Masa lalu dedek (3)

365 46 34
                                    

Hari ini ulang tahun Dohyun yang ke 4 tahun. Ibu dan ayah merayakan pesta kecil-kecilan di rumah, hanya mengundang keluarga saja, sangat tidak mungkin mengundang orang luar. Karena kondisi mereka yang masih berduka dengan hilangnya Hyunmin, walau sudah 2 tahun berlalu.

Dohyun kecil sangat senang sekali. Ia bertepuk tangan dengan keras setelah meniup lilin, tepuk tangan dari orang-orang disana pun membuat senyumnya semakin lebar.

Setelah acara bernyanyi untuk yang sedang berulang tahun, meniup lilin dan memotong kue, mereka yang diundang pun disajikan makanan berat, kue-kue juga minuman segar. Ayah dan ibu juga memberikan bingkisan cukup besar kepada anak-anak yang disambut tawa riang mereka. Ibu dan ayah menjamu para tamu dengan sangat baik.

"Gimana, sudah ada kabar dari keberadaan Hyunmin?"

Sebenarnya ibu dan ayah tidak ingin membahas perihal itu di hari ini, biarlah hari ini melupakan kesedihan mereka sejenak demi anaknya yang sedang berulang tahun.

Tapi mereka pun tidak bisa menghindari pertanyaan sensitif seperti ini yang bahkan dari kalangan keluarga mereka sendiri.

"Belum kak, doain ya." Sahut ibu dengan senyum tipis.

"Makanya kamu itu anak dijaga yang bener! Malah sibuk sendiri, hilangkan anaknya." Sahut kakak sepupu dari ayah. Mungkin kalo bukan saudara saja, ibu sudah menarik rambut pirang itu.

"Jangan bicara sembarangan tentang istri ku ya! Ini semua salah ku, jadi mending kakak diam kalo enggak mau aku usir dari sini." Sahut ayah tertahan dan entah datang dari mana, tangannya merangkul pundak ibu, memberikan kekuatan untuk istri tercintanya.

Ayah menahan dirinya agar tidak mengacaukan acara ulang tahun sang anak.

"Tuh kan, ayahnya aja begini pantas tuh anaknya gak mau pulang, lebih milih sama penculiknya! Kakaknya sendiri aja diusir." Wanita berambut pirang itu berlalu pergi dari hadapan ayah dan ibu.

"Maaf ya ibu, ayah minta maaf."

"Enggak apa-apa, sudah biasa juga kan omongan orang akan seperti itu? Sudah yuk kita fokus ke acaranya Dodo aja."

Ayah dan ibu pun berbaur bersama keluarga mereka, berbincang-bincang santai sambil menyantap makanan. Para ibu-ibu membicarakan resep masakan, mode fashion, sekolah anak juga arisan keluarga yang akan diadakan minggu depan.

Tidak luput dari para ayah, bahkan mereka sampai tertawa di tengah obrolan mereka. Biasanya para kepala keluarga ini jika berbincang tidak jauh-jauh dari politik, bola atau kegiatan mancing dan bermain golf.

Para anak-anak juga sedang anteng dengan mainan juga kue-kue cantik dan lucu di tangan mungil mereka sambil mengobrol dengan bahasa bayi yang hanya dimengerti oleh mereka sendiri.

Hyunbin dan beberapa sepupu lain yang seumuran pun turut mengobrol bersama membicarakan tugas sekolah atau game terbaru sambil menjaga para balita.

Tidak ada yang menyinggung Hyunmin sama sekali, kecuali wanita berambut pirang tadi, entah ia kemana ibu dan ayah tidak perduli.

Hari semakin siang dan tamu undangan sudah pamit pulang. Di rumah hanya tinggal ayah, ibu dan ketiga putranya, selain itu ada kakek dan nenek dari ayah.

Kakek dan nenek menemani ketiga cucu mereka bermain dan membuka kado milik Dohyun, membiarkan ibu dan ayah beristirahat. Nenek sempat mendengar ucapan jahat keponakannya tadi, ia tidak bisa bertindak banyak. Ia menyuruh putranya untuk membawa sang istri ke kamar karena sedari tadi menantunya itu seperti menahan tangis.

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang