[BACA = FOLLOW]
BY: Khrins
⚠️Belum direvisi!
Start: Ada bukti tanggal pembuatan!!!
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Seorang flayer cheerleader mengalami koma setelah atraksinya disabotase oleh rekan timnya-dia didatangi oleh seorang gadis misterius yang menaw...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Latihan cheerleader dilakukan setiap hari Sabtu. Jadi sejak bergabung di hari Sabtu kemarin, hingga Sabtu ini aku terus meningkatkan kebugaran tubuh Keesra dan melatih fleksibilitas tubuhnya juga. Sulit bagian fleksibilitas, mengingat betapa kakunya tubuh Keesra. Namun, aku bisa mengatasinya.
"Oi, mau latihan?" Zio datang menyapa. Setelan olahraganya terlihat baru.
"Iya, masih nunggu yang lain dateng. Eh, bantu gue dong."
Kedua alis Zio menyatu, memikirkan permintaanku dan dengan cara yang sigap, dia mendekat. "Bantu apa?"
"Dorong punggung gue ke bawah." Aku mulai membungkukkan tubuhku sementara kedua kakiku selonjoran.
Permintaanku membuat Zio kaget, dia terlihat ragu. "Serius?"
"Duarius. Cepetan!"
Dengan gerakan kikuk, Zio mulai memosisikan dirinya di belakangku, lalu dapat kurasakan kedua tangan besarnya menempel di punggungku. Namun, dia hanya berhenti di sana, tidak langsung mendorongnya.
"Zio, cepetan!"
Pada akhirnya, dia mendorongnya setelah didesak olehku. Namun, terlalu spontan, membuatku menjerit dan itu membuatnya ketakutan.
"Kenapa?"
"Pelan-pelan dong!"
"Aduh, gue takut."
"Nggak papa, pelan-pelan aja."
Decakan terpaksanya membuatku terkekeh, tapi dia tetap melakukannya. Kali ini lebih hati-hati dan perlahan-lahan. Saat aku memberinya pujian bahwa apa yang dilakukannya kali ini benar, aku dapat merasakan semangatnya melalui sentuhannya. Kami pun tertawa-tawa saat dia membantu latihanku dan tak sengaja ekor mataku menangkap kedatangan seseorang, dan dia berhenti di dekat kami. Nero.
"Adegan film apa yang lagi kalian reka ulang?" Tak kusangka Nero membuka suaranya, mengomentari betapa romantisnya aktivitasku bersama Zio.
"Yang jelas bukan Romeo dan Juliet." Aku menjawab, kini sudah menghentikan latihan. Sementara Zio terlihat mencerna jawabanku yang mungkin tak pernah dia kira akan Keesra ucapkan.
Nero mendenguskan tawa, yang aku pikir itu sudah menjadi kebiasaannya. "Wow, adegan kalian nggak kalah romantis."
Sambil lalu untuk meletakkan tasnya dan mengambil handband di dalam tasnya, Nero sesekali melirik kami.
"Thanks, kapan-kapan kita coba ikut casting yu, Zi." Sambil perenggangan tubuh, aku menoleh ke arah cowok itu.
Sudut bibirnya terangkat, membentuk senyum simpul. Wajahnya mulai menciptakan aura super semangat. Berbeda dengan Nero yang kini sudah kehilangan ekspresi. Wajah datarnya saat mengenakan handband di pergelangan tanganya terlihat kasar.
"Ayo! Mau coba casting jadi artis Hollywood apa Bollywood?"
"Lokal aja dulu. Biar Nero bisa nonton. Ya, Nero?" Aku mengembalikan perhatianku ke arah Nero, memberinya semnyum full sampai mataku terpejam.