|34|| Nano-Nano

471 89 28
                                    


Ujian tengah semester telah usai. Sisanya berkegiatan seperti sekolah pada umumnya yaitu classmet. Ada juga beberapa yang sibuk memperbaiki nilai yang kurang alias remedial.

Namun ada beberapa anak yang disibukkan dengan hal lain. Erine contohnya, dia hari ini tiba-tiba dipanggil biat ke ruang pembina kedisiplinan.

“Kakak manggil aku?”

“Iya, masuk Rin,”

“Ada apa kak?” Tanya Erine saat sudah duduk

“Kita langsung aja ya…”

Erine mengangguk ragu,

“Selama ini kakak abaikan gosip yang beredar di kalangan siswa tentang kedekatan kamu sama Oline. Kakak berfikir, wajar kalian ada kedekatan lebih karena bagaimanapun kamu ditunjuk sebagai penanggung jawab oline saat ini.”

Bahu Erine merosot saat mendengar penuturan pembina kedisiplinan. Masalah yang dihadapinya ini seolah tanpa ujung. Satu dan lainnya datang secara bergantian, membuat kacau pikirannya.

“Tapi minggu lalu kakak kaget saat melihat interaksi kamu sama Oline. Kedekatan kalian bukan lagi kedekatan antara penanggung jawab dan siswanya tapi lebih dari itu,”

Erine meneguk ludahnya susah payah. Tenggorokannya terasa kering. Setelah tantenya, kemudian Levin, Lalu papanya dan sekarang pembina kedisiplinan. Serangan bertubi-tubi ini membuatnya tidak berdaya.

“Mau menjelaskan sesuatu?” 

Aldo menatap Erine penuh pengertian. Dia sudah lama mengenal Erine. Tidak hanya satu atau dua bulan. Selama ini rekam jejak anak didiknya ini bagus dan tanpa celah. Itulah kenapa dia juga terpilih sebagai ketua badan kedisiplinan siswa.

Oleh karenanya Aldo memberikan kesempatan lebih, jika Erine ingin menyanggah. Atau membuktikan bahwa kecurigaannya tidak benar.

“Kak Aldo… Aku sama Oline mungkin terlihat dekat bagi orang lain, tapi kami tidak memiliki hubungan apa-apa.”

“Tapi kalian HTS?”

Erine menggeleng lemah, dia tidak tahu bagaimana harus menjelaskan. Dia juga tidak mungkin mengatakan bahwa perasaannya telah terlibat. Aturan disini jelas dan dia tau itu.

“Ayo kita buat ini mudah untuk kita berdua. Berhubung kamu disini juga hanya tinggal beberapa bulan lagi kan!”

“Maksud kakak?”

“Gini…. Kakak beri kamu kesempatan sekali, karena bagi kakak kamu adalah murid yang baik. Banyak membantu meringankan tugas-tugas pembina kedisiplinan juga.” Aldo tersenyum ringan penuh pengertian.

“Tapi kesempatan ini hanya berlaku sekali, tidak untuk kedua kali.”

“Kesempatan apa yang kakak maksud?”

“Terserah gimana kamu menanggapinya, yang pasti jika kakak masih melihat kedekatan kalian yang gak wajar maka kakak akan membahas masalah ini ke rapat dewan kedisiplinan yayasan.” Tegas Aldo 

“Kejadian hari-hari kemarin sebelum hari ini, termasuk kejadian minggu lalu yang kakak lihat, kita anggap gak terjadi. Bagaimana?” Tanya Aldo.

Erine diam. Dia masih berusaha mencerna apa yang barusan didengarnya.

“Kamu itu tonggak ukur dan penegak hukum perpanjangan dari kami, lantas apa kata yang lain jika seseorang yang bertanggung jawab atas itu melanggar aturannya sendiri. Disini kakak juga sudah berfikir panjang, jika dewan tau… Kita sama-sama tahu kan masalahnya akan seperti apa?”

Erine mengangguk lemah

“Kakak kasih kamu kesempatan sekali, walaupun ini sebenarnya juga gak adil untuk yang lain, tapi kakak berani ambil resiko. Karena itu kamu. Seseorang yang sudah kakak percaya.”

Dia! Adalah Ujian  ||Orine|| SELESAI||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang