X

281 25 2
                                    

Alora terbangun dari tidurnya ketika sebuah ketukan pintu terdengar nyaring dan menggema di rumahnya. Sambil mengumpulkan kesadarannya, gadis itu melirik sekilas jam dinding di atas ruang tamu yang telah menunjukkan pukul 08.00 WIB. Ternyata ia tertidur begitu lama kemarin malam. Alora memang tidak memiliki waktu istirahat yang cukup sejak ia pulang dari puncak Bogor, apalagi ia juga harus mengurus kepentingan pemakaman Bundanya dan menghabiskan waktunya setiap hari di pemakaman selama beberapa hari ini, jadi wajar saja jika ia bisa tertidur selama itu karena kelelahan.

Tok Tok Tok

Lagi, suara ketukan itu kembali terdengar. Dengan malas, Alora berjalan menuju ke pintu depan. Ia bahkan tidak tahu seberantakan apa penampilannya sekarang.

Dua sosok lelaki paruh baya tengah berdiri di balik pintu ketika Alora membuka pintu tersebut. Satu lelaki bersetelan jas hitam dan satu lelaki dengan kemeja biru polos berusia sekitar 60 tahunan.

"Apakah saat ini saya berbicara dengan Alora Galea Yoli?" Tanya lelaki bersetelan jas hitam.

"Iya, dengan saya sendiri."

"Perkenalkan saya adalah Candra, salah satu pengacara atau kuasa hukum pribadi keluarga anda."

Tanpa banyak bertanya Alora mempersilahkan kedua orang tersebut masuk.

"Bisa langsung pada intinya?" Tanya Alora ketus dan malas. Ia benar-benar sedang tidak memiliki energi yang cukup untuk beramah tamah saat ini.

"Jadi begini Nona Alora, di sini saya selaku kuasa hukum pribadi keluarga anda ingin menyampaikan beberapa hal mengenai warisan yang anda terima sebagai ahli waris dari saudara Yosua Wicaksono dan Liana Baskoro."

Warisan?-Batin Alora mengulang. Bahkan makam Bundanya pun belum sepenuhnya kering, apakah pantas ia membicarakan soal warisan sekarang?

"Seperti perjanjian yang sudah pernah ditulis sebelumnya tentang perjanjian pernikahan yang mengikat kedua orang tua anda, bahwa Yosua Wicaksono putra dari Wicaksono Brotokusumo akan mewarisi lima warisan tanah keluarga dan rumah ini, sementara Liana Baskoro putri dari Kusumo Baskoro akan mewarisi dua kebun daun teh keluarga Baskoro dengan masing-masing luas kebun teh sebesar 27 dan 38 hektar. Sehubungan dengan wafatnya Yosua Wicaksono dan Liana Baskoro membuat seluruh warisan sepenuhnya jatuh kepada Alora Galea Yoli sebagai satu-satunya ahli waris keluarga Brotokusumo dan Baskoro."

"Akan tetapi warisan yang akan saudari Alora Galea Yoli terima hanya tersisa rumah ini dan dua kebun teh keluarga Baskoro milik Liana Baskoro. Sementara untuk aset lima tanah keluarga yang dimiliki oleh Yosua Wicaksono sudah hilang dan bukan hak milik keluarga Wicaksono lagi, karena dengan secara sadar Yosua Wicaksono telah menjual seluruh tanah tersebut untuk kepentingan pribadi yang tidak dapat disebutkan."

Alora sedikit terkejut mendengar fakta tersebut, ah ia tahu sekarang sebenarnya darimana Ayahnya bisa mendapat banyak uang untuk berjudi dan foya-foya tanpa perna sekalipun bekerja. Yosua ternyata menjual aset keluarga. Meskipun masih tidak habis pikir, setidaknya seluruh rasa penasaran Alora terjawab sekarang.

Pengacara tersebut kemudian meminta Alora menandatangani beberapa berkas.

"Nona Alora sebelumnya saya turut berdukacita atas kehilangan yang anda rasakan dan saya memohon maaf harus menyampaikan isi wasiat ini pada masa duka anda, karena itu sudah menjadi kebijakan tertulis yang harus saya laksanakan." Alora mengangguk paham.

"Lantas perkenalkan ini adalah Pak Jajang, salah satu orang kepercayaan Ibu anda dalam mengelola kebun teh keluarga anda." Tunjuk pengacara tersebut pada lelaki tua yang sejak tadi hanya terdiam di sebelahnya.

Lelaki tua itu tiba-tiba menangis. "Non Alora saya turut merasa kehilangan atas kepergian Bu Liana, beliau orang yang baik. Saya berhutang banyak hal pada beliau dan saya sudah berjanji akan selamanya mengabdi pada beliau. Maka dari itu saya ke sini mewakili seluruh pekerja untuk menyampaikan belasungkawa saya dan menawarkan diri untuk membantu juga mengajarkan Non Alora mengelola kebun teh yang saat ini sudah menjadi milik Non."

NEBARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang