Hampir ketilang

396 45 26
                                    

"LO JANGAN LEWAT JALAN SINI EGE! ENTAR KENA TILANG LO GUE TINGGAL YA! CARI JALAN LAIN AJA DEK!!" Ucap Dohyun teriak pada dedek yang tengah memboncengnya.

Dedek dan Dohyun baru balik dari toko buku yang pernah dikunjungi dedek sama bang Hyunseok tempo lalu. Dedek membeli merchandise dari studio animasi yang dia taksir waktu itu.

"DEK! DEK! PLIS LO KALO NYETIR YANG WARAS KEK! GUE TAU LO MAU SEHIDUP SEMATI SAMA GUE TAPI GAK GINI CARANYA! PELAN DEK PELAN! HYUNMIIINNNN!!"

"ADA APA SIH ABANG? SAKIT TAU PUNDAK DEDEK DIPUKUL TERUS! ABANG JUGA JANGAN BERISIK, MALU DILIAT SAMA ORANG-ORANG!"

Padahal kamu juga berisik dek, teriak-teriak begitu..

Dohyun pun memukul helm yang dikenakan dedek sampe kepala si pemilik helm itu maju ke depan.

"KENAPA JADI HELM DEDEK? ABANG KALAU KITA JATUH NANTI BAGAIMANA?! YANG TENANG ABANG!!"

"YANG TENANG PALA LO SEGITIGA HAH?! PELAN-PELAN BAWA MOTORNYA! LO JUGA KALO KETILANG GUE NGAKU KAGAK KENAL SAMA LO YA! GUE CUMA NUMPANG!"

"KATA ABANG KITA SAUDARA SEPERJUANGAN?!"

"LO AJA SANA BERJUANG SENDIRI!"

Dohyun dan dedek masih meributkan hal yang itu-itu saja, suara mereka berat lalu teriak-teriak di jalan raya, jelas pasti menjadi pusat perhatian pengguna jalan yang lain. Mana kecepatan motor yang lumayan tinggi, sehingga suara mereka seperti tertinggal tapi motornya sudah ada di depan sana.

Tidak sedikit para pengguna jalan tertawa dengan tingkah anak kembar itu, ada juga yang menatap sinis pada dua bocah heboh itu. Sudah laju, main teriak-teriak di jalan lagi, dikira jalanan punya bapaknya kali, begitu pikir mereka.

Dari kejauhan dedek dan Dohyun melihat banyak pengendara putar balik, bahkan ada yang sedang ditangkap polisi untuk diminta menunjukkan surat kelengkapan dalam berkendara.

Dedek pun memelankan kecepatan motor, namun tetap melaju ke depan ia tidak berniat putar balik seperti pengendara lain yang menghindari razia polisi.

"Putar belik dek! Lo ngapa songong banget dah, nantangin banget nih anak! Berhenti gak dek?! Biar gue aja yang bawa motornya!" Dohyun gelisah bahkan ia sudah sedikit pucat, takut ketilang polisi karena ia sedang tidak membawa surat-surat yang lengkap. Ia lupa untuk membawanya, pas sampai toko tadi baru sadar ternyata dia enggak bawa dompet. Semua kelengkapan surat ada disana.

"Dek lo yang waras dulu napa?! Gue gak bawa surat-suratnya bjir!" Dedek hampir mengerem mendadak, niat ingin pamer pun harus dikubur dalam-dalam, mana sudah dekat dengan polisi mau putar balik pun sudahㅡ

"ABANG PEGANGAN YANG KENCENG! DEDEK AKAN MENGEBUT!!" Dedek menggas motor Dohyun hingga bunyi mesin nyaring terdengar. Di belakangnya Dohyun sudah merapalkan doa keselamatan sampai pak polisi pun ia doakan. Rasanya lebih baik ketilang dari pada dibonceng dedek rasa balap liar ini.

Setelah dedek menggas motor yang mengundang mata elang polisi, maka terjadilah aksi kejar-kejaran antara pengendara motor dan petugas polisi. Pak polisi di belakang mereka berulang kali mengklakson motor incerannya ini tapi tidak digubris sama sekali, bahkan mereka semakin melaju.

"DEDEK PIKIR ABANG BAWA SURATNYA! DEDEK KAN MAU PAMER KE PAK POLISINYA!"

Sekali lagi Dohyun memukul helm yang dedek kenakan. "MAKANYA KALO GUE KASIH TAU TUH DENGERIN! ÙDAH GUE BILANG JANGAN LEWAT SINI MASIH AJA! MENDING LO BERHENTI DARI PADA KITA KENAPA-NAPA DI JALAN!!"

"TIDAK AKAN! ABANG PEGANGAN SAMA DEDEK YANG KENCENG!!"

Dohyun semakin erat memegang tas di punggung dedek, bibirnya merapalkan doa, sesekali ia melihat ke belakang untuk memeriksa pak polisi masih mengejar atau tidak.

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang