Ini bab menjelang akhir. Satu bab lagi tamat..........
Sudah lima menit Delyn berdiri diam di belakangnya, memperhatikan punggung kokoh itu bergerak acak terlihat tak tenang. Awalnya Delyn memang ragu memenuhi undangan nekatnya agar datang ke tempat ini.
Namun rasa penasarannya lebih dulu membawa langkah kakinya bergerak daripada logikanya untuk mencegah
"Lar."
Larry langsung menoleh, terlihat senyum penuh kelegaannya menyambut kedatangan Delyn tapi wajah tegangannya tak tertutupi sepenuhnya.
Dia sudah was-was bahwa gadis ini tidak akan datang.
"Bukah kah ini terlalu nekat?"
"Del,"
"Kalau kita sampai ketahuan ketemuan diam-diam seperti ini kita bisa dapat hukuman berat, bahkan aku gak tau apa yang bakal ~"
"Del sorry! Tapi aku perlu ngomong penting sama kamu!"
Delyn jelas melihat keseriusan dari tatapan Larry, membuatnya tak mampu untuk menolak.
"Kamu taukan kita gak mungkin bisa ngomong berdua kayak gini kalau di siang hari, dewan kedisiplinan lagi gencar-gencarnya melakukan razia. Dan gak mungkin ada cara lain selain ketemuan diam-diam kayak gini Del!"
"Tapi Lar, ini terlalu~"
"Aku tahu, bahkan aku bisa lebih nekat kalau itu meyangkut kamu Delyn!" Tegasnya tanpa ragu
Delyn langsung diam saat ucapannya dipotong. Dia mengalah. Jika diteruskan perdebatan ini tak akan selesai. Tak menampik hatinya was-was. Semenjak kemarin, semenjak foto Erine dan Oline tersebar petugas kedisiplinan yayasan memang memperketat penjagaannya.
Larry membuang napas kasarnya beberapa kali. Mereka tak saling berhadapan, hanya sama-sama memandang ke arah kolam.
"Aku harus gimana Del supaya kamu mau jujur sama perasaan kamu sendiri, kenapa kamu selalu bohong! Padahal semua sudah jelas bahwa kamu juga punya rasa yang sama seperti apa yang aku rasain!" Larry menghela nafas, rasa hatinya benar-benar rumit.
"Kenapa kamu akhir-akhir ini malah menjauh? Hilang kabar sama sekali. Benar-benar menghindari aku. Dan gimana bisa kamu bilang kalau kamu gak punya perasaan ke aku?"
Delyn memejamkan mata saat melihat Larry mengusap kasar wajahnya nampak frustasi. Ini sangat tidak mudah untuknya juga! Saling kagum, saling suka, terus apa??
Jika orang tua dari lelaki ini yang melarangnya untuk dekat. Dia bahkan diminta berjanji untuk menjauhi, apa yqng bisa dia lakuka jika seperti itu??
Sekitar satu minggu setelah libur hubungan Delyn dan Larry tampak biasa-biasa saja. Kedekatan keduanya memang tidak sedekat Oline dan Erine maupun Regie dan Kimmy.
Larry bukan manusia nekat tak tau diri yang setiap ingin bertemu langsung menghampiri Delyn. Dia akan memikirkan banyak hal sebelum akhirnya mengajak ketemuan. Dan tentu mencari tempat dan waktu yang masuk akal. Perpustakaan misalnya.
Namun seiring berjalannya waktu Delyn mulai menyadari bahwa Larry dengan perlahan sedikit menjauh. Interaksi lewat ponsel yang semakin berkurang, ajakan bertemu yang sangat jarang terjadi.
Delyn tidak pernah menanyakan alasannya karena apa? Karena sejatinya mereka tidak memiliki status yang mengikat. Kedekatan pun tampaknya masih berada di garis tipis sebagai teman namun dengan rasa. Tidak lebih dari itu.
Sisi positif Delyn mencoba tak mempermasalahkan, mungkin Larry ingin konsentrasi dalam belajar. Toh mereka memang lagi gencar-gencarnya belajar serius.
Hingga ada suatu waktu, nomor asing menghubunginya. Saat Delyn menjawab panggilan itu, perempuan itu mengatakan bahwa dia adalah ibu Larry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia! Adalah Ujian ||Orine|| SELESAI||
Hayran KurguTidak membuat masalah, bukan berarti terhindar dari masalah. Masalah lebih sering datang saat-saat... Saat-saat siempu hidup lagi pengen santai. Erine memiliki jalan hidup yang lurus meski tak semulus aspal, tapi tidak terjal. Sayangnya jalan lurusn...