Xiaojun menatap iba pada Jaemin yang duduk termenung di samping jendela. 4 hari sudah berlalu, dan tiap Xiaojun masuk ke kamar Jaemin, anak itu selalu duduk termenung dengan sorot putus asa.
"Jaemin, makan siang dulu dong. Ini kakak yang masakin, kakak jago masak lho, di cobain dulu ya?"
Jaemin menoleh, "Abang dimana?"
Xiaojun menarik senyum, "Sehun ada di ruang kerja nya."
"Aku--gak diizinin pergi?" tanya Jaemin lirih, tatapannya penuh dengan sorot sendu.
Dan gelengan Xiaojun berhasil membuat Jaemin terkekeh hambar.
"Aku mau cari Jisung, kenapa abang ngurung aku disini?" gumam Jaemin pelan. Di depan pintu kamarnya bahkan ada 4 penjaga, di bawah balkon dan jendela kamar nya juga.
"Jaem, dengerin gue," Xiaojun duduk di samping Jaemin.
"Lo gak bisa terus gini, yang udah berlalu emang harus lo lepasin. Gak ada yang abadi di dunia ini, lo masih hidup, jangan sampai orang yang udah meninggal--"
"Jisung masih hidup!" seru Jaemin tak terima, hal tersebut mampu membuat Xiaojun menghela nafas kasar.
"Jaemin--"
"Aku gak lapar, bawa keluar makanan itu," sela Jaemin, beranjak bangun dan memilih merebahkan diri nya ke kasur.
"Jaem tadi sarapan juga gak di habisin--"
"Gue gak laper Xiaojun!"
Baiklah, Xiaojun harus pergi jika tidak ingin Jaemin mengamuk.
"Makanan nya kakak taruh disini, nanti di makan kalau kamu laper," ucap Xiaojun sebelum segera berlalu keluar. Nyata nya ia juga tak tau bagaimana cara menghadapi Jaemin, ia sudah mengatakan secara baik baik, namun Jaemin tetap saja tak terima.
__________________________
"Mas gimana?"
Suho menggeleng, "Mereka di Eropa, tapi--lokasi mereka tak bisa di temukan."
"Eropa? Bukannya mereka ke Italia?"
Suho lagi lagi menggeleng, "Informasi dari Nico, mereka di bandara, dan tujuan nya eropa, bukan Italia."
Irene terpaku, "Terus--soal Jisung itu--bener?"
"..bener, dan lokasi nya di Italia."
Detik itu juga, Irene seolah kehilangan tenaga nya, "Jadi--Jisung--meninggal?"
Suho meraup wajah nya kasar, mengangguk dengan raut kacau dan menyesal.
"Putra bungsu ku, Jisung.."
___________________________
"Selamat datang, tuan muda."
Sehun hanya mengangguk, segera menuju ruang kerja nya seraya melepas dasi dan jas.
Cklekk
Baru memasuki ruangan, Sehun sudah menemukan Xiaojun yang duduk di sofa.
"Sehun, lo gak mau biarin Jaemin pergi--"
"Dia bakal ngelakuin hal gila kalau gue biarin, gue udah hafal sama kelakuan nya," sela Sehun.
Dia juga tak ingin terus mengurung Jaemin, namun Sehun bahkan sudah sangat hafal apa yang akan Jaemin lakukan jika di bebaskan. Sehun tak mau Jaemin pergi karena kebodohan nya sendiri.
"Dia makan tadi?"
Xiaojun mengangguk, "Walaupun cuma dikit setidaknya dia makan, tapi makan siang nya sama sekali gak di sentuh sedikitpun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side
Teen FictionJika Jaemin ada di sampingnya,Jisung rasa ia akan selalu baik baik saja Jika Jaemin yang mengatakan bahwa semuanya akan baik baik saja,maka Jisung akan percaya. Tak peduli,meski Jaemin adalah musuh abang dan keluarganya sekalipun Dan Jisung akan mel...