|47|| Memaafkan Itu Anugerah [Tamat]

452 44 18
                                    


Bab Akhirrrrrrrr.....

....

Erine dan Oline keluar ruangan seperti yang diperintahkan. Menunggu dalam hening dengan perasaan tak menentu.

"Ayo ikut aku," Ajak Erine

"Mau kemana?"

"UKS, luka kamu harus diobati dulu."

"Ini gak apa-apa kok," Oline mengusap wajah dengan lengan bajunya.

Bukan tanpa alasan di tak mau ke UKS, ruang UKS itu ada di gedung sekolah. Walaupun saat ini sudah memasuki hari tenang, siswa-siswi masih banyak yang berkeliaran di lingkungan sekolah, taman, maupun koridor. Tak banyak anak yang betah berdiam diri dikamar.

Karena itu, jika mereka ke UKS mau tidak mau pasti ada bertemu dengan anak lain, Oline malas mendengar bisik-bisik namun terdengar sampai ke telinganya itu.

Bukan apa, tapi isi pembicaraan anak-anak itu selalu memojokan Erine, menghina gadisnya, bahkan ada yang mencemooh.

"Gak apa-apa gimana? Jelas-jelas bibir kamu luka, ini juga biru," Erine mengusap pelan pipi Oline. "Belum lagi kaki kamu Oline," Erine kembali berkaca-kaca, gambarang kejadian tadi kembali terbayang jelas.

Oline langsung memejamkan mata, menikmati rasa.

"Heiii... Aku gak apa-apa beneran," kekehnya

Erine cuma bisa natap sambil berdecak, "Ya udah tunggu sini,"

"Kamu mau kemana?"

"Cari kompresan,"

"Gah usah Erine. Kamu gak usah kemana-mana,"

"Kenapa?"

"Gak... Gak apa-apa. Kita disini aja, nunggu orang tua kita keluar. Ini aku minta tolong ke Regie buat bawain kompresan ke sini. Gak usah kemana-mana ya.." Pinta Oline.

.

.

===

"Errriiinneeeeeeee"

Keempatnya berpelukan erat. Mengerubungi satu sama lain, seolah tak mau pisah. Mereka secara bersama menginjakkan kaki disini. Tumbuh menjadi remaja bersama. Hingga beranjak dewasa bersama juga.

Meski perpisahan ini singkat karena mereka telah memutuskan untuk kuliah di kampus yang sama nantinya, jika takdir tidak berubah tapi tetap saja, rasanya pahit. Seharusnya mereka bisa bersama mengakhiri semua dengan cara yang baik disini. Meninggalkan kenangan terakhir dengan senyuman, namun jalan itu pada akhirnya harus berbeda.

"Janjinya nanti kita kuliah di kampus yang sama," Ucap Delyn dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.

"Iya Rin. Kita berempat harus kuliah bareng nanti," Lanna ikut menimpali

"Rin sekali lagi aku minta maaf ya~"

"Kimmmmm udah."Erine memotong ucapan Kimmy. "Kamu gak salah disini. Memangs udah jalannya gitu, oke. Jangan terus ngerasa bersalah."

Keempatnya kembali berpelukan erat.

"Baik-baik ya kalian disini. Jangan buat kesalahan seperti yang aku lakuin. Waktunya sebentar lagi aja, habis itu bebas. Nikmati semuanya dengan senang-senang."

Delyn cemberut air matanya pada akhirnya luruh juga.

"Ini beneran kita gak boleh nganterin ke gerbang?" Tanya Lanna

Erine menggeleng sambil tersenyum. "Secara kasar, aku itu hitungannya dikeluarkan. Kompensasi itu ada karena ujian. Jadi kepergian aku seharusnya diam-diam." Sekali lagi Erine memberikan pengertian.

Dia! Adalah Ujian  ||Orine|| SELESAI||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang