Dedek ngedate?

543 42 46
                                    

"ABANG DEDEK POTO SAMA CEWEK BANG! DEDEK PACARAN!" Teriak Hyunseok sambil menuruni tangga.

Abang dan dedek yang lagi nonton di raung tv terkejut akibat teriakan Hyunseok yang menggema.

"Bang liat bang! Ih dedek tau-tauan pacaran, mana potonya deket-deket lagi. Modus ya lo?" Ucap Hyunseok sambil memperlihatkan foto yang ia dapat dari insta story dedek.

"Abang ini kenapa sih? Dedek tidak modus, hanya berfoto saja. Masa jauh-jauhan? Nanti muka dedek tidak masuk ke kamera jika seperti itu! Itu juga foto lama abang!" Balas dedek dengab raut kesal.

"ABANG DEDEK PACARAN BANG!" Teriak Dohyun yang entah darimana, ia telat sekali.

"Telat lo!" Sahut Hyunseok pada Dodo yang sedang sibuk dengan handphone nya, berniat menunjukkan foto dedek dan seorang perempuan.

Ternyata untuk tidak teriak di rumah hanya bertahan seminggu saja, itu juga dalam seminggu ada aja berantemnya, iya sih memang tidak berteriak tapi saling sindir menyindir. Abang pening dibuat adik-adiknya itu. Selagi tidak berteriak bagi abang sudah cukup, mungkin hanya sampai situ yang bisa dilakukan ketiga adiknya. Abang tidak ingin berharap lebih lagi.

"Iya-iya coba mana abang mau liat." Abang mengambil handphone Hyunseok yang sudah menscreenshoot insta story dedek yang menampilkan foto dedek dengan teman perempuannya.

Dedek pun menjadi gugup, takut abang marah. Memang sih fotonya berdekatan, tapi kan jika tidak seperti ini muka dedek jadi tidak terlihat. Fotobox itu tempatnya kecil sekali. Jadi dedek tidak salah dong?

"Dedek beneran pacaran?" Tanya abang, dua abangnya dedek yang lain menatap dedek dengan menyipitkan mata mereka semakin membuat dedek merasa tersudutkan setelah pertanyaan abang.

"Tidak abang! Dedek tidak pacaran Dia hanya temen dedek tidak lebih abang!" Sahut dedek cepat, dedek sudah seperti maling yang tertangkap basah.

"Bohong! Ngaku aja kali, bohong tuh bang si dedek, gak mungkin foto sedekat itu tapi gak pacaran, ya gak Do?" Hyunseok semakin mengompori.

"Bener! Gue juga sering liat lo sama cewek ini di kampus. Gak sekali dua kali doang loh dek. Pacaran kan lo?" Dohyun semakin membuat abang ingin bertanya kembali dengan dedek. Tapi dedeknya itu sudah terlihat ingin menangis, dedek takut jika abang akan memarahinya. Padahal abang pun tidak pernah sama sekali marah dengan ketiga adiknya, bahkan pada Hyunseok yang memunculkan ide untuk memanggil abang dengan sebutan papa di pasar malam tempo lalu.

Dedek merasa jika abang menyidang mereka itu berarti abang tidak sayang, ah ia takut sekali jika abang sudah seperti itu. Padahal abang hanya menasihati dengan lembut hingga mereka mengerti.

"Abang tidak percaya dengan dedek?" Tanya dedek pada abang dengan air matanya yang menumpuk di pelupuk matanya siap meluruh.

Abang hanya tertawa kecil melihat si bungsu, begitu juga dengan dua abangnya yang lain. Hyunseok dan Dodo saling melirik tanda misi mereka berhasil. Bukan apa-apa, hanya ingin menggoda dedek hingga menangis.

"Abang percaya kok sama dedek." Ucap abang lalu menarik dedek kepelukannya. Dedek pun akhirnya menangis disana.

"Hahaha misi berhasil!" Hyunseok dan Dodo berkompak ria sambil tertawa melihat dedek yang tengah menangis.

"Abang... mereka jahat sekali dengan dedek!" Ucap dedek di sela tangisannya sambil menunjuknke arah Dodo Hyunseok yang sekarang tengah melangkah keluar rumah.

"Abangnya cuma gemes sama dedek, makanya suka godain dedek. Udah ya nangisnya. Kan tadi kata dedek hari ini mau jalan sama temen, masa nangis sih?" Ucap abang sambil mengusap air mata di tangan dedek.

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang