64. [ tattoo]

1.1K 125 5
                                    

Nakula terbangun menyadari kalau lingga menangis dari box bayinya. Ia melirik naya yang ada di sebelahnya tengah terlelap begitu nyenyak. raut wajahnya begitu lelah karena seharian mengurusi dua anak. dengkuran pun terdengar di sela sela tidurnya membuat nakula tidak tega untuk membangunkannya.

dengan perlahan ia bangkit dari kasur, menyelimuti sang istri agar naya tidur dengan nyaman sebelum mendekat ke arah lingga yang menangis.

"kenapa nangis dek? laper?" nakula meletakkan telunjuknya di sudut bibir lingga sementara bayinya menggerak gerakan mulutnya menandakana kalau dia kelaperan. "sebentar ya, ayah ganti popok dedek dulu. eh dedek pup ya" menyadari ada ayahnya disampingnya, lingga mulai berhenti apalagi ketika pupnya dibersihkan oleh sang ayah.

"yuk, keluar yuk minum susu sama ayah yuk biar ibu tidur. kasian ibu" dengan diiringi rengekan lingga, nakula berhasil membawa anak bontotnya keluar.

Ia mengambil asi yang memang disiapkan oleh naya sebelum naya tidur (karena naya biasa memompa asinya sebelum dia tidur) dan memberikan kepada lingga sambil menimang nimang putranya.  "kok melek dek hoaaaam, ayah masih ngantuk nih" komentarnya ketika mata lingga malah terbuka lebar. Nakula menepuk nepuk punggung si bungsu agar ia bisa sendawa. "mau ngajak main ayah ya?"

lingga hanya melebarkan bibirnya. terkekeh tanpa suara menunjukkan gusinya. "ih ketawa, biasanya ini sensi sama ayah" merasa anaknya sudah tidak gumoh, nakula membalikkan tubuh anaknya sehingga lingga telungkup di dada telanjangnya.

"kamu gembul banget, dek. Cece aja dulu kecil banget" ketika membandingkan dengan kelahiran sang sulung, nakula berdecak. pikirannya kembali mengingat ingat bagaimana sukma dilahirkan. bagaimana istrinya bertaruh nyawa dan sukma yang harus bertahan hidup.

"oh ini?" nakula menunjukkan figure pesawat yang ada di meja. lingga sedari tadi terpaku pada benda kecil seukuran remote televisi. "ini pesawat. ayah kerjanya disini, bantu orang orang buat antar ke tempat yang jauh. besok dedek pulang ke indo ayah kenalin ke om pilot teman ayah ya?"

nakula mengusap rambut lingga yang tidak terlihat. berbeda dengan sukma yang pertumbuhan rambutnya cepat dan lebat, lingga itu rambutnya tipis cenderung plontos. Makanya sering disebut baso aci oleh om juna karena wajahnya yang bulat.

"kedepannya mungkin ayah bakal jarang punya waktu sama adek karena ayah kerjanya jauh, tapi itu semua ayah lakukan biar cece, adek, sama ibu bisa hidup dengan layak dan tidur dengan nyenyak tanpa kurang suatu apapun. mungkin nanti ayah bakal lebih keras ke adek sama cece dibandingkan sama ibu karena ayah cuma kepengen kalian tau kerasnya hidup diluar sana saat kalian dewasa. tapi tenang aja, ibu jarang marah kok selama cece sama dedek jadi good. ibu itu wanita paling cantik dan paling baik yang pernah ayah kenal, jadi ayah minta bantuan dedek ya buat jagain ibu sama cece kalau ayah kerja" nakula berbicara kepada bayi kecilnya, bayi yang begitu mirip dengan dirinya yang kini tengah mendengar detak jantungnya menggunakan telinga kecil miliknya.

tanpa nakula tau, naya sedari tadi berada di belakang sang suami. ia bersandar pada pintu dengan kedua tangan terlipat di depan dada. ia tadinya terbangun karena suaminya tidak ada dan ketika ia melirik box baby milik lingga, lingga juga sudah tidak ada. Ketika ia melangkah, ia tidak sengaja mendengar si kembar beda usia ini nampak tengah asik 'berbicara'

ah nakula..

naya tidak tahu bagaimana perasaannya sekarang. Merasa dicintai sebegitu besar ya oleh seorang pria tidak pernah berada di dalam kamusnya. senyumnya melebar seiring dengan degup jantung yang berdetak lebih keras.

"kalian ngobrolin apa nih? seru amat si kembar" nakula menoleh ke arah naya yang melangkah mendekat. "kok kebangun? aku terlalu berisik ya?"

naya menggelengkan kepala. "engga sih. biasanya juga kebangun karena dedek haus jam segini. hey, kamu anteng banget sama ayah? disogok apa sama ayah?" naya memilih untuk tidak mengungkit pembicaraan anak dan suaminya. mendengar suara sang ibu, lingga menoleh menatapnya dengan tatapan memuja sama seperti sang ayah.

NAKULATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang