51]Bunuh

9.2K 1.1K 267
                                    

"Kau gugup?"

Jaemin hanya tersenyum tipis, menatap Jay yang kini memakai headphone.Jaemin tak ingin Jay pergi keluar, jadi lelaki itu bilang akan tetap disana dan memakai headphone agar tak mendengar pembicaraan mereka

"Kalau ingin mengatakan sesuatu lepas langsung saja headphone ku, mengerti?"

Jaemin mengangguk, membiarkan Jay kini duduk di kursi samping ranjang rumah sakitnya seraya memejamkan mata

Ia menarik nafas dalam, apa ia akan baik baik saja?

Ini mengerikan, memikirkan bagaimana akan ada 4 orang lebih di dalam ruangan membuat Jaemin sesak, rasanya seperti di kepung bodyguard ayahnya

Aahh, Jaemin rasa rasanya sudah gila jika seperti ini, kenapa dia kacau sekali?

"Aish, tenang tenang" Gumam Jaemin, dengan perlahan meraih tangan Jay yang berada di pinggir ranjangnya

Jay membuka matanya, menatap Jaemin dengan pandangan bertanya, Jaemin segera menggeleng cepat membuat Jay kembali memejamkan matanya, membiarkan Jaemin mencengkram tangannya kuat

Tok tok tok

Haah, tenang..

"Masuk"

Cklekk

Pintu terbuka, Dream Death dengan perlahan masuk dan kembali menutup pintu

"Kalian--bisa duduk di sofa, aku--"

Aish, tanpa sadar Jaemin ikut berbicara baku dengan mereka, mereka kan bukan Jay..

"Duduk disana, sorry gue masih agak kacau"

Mereka memilih segera duduk, menatap Jaemin yang tampak pucat dan Jay yang masih memejamkan matanya.

Jaemin menghela nafas gusar, berusaha menenangkan dirinya sendiri

"Gimana--keadaan lo?" Mark membuka suara dengan canggung

"Baik, gue baik baik aja"Jawab Jaemin asal, berusaha menatap mereka dengan tenang

"Udah 2 tahun ya?"Jaemin berusaha menarik senyum tipis, melirik Chenle yang masih menatapnya lekat

"Gue gak bermaksud kabur, sama sekali enggak"Suara Jaemin terdengar sedikit gemetar

Jeno sebenarnya ingin menghentikan Jaemin jika lelaki itu memang belum siap, namun semua salah paham ini juga harus di luruskan, bukan?

Jaemin mengingat kembali awal mula salah paham mereka

"Waktu itu--ayah ngancam gue"Jaemin menatap Dream Death, mulai membuka hal yang selama ini ia simpan sendiri hingga nyaris gila

"Dia bilang kalau gue gak mau ikut, dia--bakal nyelakain kalian"

Dream Death terdiam, menatap Jaemin dengan pandangan rumit dan rasa bersalah

"Jadi gue bilang kalau kalian sama sekali gak berarti, gak penting buat gue jadi gue gak peduli"

Kekehan hambar Jaemin terdengar."Tapi--setelahnya dia malah ngancam kalau gue gak mau ikut dia bakal nyelakain mama"

Deg

"Hari itu, gue mau minta tolong sama kalian.Mama gak bisa di hubungin, gue mau bilang sama kalian kalau gue di paksa ikut, gue pikir mungkin aja kalian bisa bantu gue bilang ke mama pas gue udah pindah"

"Mungkin dia tau gue bakal ngomong sama kalian, makanya dia ngirim rekaman itu supaya kalian marah.hari itu mama gak ada di rumah juga karena ayah ngacauin perusahaan kakek sampe mama harus turun tangan langsung dan gak bisa pulang bahkan dari beberapa hari sebelumnya"

Cromulent ; Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang