Spesial: Dedek ulang tahun

519 38 8
                                    

"ABAAAAAANG!!"

"ABANG DIMANA ABANG?!"

"ABANG DEDEK SEDIH ABANG!"

"MEMANG YA ABANG HYUNSEOK DAN DODO INI NAKAL! MENINGGALKAN DEDEK DI RUMAH SENDIRIAN!"

"ABANG BIN HUHUHU ABANG DIMANA?!"

"DEDEK NGAMBEK!"

"Abang dedek sayang abang, tapi dedek mau ngambek sama abang sebentar saja! Jika sama abang Hyunseok dan Dodo tidak tau sampai kapan!"

Rumah nomor 50 itu terdengar suara menggelagar si bungsu disusul oleh sebuah rengekan dan berakhir tangisan khas yang setiap hari memang selalu terdengar dari dalam rumah bertingkat itu. Tetangga kiri dan kanan sudah tidak heran, ya gimana mau heran wong rumah nomor 50. Malah heran kalo rumah itu sepi dan adem ayem. Pernah selama dua hari tidak terdengar keributan dari sana, tetangga sebelah memanggil pak rete untuk mengecek keadaan penghuninya di dalam rumah, takut terjadi sesuatu disana. Karena heran saja kenapa rumah nomor 50 ini terasa sangat senyap, mereka cukup khawatir dengan para penghuninya, soalnya dedek yang biasanya tantrum justru tidak ada suaranya sama sekali, kendaraan pun selalu ada di garasi hanya mobil milik sulung saja yang kerap kali digunakan keluar.

Mereka para tetangga jadi mikir kemana-mana, karena tumben sekali, takut kejadian seperti berita yang akhir-akhir ini selalu berseliweran di televisi.

Nyatanya rumah nomor 50 ini adem ayem karena penghuninya lagi masa ujian, sehingga kakak beradik itu sibuk belajar dan tidak punya waktu banyak untuk meributkan hal yang tidak penting seperti biasanya. Apalagi dedek, ia jadi ambis sekali, padahal abang bolak-balik menasihatinya tapi sama dedek gak dimasukkan ke dalam otaknya, abang sempat merasa sebal sekaligus khawatir, dedek sama sekali susah dikendalikan. Kata dedek, ujiannya susah soalnya tidak ada kisi-kisi seperti semester awal, jadi dedek menebus semua materi dan tidak ada satupun yang boleh terlewat. Kalo Hyunseok dan Dodo sudah angkat tangan duluan, sama abang saja susah dibilangin apalagi sama dua abangnya yang lain.

Saat pak rete bertamu dan melihat kondisi dedek, pak rete hendak membawa dedek ke rumah sakit karena suhu badannya diatas normal tapi dedek menolak karena katanya ada abang yang akan merawatnya sepenuh hati seperti pak tani yang merawat malika kedelai hitam yang dibesarkan seperti anak sendiri. Semerdekanya dedek saja, pak rete pusing. Abang memang merawatnya di rumah, marena bocil itu sama sekali tidak mau dibawa ke rumah sakit.

Dedek yang menangis karena tidak mendapati semua abangnya di rumah pun pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Ia kesal dan sedih, mengapa hari spesial ini semua abangnya tidak ada di rumah, bahkan Dodo pun juga tidak tau ada dimana. Kasurnya sudah bersih dan tas yang biasa Dodo bawa kemanapun tidak ada di atas kursi meja belajar. Sudah bisa dipastikan Dodo memang sedang tidak ada di rumah.

"Semuanya jahat sama dedek! Kecuali abang, abang baik sekali tapi tetap saja dedek mau ambekin abang kalo balik ke rumah nanti!" Dedek menenangkan dirinya di dapur dengan segelas air putih, lalu pergi keluar rumah dengan menghapus jejak air mata di pipi dengan punggung tangannya, lucu sekali. Setelah mengunci pintu rumah betapa terkejutnya dedek bahwa semua kendaraan lengkap dari mobil abang, motor abang Hyunseok juga motor Dodo dan motornya pun juga terparkir rapi disana. Lalu kemana semua abangnya pergi?

Dedek pusing, semua abangnya tidak ada di dalam rumah tapi semua kendaraan tidak ada yang digunakan, kompak sekali mengerjai dedek, dedek sudah tau pasti abang-abangnya dedek sedang bikin susurupris, begitu kata hati dedek. Ia mau ngambek tapi mau terharu juga.

Dedek pun melangkahkan kakinya keluar hingga keluar gerbang komplek, tidak ada tujuan pasti dan ia hanya mengikuti kemana langkah kakinya pergi. Bosan banget di rumah, hari spesial tapi tidak ada spesial-spesialnya sama sekali. Sedih dedek tuh. Kalah sama nasi goreng kalo begini ceritanya.

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang