11. [saturday drip]

1.5K 161 5
                                    

"ngga mungkin. ngga ngga ngga mungkin. ngga mungkin. pasti gue salah denger. ngga mungkin" Naya menggeleng gelengkan kepalanya di depan cermin yang ada di apartemennya. Ia menggelengkan kepala keras keras mengingat ucapan Nakula yang membuatnya terngiang ngiang.

"ngga mungkin dia naksir upik abu kaya gue. Ngga ngga. Pasti dia salah naksir kayanya. pasti. ngga mungkin dia naksir gue aishhhh tau gitu gue ngga main api sama dia" Naya mengacak rambutnya hingga sekarang serupa dengan singa di padang pasir.

"udah belum Nay? kayanya stress amat dah" julia yang berada di depan pintu kamar sambil memakan keripik kentang kemasan. "diem. Gue lagi panik tau" Ujarnya sambil menatap cermin. Ia meraba wajahnya. Nakula tuh liat dirinya cantik tuh darimana???

"Lo kenapa lagi coba dari tadi ngaca bolak balik nyampe tuh rambut sama sapu ijuk kaga ada bedanya" sophie keluar dari kamar mandi mengomentari sahabatnya yang malam ini entah kenapa 'kumat'

Naya menghela napas. Ia membanting tubuhnya di kasur kemudian melihat ke arah dua sahabatnya. Julia yang tengah memakan kripik sambil menonton aplikasi video di ponselnya dan sophie yang tengah memotong kukunya.

"kalau menurut kalian gue jadian lagi atau naksir cowo lagi setelah empat hari lalu gue putus. gimana?"

"ya ngga papa. bagus dong move on nya cepet apalagi ditinggal karena selingkuh yang selingkuhnya gara gara ga dikasih jatah nganu" sophie menjawab apa adanya. ia masih menunduk sambil memotong kuku kakinya.

"kalo lo?"

Julia mengangkat bahu. "ngapain mikirin mantan? udah bagus diputusin ngga jadi beban" Jawabnya apa adanya. "emang lo naksir sama siapa?"

"ada yang confess ke gue kalau dia kemarin cemburu" naya membuat pengakuan. "hm, siapa?"

"Nakula. Nakula Atmadja" Naya meringis ketika suasana di sekitarnya berubah menjadi hening.

"siapa?" Sophie sampai mendongak, memastikan ia tidak salah mendengar ucapan Naya.

"iya gue tau ini ngga mungkin menjurus mustahil, tapi gue emang lagi deket sama Nakula Atmadja" aku Naya.

"Nakula yang itu kan? Nakula si bujangan paling dicari?"

Naya mengangkat wajahnya, rambutnya nampak kusut dengan raut wajah yang tak kalah kusutnya dengan wajah. "iya. Iya nakula yang itu. iya nakula yang lo sebut bujangan paling dicari. iya. nakula yang itu"

"damn, Nay. Lo dapet jackpot sih ini. Ibaratnya lo ngelepas ikan mujaer dapet ikan tuna montok Nay. beneran" Lia berujar sambil menatap naya dengan shock.

"ngga gitu juga sih perumpaannya anjing" sophie menyahut. ia meletakkan gunting kukunya kemudian duduk mendekat ke arah dua temannya yang ada di kasur. "tapi kalau gue jadi lo ya nay, gue bakal ambil Nakula sih daripada si Reno. Ya siapa juga yang bisa nolak yang terhormat Nakula Atmadja demi orang yang ngewe sama tante tante? kali ini gue setuju sama si jule"

Naya kemudian menatap kedua temannya. "terus apa yang bakal gue bilang ke orang-orang kalau kok tiba tiba gue bisa jadian sama nakula padahal belum ada seminggu putus sama Reno?"

Sophie mengangkat bahu. "Nakula bisa lah ngasih alasan. lo ngga usah mikir terlalu jauh. Dah sekarang mending lo mandi, kita have fun ngga usah mikirin cowo"

***

"karena gue baru putus, kali ini gue yang bayarin" Naya langsur berujar kepada kedua temannya yang langsung dibalas dengan sorakan.

"akhirnya terbebas dari hubungan yang ngga ada jelasnya itu ya, Nay. Sekali lagi gue ucapin selamat" Sophie menuang whiskey ke dalam gelas. mereka bertiga bersulang. "kali ini merayakan putusnya Naya, Cheers?"

"Cheers"

Naya tertawa sebelum meneguk dengan habis whiskey yang ada di gelasnya. ia kemudian tertawa mendengar obrolan dari teman temannya.

"Nakula ada disini, Nay. Di kursi pojok sama temen temennya" julia berbisik kepada Naya. Naya menoleh ke arah Nakula yang ditunjuk oleh Julia dengan dagunya.

pria itu duduk dengan kaki tersilang gagah di kursinya. Tangan kiri memegang rokok yang asapnya masih menyala. Dia masih memakai setelan miliknya, sepertinya masalah yang harus mereka selesaikan internal cukup membuat Nakula sampai memakai setelannya hingga malam ini.

Nakula mengangkat tangan kanan yang memegang gelas kaca ke arah Naya. Naya membalasnya dengan senyuman sebelum meneguk kembali whiskey yang baru ia tuang.

"gila, matanya ngeliatin lo mulu" Julia berkomentar. Naya mengangkat bahu. "Aneh kali baju gue" Naya menjawab asal. Sebenarnya ia tidak memakai baju yang terlalu aneh. Malam ini ia memakai dress yang cukup pendek tanpa lengan berwarna biru tua dengan belahan dada yang cukup rendah serta rambut yangia letakkan ke satu sisi menunjukkan kesan dewasa dan seksi dari dirinya.

"gue mau ke dancefloor. Join kaga?" Naya bertanya. Suara khas yang dikeluarkan oleh DJ mulai terdengar, perlahan lautan manusia terbentuk dan berkerumun di lantai dansa.

"join dong. eh bentar gue kesana dulu" sophie melipir sementara naya menatap julie. julie mengangkat ponselnya. "gue disini bentar nanti gabung sama lo"

"ya udah gue kesana duluan ya" Naya meneguk tegukan whiskey terakhirnya. Kepalanya sedikit berputar ketika dia melangkah diakibatkan kadar alkohol yang cukup tinggi. Dengan sepatu setinggi 15 cm yang membuat proporsi tubuhnya semakin sempurna, Naya tidak menyadari kalau dia menjadi pusat perhatian.

Dia tidak menyadari bagaimana langkah demi langkahnya ditunggu oleh pria pria di lantai dansa, siapa yang berhasil membawa nya pulang adalah suatu tropi yang bukan rahasia lagi di kalangan pria. Namun naya tetaplah naya. Dia tidak menyadari semuanya. Dia menari di lantai desa mengabaikan tatapan haus dari mereka yang berusaha mendekat ke arahnya.

Naya semakin menggila ketika malam semakin larut. Pusing di kepalanya akibat alkohol serta dentuman music yang terdengar memekakan telinga membuat naya bergoyang semakin panas pada malam hari ini.

Ia bukannya tidak menyadari kalau beberapa kali tubuhnya disenggol oleh orang orang yang ada di belakangnya yang berusaha mendekat kepada dirinya. Namun dia tidak peduli dengan itu. Ia lebih memilih untuk melangkah menjauh selangkah demi selangkah.

langkahnya berhenti ketika tubuhnya menabrak sebuah badan yang terlampau keras. Aroma parfum ini begitu familiar di hidungnya hingga membuatnya menoleh.

Karena sepatu milik naya yang terlampau tinggi, ia bisa melihat siapa yang ada di belakangnya tanpa perlu mendongak. Benar, Nakula ada di belakangnya. Mengamankan dirinya dari pria pria yang mencoba menyentuhnya dengan cara melingkarkan lengannya di perut naya.

"Nakula?" bisik Naya.

nakula menoleh ke arah nya. "keep moving, pretty. you look sexy tonight" bisiknya sambil mencium bahu naya.

Merasa dirinya aman, Naya kembali menari dengan tangan Nakula melingkar di pinggangnya, ia merasa aman karena ada seseorang yang menjaganya untuk tidak terbangun di ranjang orang.

oh atau mungkin ranjangnya dengan nakula?

-----

jangan lupa untuk tinggalkan jejak disini ya bestie! thank you for reading💗

NAKULATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang