69. family means

1.1K 136 12
                                    

"orangnya ada di dalam" nakula yang tengah terduduk dengan kedua tangan terlipat menoleh ke arah sadewa yang menghampirinya. adik tirinya itu memasukkan kedua tangannya dan menunjuk sebuah ruangan.

nakula bangkit dengan mengeraskan rahang serta mengepalkan tangannya. emosinya meledak ledak. ia baru saja mengantar sukma kembali ke rumah setelah memeriksa putrinya. untungnya tidak terjadi apapun dengan sukma dan jani selain jani yang pipis di celana. kedua anak itu malah berpetualang dengan bangganya padahal orang tuanya kelimpungan setengah mati.

ya untungnya dengan ide luar biasa dari sukma, mereka bisa kabur tanpa disadari oleh penculiknya.

"mas yudhis lagi ngurus akarnya. dia sengaja ngebiarin lo yang ngurus ini" dewa membukakan pintu, membiarkan nakula masuk ke dalam ruangan yang begitu sempit dengan hanya ada sebuah lampu lima watt yang menerangi.

enam orang pria berdiri setengah menggantung dengan tali yang terikat dengan atap. nakula bisa melihat pergelangan tangan mereka memerah bahkan ada yang sudah berdarah.

memang sadewa atmadja tidak terkalahkan.

"gue langsung aja. gue ngga pernah peduli apa yang kalian lakuin ke gue. tapi kalian udah berani-beraninya nyentuh istri apalagi sampai nekat nyakitin anak gue. jangan nyuruh gue berhenti" geram nakula. ia mengambil sesuatu di balik pakaiannya. sebuah desert eagle yang tersembunyi. Benda yang tidak pernah ia keluarkan dari persembunyiannya ketika ada sukma maupun lingga. bahkan naya pun tidak tahu kalau dia memiliki benda ini.

"siapa yang berani mukul anak gue?" ia mengangkat benda berwarna hitam di tangannya. sadewa yang ada di balik tubuhnya berdecih sambil bersandar di dinding. "ngga bakal ada yang ngaku mas, habisin aja satu-satu"  ia menghasut kakak lelakinya yang sedang emosi.

hei, jangan salahkan sadewa. nakula itu tampak keren sekarang. memakai kaus polos berwarna biru muda, celana jeans, serta tangan yang siap membidik senapan dengan daya ledak luar biasa. oh, sadewa meyakini kalau mereka akan mati dengan satu tembakan saja.

sadewa memejamkan matanya terkejut ketika nakula menembak pria yang memukul sukma tepat di punggung tangannya. "ARGHHHH BUNUH GUE SEKALIAN" teriaknya ketika satu tangannya terkena ledakan senjata milik nakula. nakula berdecih. "tembakan ketiga"

ketika ia mulai membidik tepat di kepala pria yang meronta kesakitan, memastikan tembakannya tidak meleset. Ketika ia hendak menarik trigger yang ada di genggamannya, ponselnya berbunyi.

ia menurunkan tangan kirinya untuk melihat siapa yang menelepon. rupanya naya yang menghubungi dirinya. "halo kenapa, nay?"

"yayah? yayah kok beyum puyang?" suara sukma terdengar antusias. genggamannya pada desert eagle milikinya menjadi lebih erat membayangkan bagaimana bisa anak seceria sukma harus dipukul. nakula bahkan tidak pernah membentak sukma dan lingga.

"sebentar lagi ayah pulang. ayah lagi ketemu om jahat. cece mau ayah apain om jahat ini? om yang udah pukul cece"

terdengar hening sebentar. "yayah puyang aja hoaaam. cece syudah ngantuk. ibu yagi nen dedek. cece sudah cape sekayi. yayah pasti juga cape"

"sebentar lagi ayah pulang. biar ayah pukul om nya ya karena om itu udah pukul cece"

"yayah cece oyang baik. yayah puyang aja. nggak papa. cece baik baik saja. yayah kan bukan oyang jahat" sangat murni, omongan sukma membuat genggaman nya melemas. suara sukma membuat semua emosinya hilang entah kemana.

"iya. ayah pulang sekarang. cece baik baik sama ibu ya? cece mau ayah beliin apa?"

"ndak usah yayah--hoaaam. cece dah ngantuk. cece mau ngucapin seyamat mayam soalnya nanti cece pasti dah bobok kalau yayah datang. seyamat mayam, yayah"

NAKULATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang