54. [tamu tak diundang)

965 104 11
                                    

hamil kedua benar benar berbeda dengan kehamilan pertama. Sungguh.

nakula merasa aneh dengan istrinya yang sekarang kandungannya sudah menyentuh minggu kedelapan namun dia masih tetap segar bugar seolah tidak ada bayi lain di perutnya. Tidak seperti hamil sukma yang kalian tau sendiri bagaimana, kehamilan kedua naya benar benar santai.

"ibu nggak kepengen apa-apa?" nakula bertanya kepada istrinya yang tengah duduk memakan smoothie miliknya. keduanya tengah menunggu sukma selesai pre-school karena hari ini sukma ada kegiatan.

"kalau kepengen kepiting, gimana?" naya bertanya sambil menoleh. nakula menganggukan kepala. "boleh, nanti sekalian sama sukma kalau sukma selesai"

sukma, gadis kecil dengan rambut yang sekarang tengah senang dikuncir layaknya antena semut oleh ibunya. Sukma sekarang memang naya masukkan ke pre-school atas persetujuan ayah sukma berharap sukma mendapat teman yang lebih nyata daripada 'kakak' dan 'teman' lainnya.

hari pertama sukma masuk pre-school wah ramainya luar biasa. Seluruh om nya hadir untuk menghadiri hari pertama sukma membuat orang tua lainnya sedikit kikuk bagaimana tidak, pandhawa ada di depan mata mereka dengan formasi yang lengkap.

ngomong-ngomong soal pandhawa, yang akan menikah terlebih dahulu adalah sadewa. iya, setelah berdebat dengan dua saudaranya yang lain, sadewa akhirnya mendapat kesempatan pertama untuk menikah dan disusul seminggu kemudian oleh yudhistira.

arjuna akhirnya memilih menunda pernikahan mereka karena ada dokumen yang belum selesai mereka urus.

sadewa dan yudhistira sudah membooking venue di salah satu pantai yang letaknya di pulau bali, dengan jarak seminggu itu, naya bisa mengajak sukma liburan dan ini akan menjadi kali pertama sukma naik pesawat.

"IBUUU" sukma berlari dari ruang kelas menghampiri ibu dan ayahnya yang tengah duduk. ia anak yang berani, bahkan miss nya memuji keberanian sukma yang hari pertama saja tanpa menangis.

mungkin ia sungkan dengan para omnya kali ya?

"halo anak ibu, sudah main sama teman-temannya?" naya mengambil tisu kemudian menyeka pelan keringat sukma. sukma mengangguk. "mam ibu"

"iya, yuk, mam. sukma masih kuat jalan atau mau gendong ayah?" tawar nakula. ia sendiri kasian karena kaki kecil sukma sudah dipakai untuk beraktivitas seharian.

sukma dengan senang hati mengangkat tangannya. "up, yayah"

nakula dengan mudah membawa sukma ke dalam gendongannya. ia terbiasa menggendong ibu sukma dan kini tidak merasakan apapun ketika menggendong sukma. "ibu mau mam kepiting, sukma suka?"

sukma memiringkan kepalanya, melihat sang ayah tidak mengerti. "sukma belum pernah kayanya, yah. nanti kita coba ya" naya berujar sambil membawa tas pororo milik sukma yang isinya bekal dan air minum.

"hati-hati" naya yang tidak melihat jalan tersentak kaget ketika suaminya menarik tubuhnya mendekat. hampir saja seorang anak kecil yang kejar kejaran menabrak dirinya. "hah apa?" ia masih kaget dan terkejut.

"fokus, naya, fokus. kamu belakangan kenapa sering gagal fokus sih sayang?" nakula menarik tubuh naya mendekat sehingga saat ini tangan kirinya memeluk pinggang naya dan tangan kanannya menggendong sukma yang berkedip pelan.

"ga tau, mungkin efek dedek kali ya jadi bikin aku gampang hilang fokus sama ngantukan banget. biasanya kuat kuat aja begadang teleponan sama kamu, ini sukma tidur aku aja ikut ketiduran" adu naya menceritakan pengalaman di hamil keduanya.

"ngga papa, bagus dong badannya jadi fit karena istirahatnya cukup" nakula melirik sukma yang sekarang mulai merengek. "nenn" ia merengek meminta susu kepada ibunya.

"iya sebentar ya sayang, kita sampai ke mobil" keduanya mempercepat langkah mereka menuju mobil. Nakula membuka pintu belakang membiarkan istri dan anaknya masuk sementara dia duduk di depan dengan segera menyalakan pendingin agar sukma tidak kegerahan apalagi kaca ditutup karena naya hendak menyusui sukma.

rengekan sukma berhenti ketika ia mendapatkan apa yang diminta. ia bersandar di dada sang ibu sementara naya mengusap rambut antenanya pelan. "ayah ngga minta, ce. minumnya pelan pelan" nakula melirik putrinya yang minum susu seolah ia baru saja marathon.

"sekarang ngga terlalu sakit kaya waktu abis melahirkan cece. dulu cece sering bikin nen ibu lecet tapi sekarang cece udah bisa nen sendiri. sebentar lagi cece disapih ya ce, ibu sedih sekali" nakula hanya tersenyum tipis mendengar ucapan naya. mereka harus menyapih sukma lebih cepat karena adik sukma yang tanpa diduga datang lebih cepat.

"dia seneng waktu denger mau dapat adik?" nakula bertanya. ia belum menjalankan mobilnya karena sukma belum selesai menyusu dan belum diletakkan di carseat miliknya.

"dia pikir adeknya kaya adek jani" naya mengintip ke arah sukma yang sudah terlelap.

"ramai nih ya, anaknya mas yudhis, dedek,terus anak dewa kalau dewa mau program, anak mas juna juga. tapi cece bakal jadi yang paling cantik" nakula berujar.

naya tersenyum tipis. ia menutup kembali bra miliknya dan mengancingkan kembali kemejanya sebelum meletakkan sukma perlahan di carseat. "ssshhh" ia menepuk nepuk pelan paha sukma agar sukma tidur dengan lelap.

"udah?" nakula bertanya kepada naya yang dibalas anggukan. akhirnya ia menjalankan mobilnya keluar dari kawasan pre-school sukma menuju rumah makan yang menyediakan seafood karena naya ingin makan kepiting.

"sayang, tokonya yang biasa kan?" nakula bertanya. naya tidak memberikan jawaban apapun hingga nakula menoleh. sebuah senyuman terlukis di bibir pria tampan ini melihat istrinya yang ternyata juga terlelap.

"cape banget ya?" bisiknya sebelum menjalankan mobilnya dengan lebih pelan berharap istri dan anaknya tidur lebih lama.

***

"biar aku sama sukma yang tunggu disini, kamu ambil botol susunya sukma dulu" nakula berujsr ketika mereka sampai di restoran. "ngga papa?" nakula menganggukan kepala. ia memberikan kunci mobil kepada istrinya sementara dia memangku sukma yang masih belum seratus persen sadar. jika dipaksa bangun nantinya ia akan cranky jadi lebih baik itu urusan nakula.

mobil milik nakula terlihat begitu mencolok diantara mobil-mobil lainnya karena warnanya yang merah benderang. ia mencari dimana keberadaan botol susu milik sukma tanpa menyadari ada seorang wanita di belakangnya.

"eh maaf mbak saya ngga sadar" naya meminta maaf karena tubuhnya yang mundur sedikit membentur bahu wanita yang seprtinya tengah hamil besar.

"kamu istrinya nakula?" tanyanya kepada naya. naya mengangkat alisnya. "kenapa ya mbak? ada yang bisa saya bantu?"

"bisa tolong ajak aku ketemu sama nakula?" dahi naya semakin berkerut mendengar permintaan wanita di depannya. "ada apa ya emangnya?"

"saya hamil. Anak dari suami mbak"

-----

aku up cerita baru kalau kalian ngga keberatan mau baca hehehe

jangan lupa untuk tinggalkan jejak disini ya bestie! thank you for reading💗

NAKULATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang