Tetangga baru (1)

519 53 18
                                    

Di komplek ada tetangga baru tepatnya di sebelah rumah mas Seungbeom, ingat mas seungbeom kan? Itu loh yang kalo cuci mobil tapi auranya malah mahal sampe mba tatik modus tipis-tipis.

Tetangga baru itu letaknya berseberangan dengan rumah nomor 50 tapi tidak berhadapan. Dengar-denger sih keluarga pindahan ini punya anak cowok yang umurnya gak jauh beda sama dedek, ini info valid langsung dari pak rete. Sepertinya dedek akan punya teman main baru.

Bang Hyunbin dan ketiga adiknya tengah sarapan bersama sebelum berangkat kuliah.

"Abang nanti yang jemput dedek siapa? Abang semua kan balik sore sama malam."

"Kalo abang bisa nanti abang jemput dedek ya." Ucap bang Hyunbin.

"Maaf ya cil, gue hari ini mau ke lokasi jadi gak bisa jemput lo." Sahut bang Hyunseok.

"Gue juga gak bisa ya dek, ada dua kerkom hari ini, kemungkinan pulang telat." sambung Dohyun.

Ini kenapa hanya dedek saja yang tidak banyak kesibukan dan drama perkuliahan seperti abang-abangnya? Memang sih semester sekarang masih materi dasar, tapi sebenarnya dedek juga lagi persiapan untuk peminatan yang akan ia ambil nanti. Tentu ia juga sedang dalam masa berdiskusi dengan ketiga abangnya tentang profesi yang akan ia pilih.

"Kalo abang gak bisa nanti dedek naik ojol aja gapapa deh." Ucap dedek.

"Jangan atuh dek, udah sama abang aja." Sahut Dodo.

"Tapi kalo abang sibuk di rumah sakit sampai gak bisa jemput gimana? Masa dedek nungguin abang di kampus sampe malam? Dodo ini bagaimana sih?"

Dohyun nyengir. "Iya juga ya dek." Si dedek nenatap sinis abangnya.

"Udah-udah, itu liat nanti aja. sekarang habisin makannya ya." Lerai bang Hyunbin.

"Eh btw, kita punya tetangga baru gak sih?" Ucap Hyunseok membuka obrolan yang lagi ramai dibahas di grup komplek. Hanya bang Hyunbin dan dirinya yang masuk disana, karena semuanya adalah bapak-bapak kepala keluarga.

"Ih iya dedek juga denger dari pak rete langsung!"

"Dimana bang?" Tanya Dohyun.

"Noh samping rumah mas Seungbeom. Padahal rumah itu baru kosong seminggu yang lalu udah ada yang isi aja." Ucap Hyunseok dengan nada penasaran.

"Ya bagus dong bang, jadi si dedek gak takut kalo lewat situ malam-malam." Balas Hyunbin.

"Enggak ya abang, dedek gak pernah takut. Dedek ini pemberani."

Dohyun menatap remeh dedek. "Yaudah kalo pemberani, malam ini lo tidur sendirian ya gue tidur di kamar abang."

"Ih kamu ngapain tidur di kamar abang?" Tanya dedek tidak terima.

"SSD!" Jawab Dohyun dengan wajah nyolotnya.

"Paan tuh?" Tanya Hyunseok.

"Suka-suka Dohyun!"

"Edan." Gumam Hyunseok.

Tidak ada lagi yang bersuara, semua fokus menyantap sarapannya hingga piring bersih tidak bersisa.

"DEDEEEK!!" Panggil Dohyun dari lantai bawah, dedeknya itu setelah selesai makan tadi langsung naik ke kamar entah apa yang bocah itu lakukan.

"CEPET DEDEK NANTI MACET!!" Sambung Dohyun.

Hyunseok yang tengah memasang kaos kaki di sofa ruang tv itu hanya memerhatikan dodo sesekali tertawa kscil, lucu sekali adiknya itu. Dohyun mendumel sambil mengibaskan jaket dedek takut ada debu yang menempel.

"KAMU AKU TINGGAL YA!" Masih belum mendapatkan jawaban apapun dari si dedek. Dohyun malas sekali untuk naik ke kamarnya, kalo bisa teriak kenapa tidak.

"DEDEK IH CEPETAN ATUH!!" Akhirnya dedek turun ke bawah, ternyata ia mengganti tas kuliahnya.

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang