Tzuyu memerhatikan saat Sana tengah berbelanja dengan Bibi Yuju di sebuah supermarket. Pria itu mengawasi dari kejauhan. Sudah dua minggu ini ia menjadi seorang penguntit istrinya sendiri.
Sana sudah tidak terlalu sering mengurung dirinya di kamar, bahkan ia sudah kembali bekerja, dan sudah dua minggu ini pula Tzuyu selalu meninggalkan sebuket bunga di depan pintu kamarnya setiap pulang kerja. Bunga-bunga itu masih berakhir sama. Hanya tergeletak begitu saja saat Sana menggesernya menggunakan kaki. Wanita itu sama sekali tidak ingin menyentuhnya. Tapi Tzuyu tidak ingin menyerah. Ia juga tidak menghadiri pesta ulang tahun Momo di Bali beberapa waktu lalu, ia memberikan alasan bahwa Sana sedang tidak enak badan, ibunya memaksa untuk ke rumah tapi Tzuyu melarangnya.
Sana dan Bibi Yuju terlihat tengah memilih buah-buahan saat Tzuyu mengeluarkan ponsel dan memotret istrinya dari jauh. Saat ini Tzuyu menjadi terobsesi untuk memotret istrinya setiap ada kesempatan. Ponselnya di penuhi oleh foto-foto wanita itu. Ada berbagai ekspresi yang terlihat, ada senyum tipis, wajah yang cemberut dan tatapan kosong. Setiap senyum yang Sana tampilkan, tidak lagi pernah mencapai matanya. Kedua mata jernih itu lebih sering memandang kosong ke depan.
Tzuyu ingin sekali mellihat istrinya dari dekat, tapi ia tidak bisa. Ia harus menjaga jarak, karena kalau tidak, Sana akan ketakutan. Ada banyak hal yang ingin Tzuyu ungkapkan, kalimat maaf dan penyesalan mendominasi, tapi ia tidak bisa mengatakan itu secara langsung. Dan ia harus cukup puas mendengarkan laporan dari Bibi Umji setiap hari. 'Sana menyukai omelet untuk sarapan, ia lebih suka ikan goreng dibandingkan dengan ayam goreng. Sana suka seafood tapi benci kepiting dan kerang. Ia suka makanan pedas untuk makan malam.' Itulah yang ia tangkap dari laporan Bibi Umji dua minggu ini.
Tzuyu berpura-pura memilih makanan ringan sambil terus mengamati Sana dari kejauhan. Wanita itu terlihat tengah memilih-milih mie instan. Bibi Umji bilang, dulu sebelum kejadian pahit itu, Sana suka sekali membuat mie instan pada tengah malam. Tapi sejak saat itu, Sana tidak berani keluar dari kamarnya pada tengah malam lagi. Apa kini wanita itu akan kembali membuat mie instan pada malam hari seperti kebiasaannya?
Tzuyu tersenyum tipis. Meski mie instan itu tidak baik bagi kesehatan Sana, tapi ia akan membiarkan wanita itu memakan mie itu pada malam hari. Jika hal itu bisa membuatnya bahagia, maka Tzuyu akan ikut bahagia melihatnya. Wanita itu terlihat lebih kurus dan pucat.
Setelah puas mengamati Sana dari kejauhan, Tzuyu kembali ke kantornya untuk bekerja. Ia masih terus memikirkan bagaimana caranya mendekati Sana tanpa membuat wanita itu ketakutan, ia berharap secepatnya akan menemukan jalan keluarnya.
"Bagaimana keadaannya hari ini?"
Karena Jihyo tahu tentang kejadian itu dan menuntut perkembangan Sana setiap hari, maka Tzuyu juga harus memberikan laporan kepada sepupunya itu. Setidaknya hal itu membuat Jihyo bersikap jauh lebih baik kepadanya dan tidak lagi terlalu sinis setelah mengetahui kejadian pahit itu."Hari ini dia berbelanja bersama Bibi Yuju dan Bibi Umji."
"Kapan aku bisa menemuinya?" Jihyo sudah gatal ingin menemui Sana, tapi Tzuyu melarangnya.
"Sana akan ketakutan. Sepertinya
Sana selalu ketakutan jika berhadapan dengan salah satu anggota keluarga Chou." Tzuyu tidak berani mengambil resiko. Sana telah berjuang keras selama ini untuk mengatasi ketakutannya, dan ia tidak berani mengambil resiko dan menghancurkan kembali dinding yang berhasil Sana bangun secara perlahan. Dinding itu masih sangat rapuh."Dokter Elkie bilang, Sana masih mengkonsumsi pil penenang itu."
Jihyo mengangguk.
Sana tidak berkonsultasi langsung dengan dokter Elkie karena dokter Elkie bukan psikiater. Ia sendiri yang menyarankan Sana mengunjungi psikiater saat wanita itu mengaku terus saja merasa ketakutan terhadap semua hal dan membuatnya tidak pernah bisa tenang setiap malam, dokter Lisa adalah psikiater yang menangani Sana saat ini, kebetulan sekali ia adalah sahabat baik dokter Elkie. Tzuyu sendiri sudah pernah menemui dokter Lisa, pria itu menceritakan secara terus terang apa yang sudah ia lakukan kepada Sana, ia juga mengungkapkan penyesalannya dan berharap untuk bisa memiliki kesempatan memperbaikinya, dokter Lisa menyarankan Tzuyu untuk bersabar menghadapi Sana. Karena Sana mengalami trauma pasca pemerkosaan dan penyiksaan. Butuh waktu lama bagi Sana untuk mengatasi rasa trauma dan takutnya itu. Tzuyu harus bekerja sama untuk menjaga jarak dan memberi Sana ruang agar Ia tidak merasa tertekan dan histeris. Karena Sana akan melakukan tindakan yang menyakiti dirinya sendiri jika dalam keadaan takut. Sudah ada dua goresan di pergelangan tangannya selama dua minggu ini.