Jaemin meringis, tak sanggup lagi bahkan walau hanya untuk menggerakkan tubuhnya yang tadi di pukul habis habisan oleh beberapa orang.
'Sial, gue cari masalah sama siapa ya? Perasaan gak ada, terus ini siapa?'
Cklekk
Jaemin mengerjap, melihat seorang pria yang kini masuk dengan wajah datarnya.
"Suho?" Lirih Jaemin, rahangnya mengeras, menahan amarah yang kian meluap.
Pembunuh--ayah dan ibunya..
"Na Jaemin, kenapa berani sekali membawa putra ku huh?"
Jaemin menarik seringai walau ujung bibirnya terluka dan robek, perubahan ekspresi yang sangat cepat, "Putramu?"
"Hahaha, dia--putra ayah ku."
Netra hazel Jaemin menatap Suho dengan tatapan mengejek, seolah pria itu orang yang paling menyedihkan di dunia.
"Dia bukan putramu, kau lupa karena sudah tua ya?"
BRAKK
Jaemin tak bergeming, hanya memejamkan mata kala sebuah kursi melayang menghantam dinding tepat di sampingnya.
"Dimana Jisung? Katakan atau kau mau menyusul ayah dan ibumu itu?"
"Tawaran yang bagus, aku memilih yang kedua," Jawab Jaemin enteng.
"Aku tak sudi, lebih baik mati daripada melihat Jisung kembali pada mu."
Suho menatap Jaemin tajam, menggenggam erat pistol di tangannya.
"Bunuh saja aku, kau--akan mendapatkan balasannya lewat Jisung."
Jaemin menatap Suho lekat, "Aku bersumpah kau akan mendapat balasan nya."
"Untuk nyawa ibu ku dan ayah ku, semua perbuatan pasti punya balasannya, brengsek," Desis Jaemin.
DOR
PRANGG
Jaemin lagi lagi memejamkan mata, ingatan ingatan dan suara suara samar kala kejadian yang merenggut kedua orang tuanya itu kembali berputar.
Tembakan
Senyuman Yoona
Teriakan
Dan tangis--Jisung yang bahkan masih terdengar kendati Jaemin sudah berlari memasuki hutan..
"Kau tau, manusia itu mengerikan."
Jaemin kembali membuka mata, menatap Suho dengan datar, "Disaat--kedua orang tuaku mempertaruhkan nyawa untuk melindungi Jisung, kalian--malah menghilangkan dua nyawa hanya untuk rasa egois dan iri kalian."
"Benar begitu, nyonya Lee?"
Suho menoleh, mendapati Irene berdiri terpaku dengan raut wajah rumit di belakangnya, menatap Jaemin lekat.
"Astaga, iblis pun mungkin akan mengakui bahwa kalian lebih menjijikkan daripada dia," Kekehan mengejek Jaemin terdengar.
"Dimana Jisung?" Tanya Irene setelah menenangkan diri.
"Entahlah, mungkin saja dia memilih bunuh diri karena malu pada dosa kalian?"
Irene dan Suho tercekat, berbanding terbalik dengan Jaemin yang menyeringai dengan darah yang mulai mengalir dari sudut bibirnya.
"Bagaimana jika dia bunuh diri? Dia pasti berpikir, 'astaga aku malu pada kelakuan dua iblis itu, aku akan membayar kesalahan mereka dengan nyawaku' begitu, bisa saja dia sedang melompat dari gedung tinggi atau menggantung diri--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side
Teen FictionJika Jaemin ada di sampingnya,Jisung rasa ia akan selalu baik baik saja Jika Jaemin yang mengatakan bahwa semuanya akan baik baik saja,maka Jisung akan percaya. Tak peduli,meski Jaemin adalah musuh abang dan keluarganya sekalipun Dan Jisung akan mel...