakan beberapa hari ini benar adanya. Beberapa hari belakangan Regie memang merasa ada yang memperhatikan diam-diam, tapi karena tak menemukan kejanggalan yang berarti dia mengabaikannya.

Nalurinya tidak salah, hanya saja dia yang ceroboh.

“Apa urusannya sama lo?” Regie tak berniat mengelak. Toh gak mungkin Daez bertanya jika bocah ini tidak tau apa-apa atau hanya sekedar menebak.

“Saya juga merupakan anggota kedisiplinan di sekolah ini jika kamu lupa.”

“Lo ada lihat gue ketemu Kimmy diam-diam?”

“Saya gak akan ngomong tanpa bukti Regie!!”

“Jadi lo punya bukti??”

“Autentik. Saya pastikan.”

Daez tersenyum tipis. “Dan untuk mengingatkan, Kimmy juga anggota kedisiplinan sekolah. Jika dewan tau apa yang Kimmy lakukan, menurut kamu apa hukuman yang bakalan dia terima? Tentu lebih dari anak yang biasa kan!!"

“Ez, ini urusan kita kan!! Gak usah bawa-bawa orang lain.”

“Jadi kamu setuju?” 

Regie mendengus, keluar dari basket selamanya pun tidak masalah untuknya. Tapi dia keburu janji ke bocah Larry itu kalau dia bakalan menyelesaikan pertandingan sampai akhir. Dan itu juga janji dia ke Kimmy. Belum lagi urusannya nanti ke Oline.

Tapi Regie juga bisa bawa Kimmy dalam masalah.

“Kalau gue setuju apa masalah ini selesai? Lo gak akan ngancam-ngancam tentang hal yang sama untuk hal yang lain kan!?” 

Regie memastikan. Tak mau hal yang sama digunakan untuk mengancamnya lagi tentang hal yang lain. Jika masalah ini terkuak, pasalnya bukan hanya dirinya yang akan dalam masalah.

“Tergantung dari kelakuan kamu!!”

“Maksud lo!!”

“Menjauh dari basket!! Jangan pernah ikut campur lagi!!”

Regie diam. Mengutuk dalam kepalanya segala hal buruk untuk bocah di depannya.

“Regie, saya tidak pernah main-main dengan ucapan saya. Jika teman kamu saja bisa saya buat keluar, tentu gak sulit untuk melakukan hal yang sama ke kamu ataupun Kimmy!”

Regie mengernyit, mencoba mencerna apa yang barusan didengarnya.

“Maksud lo Mada!!” Intonasi Regie mulai meninggi.

Dia! Adalah Ujian  ||Orine|| SELESAI||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang