19

389 52 10
                                    

"Kita tidak harus melakukan ini." Tzuyu menatap Sana lekat.

"Tidak apa-apa." Sana mencoba memalingkan wajah, tapi kedua tangan Tzuyu menahannya.

"Kak, sungguh. Aku baik-baik saja."

"Kalau begitu cium aku."

Sana berjinjit dan mengecup bibir Tzuyu, tidak peduli jika saat ini mereka sedang berada di bandara.

"Apapun perkataan Akira nanti, jangan dengarkan. Kamu mengerti?"

Sana mengangguk patuh. Tzuyu menghela napas dan memeluk istrinya.

Mereka akan menuju Singapura Di tempat dimana Mina dirawat. Sudah satu minggu Akira terus memohon agar Tzuyu datang mengunjunginya, awalnya Tzuyu tidak peduli, tapi saat akhirnya Sana yang mengusulkan, Tzuyu tahu dirinya tidak akan bisa menang berdebat dengan Sana. Meski mereka benar-benar berdebat selama hampir satu jam karena itu.

Tzuyu tahu ini tidak akan berakhir baik. Tapi ia hanya mampu berharap bahwa semua tidak akan seperti yang ia takutkan. Ia harus menjaga agar Akira tidak memiliki kesempatan untuk menyudutkan Sana, jika pria itu benar-benar melakukannya, maka Tzuyu tidak akan segan-segan membuat hidup Akira dan keluarganya menjadi sengsara. Ia akan menghentikan suntikan dana apapun yang biasa Akira terima.

*****

Rumah sakit itu adalah rumah sakit mewah dengan fasilitas terbaik. Karena memang biaya perawatan Mina di tanggung oleh Tzuyu. Setelah ini, Tzuyu berniat memindahkan Mina kembali ke Seoul. Bukan karena ingin dekat dengan wanita itu, tapi hanya karena tidak ingin membuang-buang uangnya lebih banyak untuk Akira dan keluarganya.

Mereka sampai di depan ruang perawatan Mina. Akira dan istrinya sudah menunggu.

"Masuklah, dia sudah menunggumu."

Tzuyu enggan, ia datang hanya karena Sana yang meminta.

"Masuklah, Kak. Aku akan menunggu disini."

"Jangan kemana-mana." Tzuyu mengecup kening istrinya dan terpaksa masuk seorang diri karena memang hanya satu persatu yang di izinkan.

Akira menatap Tzuyu yang menghilang ke dalam kamar, ia segera menyeret tangan Sana menjauh sedikit.

"Setelah ini menjauhlah dari menantuku." Ucap Akira berusaha memelankan suaranya. Ia tidak ingin Tzuyu sampai mendengarnya.

"Pa, aku...."

"Kamu lupa dimana posisimu?" Akira memelotot marah.

"Kamu lupa bagaimana caranya balas budi padaku?"

"Tidak, aku hanya...."

"Kalau begitu berpisahlah dengan Tzuyu segera. Mina sudah siuman, saatnya ia mengambil kembali tempat yang seharusnya menjadi miliknya."

Sana hanya diam, menatap kosong lantai yang ada di depannya.

"Kamu sudah berjanji, Sana. Jangan menjadi orang yang tidak tahu diri." Sachiko istri Akira turut bicara.

"Kami sudah berbaik hati menerimamu di rumah kami, merawatmu dan memberikanmu hidup yang layak dari pada menjadi gelandangan di jalanan. Jangan lupakan itu." Akira mencengkeram dagu Sana.

"Jangan lupakan dari mana asalmu."

Sana hanya memandang kosong ke depan.

"Dalam waktu satu minggu, pergilah dari hidup Tzuyu. Jangan pernah muncul lagi di hadapannya. Pergilah kemanapun kamu mau. Menjauhlah. Dengan begitu aku menganggap kamu sudah membalas semua kebaikanku padamu." Akira menatap Sana lekat-lekat.

ᴊᴜꜱᴛ ᴀ ʀᴇᴘʟᴀᴄᴇᴍᴇɴᴛ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang