Erine, Kimmy sama Delyn sengaja mampir nonton latihan basket sore ini. Mereka habis dari ruang utama yayasan sih sebenarnya, karena melewati lapangan jadi sekalian mampir aja.
Biasanya walaupun lewat-lewat puluhan kali juga gak pernah mampir, Delyn sih ngajakin tapi Erinenya gak pernah mau. Bukan hobi dia ngeliatin tingkah polah anak cowok apapun kegiatannya. Eneg aja gitu.
Tapi… Sekarang agak beda.
“Hai Rin,” Sapa Levin, padahal Erinenya lagi merhatiin gerak-gerik Oline yang kelihatan lincah banget bareng Regie menguasai permainan. Walaupun dia sama sekali gak tau bentuk polah main basket. Pokoknya kalau bola masuk ring berarti point. Itu aja yang dia tau.
“Hai,” Sapa balik Erine sekedarnya.
Levin emang lagi gak main di lapangan, baru diganti dia. Jadi istirahat.
“Tumben kesini Rin,”
“Numpang lewat aja,”
“Kamu dari mana.”
Erine menunjuk dengan dagunya kalau dia dari gedung sebelah.
“Kalau mau nonton, duduk di sana aja, lebih deket juga.” Tawar Levin sambil nunjuk kursi tunggu yang gak jauh dari lapangan.
Erine geser posisinya jadi mepet banget ke Kimmy, gak nyaman dia sama Levin yang tiba-tiba berdiri lebih dekat. “Eh gak usah.”
“Kamu gak main Vin?” Tanya Kimmy basa-basi, tau dia temannya gak merasa nyaman, jadi mencoba mengalihkan fokus Levin.
“Main kok, lagi gantian aja,”
Regie yang sedang asyik mendribel bola gak sengaja lihat dari ujung matanya, interaksi yang terlihat agak intens empat orang diujung sana.
Dia merenggut kemudian melempar bola ke ring langsung. Padahal Oline lagi nungguin operan Regie.
“Gie apa-apaan sih!!” Ucap Oline tak terima. Hari ini mereka memang lagi latihan kekompakan operan tim, bukan tembakan tiga angka. Mau fokus membangun chemistry, soalnya mainnya masih acak-acakan.
“Liat tuh,” Bisik Regie saat berada di dekat.
“Apa?” Bingung Oline
“Pinggir lapangan sebelah kanan.” Bisik Regie lagi. Dia gak mungkin terang-terangan nunjuk pake tangan kan. Karena walaupun dia gak suka lihat interaksi itu, dia masih ingat batasannya.
Kalau sampai ada bisik-bisik gak jelas, bisa bahaya. Dia gak mau menimbulkan gosip yang gak bermutu yang nantinya malah ngacauin kedekatannya dengan Kimmy yang sembunyi-sembunyi ini.
“Eh mau kemana?” Regie menarik tangan Oline, saat cowok itu udah keliatan banget dari mukanya gak suka..
“Nyamperin Lah!”
“Jangan ngaco!!!”
“Gue cemburu, lagian itu Erine keliatan banget gak nyamannya.”
“Gue tau lo cemburu. Tapi jangan libatkan cewek lo dalam masalah yang gak perlu.” Regie memperingatkan.
“Tap~”
“Lo lupa pesan Erine?”
“Inget sih! Tapi kan!”
“Lo mau gara-gara hal sepele gak bisa nahan cemburu Erine jadi jaga jarak? Inget gosip kedekatan kalian tuh udah nyebar. Jangan sampai urusannya ke pengurus yayasan deh Lin. Lo juga yang rugi. Kasian Erine juga.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia! Adalah Ujian ||Orine|| SELESAI||
FanfictionTidak membuat masalah, bukan berarti terhindar dari masalah. Masalah lebih sering datang saat-saat... Saat-saat siempu hidup lagi pengen santai. Erine memiliki jalan hidup yang lurus meski tak semulus aspal, tapi tidak terjal. Sayangnya jalan lurusn...