60. [someone]

881 103 4
                                    

"gimana dedek sehat?" nakula menjemput istrinya yang baru periksa kehamilan. Kandungan istrinya sekarang menginjak usia bulan ke tujuh dan sejauh ini, kehamilan naya tidak neko-neko. Nakula sangat berterima kasih kepada bayi laki-lakinya yang tidak merepotkan ibunya karena ibunya harus menjaga sukma yang semakin hari semakin aktif. 

"dedek sehat, agak lebih aktif dari sebelumnya karena dia laki-laki. berat badannya normal, tekanan darahku normal, ibu dan dedek sehat semua sejauh ini kecuali sekarang lapar aja, yah" ujar naya dengan gurauan di akhir. Nakula tertawa. "oh iya, ini tadi aku beli cheesecake. mungkin bisa ganjel perut kamu sampai rumah nanti"

"thank you, suami. let me give you kisses" nakula memiringkan kepala membiarkan istrinya mengecup bibirnya sekilas. "sama sama, sayang. udah dimakan"

mereka rencananya hendak  belanja mingguan karena suaminya besok bekerja dan bahan masakan di rumah sudah habis. mereka akan menjemput sukma terlebih dahulu sebelum bersama sama ke supermarket.  "kamu flight jam berapa besok?"

"jam 7 an sih, semoga ngga delay deh soalnya cuaca lagi buruk gini" nakula berkomentar sembari melihat cuaca yang belakangan berubah menjadi tidak menentu. "semoga deh, yah. ngeri kemarin aku liat banyak pesawat yang gagal landing"

"semoga cuacanya bisa diajak kerja sama jadi aku bisa kerja tepat waktu dan pulang juga tepat waktu" nakula menjawab apa adanya agar istrinya tidak khawatir walau dia tau kalau dia bisa menangani semua masalah yang terjadi.

"aku jemput sukma sebentar. kamu tunggu disini" nakula keluar dari mobil. karena cuaca sedang panas-panasnya, ia tidak tega mengizinkan naya untuk menjemput sukma sehingga mau tidak mau dia sendiri yang keluar dan menjemput sukma.

"eh anak ibu kenapa nangis?" naya menoleh ke arah sukma yang sepertinya baru menangis. sukma tengah didudukkan di carseat miliknya. "dia lupa taruh sepatunya. terus kesal dan badmood juga tadi kebangun gara gara temennya ribut" nakula mengusap rambut sukma.

"ibu bawa cookies nya sukma. sukma mau?" naya mengeluarkan kotak kecil yang berisi cookies yang ia buat sengaja untuk sukma dengan memperhatikan kandungan gizi. menjadi seorang ibu membuatnya harus belajar tentang resep-resep masakan yang sukma-friendly karena tau sendiri selera makan sukma tidak berbeda jauh dengan sang ayah.

jika ayahnya apa saja dimakan namun porsinya sangat sedikit, sukma bisa makan dengan lahap tapi hanya beberapa makanan. bahkan beberapa kali eksperimen makanan untuk sukma gagal dan berujung dilepeh oleh anaknya. apakah naya sakit hati? oh tidak. ia sadar betul kalau sukma tengah mengeksplor rasa sesuai dengan lidahnya yang membuat harapan naya pupus memiliki anak doyan makan.

"mawuu" sukma bersorak dengan suara habis menangisnya. "hari ini cuma dua ya. mau dimakan semua sekarang apa nanti setelah mam siang?" naya memberikan sepotong cookies untuk sukma yang dibalas anggukan lucu dari putri sulungnya.

"sukma mau up papa atau naik trolli" naya menggelengkan kepala membiarkan suaminya mengurus sukma sementara dia melihat lihat ikan dan beberapa daging yang tidak jauh dari keberadaan mereka.

"yayah, itannn" sukma yang tengah berjalan di depan akuarium yang terdapat ikan gurame tengah berenang. "ce, ngapain kamu ce?" ayahnya yang berdiri bingung melihat anaknya tengah berjongkok di depan akuarium.

"itan besayy" tunjuknya ke arah ikan gurame. "iya itu ikan gurame besar. cece mau ikan?" nakula bertanya kepada sukma.

"hidup?"

"ngga hidup dong ce, kan nanti dibikin ikan kuah kuning sama ibu" dahi sukma mengkerut. "om wa?"

"om dewa ngga punya ikan ce di rumah, besok kita cari ikan hias buat cece ya" naya yang mendengar percakapan ayah dan anak langsung menyahut.  "boyeh?"

NAKULATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang