Minju menjadi primadona baru di keluarga Chou. Menjadi seorang Tuan Putri yang dimanja oleh semua orang. Semua orang memanjakannya, membuai, menggendong, bahkan memenuhi setiap permintaannya, hingga Sana cemas Minju akan berubah menjadi manja.
"Jangan khawatirkan itu." Tzuyu memeluk pinggang istrinya.
"Mereka hanya terlalu bahagia karena bisa bertemu dengan Minju."
"Tapi apa tidak berlebihan, Kak?"
Di belakang rumah mereka sekarang, ada sebuah tempat bermain raksasa yang terbuat dari balon yang berisi angin. Seperti permainan di sebuah mall, anak-anak melompat bahagia disana, dan Minju tentu saja senang bisa bermain dengan sepupu- sepupunya.
"Aku hanya ingin memanjakan putriku."
Sana tidak bisa lagi membantah. Tzuyu selama ini tidak memiliki kesempatan untuk menjaga ataupun memanjakan Minju, jadi Sana tidak mampu melarang saat pria itu mencurahkan dan melimpahkan semua kasih sayangnya kepada Minju, memanjakan gadis kecil itu dan memenuhi apapun permintaannya.
Dan ia juga tidak sanggup melihat wajah sedih Minju jika Sana sampai melarangnya. Ia tidak bisa melarang seorang ayah yang ingin memanjakan putri yang tidak pernah ia temui sebelumnya, ia juga tidak bisa melarang seorang anak yang menerima limpahan kasih sayang dari ayah yang selama ini belum pernah ditemuinya.
"Papa!" Minju berlari mendekat, menarik-narik kaki ayahnya.
Tzuyu berjongkok, meraih putrinya ke dalam gendongan dan menciumi wajahnya.
"Ada apa, Sayang?"
"Minju mau adik!" Minju berteriak nyaring hingga semua orang menatap ke arah mereka, membuat Sana menunduk malu menyembunyikan wajah di lengan Tzuyu. dan Tzuyu tertawa.
"Kak Felix punya adik, aku juga mau adik!"
"Oke, tapi tidak bisa sekarang."
"Kenapa nggak bisa?" Minju bertanya dengan polosnya.
"Karena harus dibikin dulu, Dek." Celetuk Momo sekenanya.
Tzuyu memelotot dan sepupunya hanya tertawa.
"Kenapa nggak bisa sekarang?" Minju kembali bertanya.
"Hm," Tzuyu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kalau Minju mau adik, Papa harus bicara dulu dengan Mama..."
"Terus nanti adiknya ada di perut Mama kayak Tante Jihyo?" Minju menunjuk Jihyo yang tengah hamil besar.
"Ya, nanti seperti Tante Jihyo."
"Lama nggak adiknya baru keluar dari perut Mama?"
Pertanyaan polos itu mengundang tawa banyak orang.
"Lama," jawab Tzuyu.
"Yaaaaah." Minju menunduk sedih.
"Tapi maunya sekarang."
"Kalau Minju janji bakal jadi anak yang baik, Papa usahakan secepatnya Minju punya adik."
"Janji?" Minju mengacungkan jari kelingkingnya yang mungil kepada Tzuyu. Tzuyu tertawa dan mengaitkan jari kelingkingnya ke tangan Minju.
"Janji."
"Yeay!!" Minju bergerak turun dari gendongan Tzuyu dan berlari ke arah sepupu-sepupunya.
"Kak Felix! Minju juga mau punya adik! Minju punya adik!" teriaknya sambil melompat-lompat.
Sana yang merasa malu luar biasa segera melangkah menuju dapur, beralasan ingin mengambil sesuatu.
"Bagaimana? Minju sudah tidak sabar untuk punya adik."
