Cklek
Jaemin yang tadi sibuk menatap pemandangan dari balkon kamar Jisung menoleh mendengar suara pintu yang terbuka
"Ji?"
Jisung diam, menatap Jaemin lekat
"Ji? lo baik baik aja?"Jaemin mengerjap khawatir saat Jisung masih diam namun terus melangkah mendekat
"Lo kenapa--"
Jisung dengan cepat menarik Jaemin dalam pelukannya, memeluk lelaki itu seerat yang ia bisa
"Kak Na.."
"Maaf, maafin aku.Maaf, aku minta maaf, aku bener--"
"Hey tenang dulu, kenapa?"Jaemin berusaha melepas pelukan mereka, namun tak bisa.Ia menyerah, memilih membalas pelukan erat Jisung
"Kenapa? Ada yang jahatin lo?"
"Maaf.."Lirih Jisung dengan mata berkaca kaca
"Pa, nanti kalau adek udah ada, na boleh main bola sama adek?"
Suara Jaemin kecil terus terngiang di kepala Jisung.
Bagaimana Jaemin yang terdengar antusias
Bagaimana Jaemin yang manja pada kedua orang tuanya
Bagaimana suara lembut yang menjawab tiap pertanyaan aneh Jaemin kecil
Dan--bagaimana suara mereka semua saat menyapanya dengan riang
Namun semua hancur dalam semalam, hanya karenanya mereka semua hancur
Jaemin kehilangan orang tuanya
Mereka kehilangan nyawanya
Jisung--menghancurkan keluarga kecil yang bahagia itu
"Ji.."Jaemin benar benar khawatir saat mendengar isakan Jisung
"Kak Na maaf, maafin aku.."Jisung terus menggumamkan kata maaf
Ia merasa benar benar berdosa, kehadirannya seolah membawa petaka untuk kebahagiaan orang lain
"Jisung tenang ya?jangan nangis, duduk dulu coba.Sini biar gue ambilin air dulu"Jaemin dengan perlahan melepas pelukan mereka
Jisung masih menangis, menutup wajah dengan keduanya tangannya.Jaemin meraih air di meja dan menyodorkannya pada Jisung
"Minum dulu"Ucap Jaemin lembut, mengusap bahu Jisung berusaha menenangkan anak itu
"Gak--uhuk--"
Baik Jaemin maupun Jisung terpaku, menatap darah yang kini mengotori tangan Jisung
"Ji--"
"Gak apa, gak apa, jangan takut"Bisik Jisung, dengan cepat meraih segelas air di tangan Jaemin dan meneguknya, tak lupa menghapus darah di tangannya dengan tissue
"Ji kita ke RS dulu--"
"Enggak, aku gak apa apa kak"Jisung menarik senyum, berjalan menuju kasur tak lupa menarik tangan Jaemin
"Aku cuma butuh tidur, lagian ini udah malam.Ayo tidur aja"
Jaemin menghela nafas kasar, ikut naik ke kasur dan hendak merebahkan diri, namun Jisung menahannya, membawa kepala Jaemin ke pangkuannya
"Kenapa?"
Jisung tersenyum."Enggak, tidur aja"
"Ji--"
"Tidur, kak na"Lirih Jisung pelan, mengusap rambut Jaemin lembut, ia bersandar di kepala ranjang, tatapannya menatap lekat Jaemin yang kini memejamkan matanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side
Teen FictionJika Jaemin ada di sampingnya,Jisung rasa ia akan selalu baik baik saja Jika Jaemin yang mengatakan bahwa semuanya akan baik baik saja,maka Jisung akan percaya. Tak peduli,meski Jaemin adalah musuh abang dan keluarganya sekalipun Dan Jisung akan mel...