Rujak mangga

414 49 9
                                    

Hyunseok dan Dohyun sama-sama baru sampai rumah disaat teriknya matahari, lalu disusul oleh abang yang baru juga pulang dari rumah sakit. Kalo dedek masih di kampus, hari ini ia punya jadwal kuliah hingga sore. Tapi kata abang Hyunseok sih, paling si dedek ngedeprok di belakang kelas sama temen-temennya gak pernah tuh liat dedek pusing atau minimal ngeluh sama kuliahnya. Jadi mau jadwal sampe besok subuh juga dijabanin sama dedek.

Urusan perkuliah memang selalu berhasil bikin pusing dan overthinking. Ya tergantung bagaimana kita ngehadapinnya sih, mungkin dedek punya cara ajaib sampe ia selalu terlihat santai dengan perkuliahannya atau memang tidak membawa pusingnya ke rumah.

Hyunseok dan Dohyun pun sudah menenggak air dingin dari kulkas dengan cepat sampai hampir tersedak. "Abang pelan-pelan minumnya." Peringat Hyunbin pada kedua adiknya. Ia geleng-geleng kepala melihat tingkah dua adiknya itu.

Dohyun dan Hyunseok pun menaruh gelas bersamaan di meja makan hingga menghasilkan bunyi gesekan yang cukup nyaring. "Haus banget ya adik-adiknya abang ini?"

Hyunseok mengangguk cepat. "Banget! Menurut lo aja bang, matahari ada sepuluh di luar!" Ucap Hyunseok menggebu.

Dohyun pun mengiyakan. "Panas banget bjir, berasa di padang mahsyar gue." Sahut Dohyun sambil mengipas-ngipas bajunya.

Hyunbin tertawa, mengapa adik-adiknya ini hiperbola sekali. Tapi memang di luar sangatlah panas, teriknya menusuk kulit, syukurnya sih ia menggunakan mobil, walaupun begitu ia lebih lama di jalan karena macet dan hawa panas juga tidak dapat terhindarkan.

"Udah mah panas, bikin pusing lagi!" Keluh Hyunseok.

"Enaknya sih ngerujak." Sambung Dohyun yang membuat hyunseok langsung memberi dua jempol pada Dohyun.

Kalo lagi pusing mumet enaknya emang ngerujak apalagi panas begini pasti seger banget..

"Nah mantap memang adekku ini. Beli mangga muda sana." Suruh Hyunseok semaunya.

Dohyun mendelik. "Dih ogah, panas ege! Lo aja sana bang. Abang harus nurut sekali-kali, masa adik terus yang kudu nurutin abang." Sahut Dohyun tidak perduli.

Hyunseok pun menatap pada hyunbin bahkan ia memangku pipi dengan kedua tangannya bahkan mata sipitnya berbinar meminta belas kasih abangnya yang juga diikuti dengan Dohyun.

"Abang nih?" Padahal dari tadi ia cuma diam, tapi tetap kena juga.

Hyunseok dan Dohyun pun mengangguk sok imut tapi emang imut sih, abang mana kuat, lemah dia tuh, Hyunbin pun mengiyakan toh hanya membeli mangga muda saja. "Yaudah kalian tunggu ya." Laki-laki itu mengacak puncak kepala kedua adiknya, gemas.

Hyunbin bangkit dan keluar menggunakan motor miliknya untuk mencari mangga muda yang diidamkan dua adiknya itu. Walaupun panas ini cukup menyiksa, tapi tidak apa-apa demi adik-adiknya.

Abang sudah pergi dan dua sejoli itu mulai mencari resep sambel rujak di youtube dan langsung mengeksekusi karena bahannya semua ada di rumah. Lima belas menit kemudian abang datang dengan sekantung mangga muda di tangannya yang membuat dua adiknya itu bersorak senang.

"Empat aja bang?" Tanya Hyunseok setelah membuka kresek yang abangnya beri.

"Iya, itu juga penghabisan. Udah cari di banyak tempat pada kosong semua."

"Yaudah gak apa-apa, makasih ya abangkuuuu. Harusnya abang gak perlu repot-repot loh.." Ujar Hyunseok diakhiri dengan senyum lebarnya.

"Alah pret!" Ucap Dohyun sambil nyemilin sambel rujak pakai jarinya. "Abang makasih yaaa, harusnya abang gak perlu turutin kemauan blio yang sangat blio ini." Sambung Dohyun sambil menunjuk Hyunseok.

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang