Selama 17 tahun hidup, belum pernah aku se-extra ini memakai otak bagian terdalamku untuk berpikir. Dan aku rasa, bagian logis dari otakku telah menghilang. Aku kacau dan tidak berdaya dalam beberapa jam setelah menyerap hasil investigasi pertamaku.
"Jadi, apakah Keesra itu pembuli?" Faktanya masih ambigu.
Namun, jika memang benar, apakah alasan aku dilempar ke masa lalunya dan dibenam di dalam tubuhnya bertujuan untuk menebus dosa-dosa Keesra?
Aku berdecak, "Halah. Nyariin pengkhianat dia cuman akal-akalan dia aja, karena sebenarnya dia malu mau ngakuin dosanya dan nyuruh gue yang nebus dosanya."
"Salah gue apa sama lo, hah? Kenal aja enggak." Aku mulai mengoceh, memprotes teoriku yang 95% pasti itu.
Saat tengah meredakan rasa frutrasiku, Mama Keesra membuka pintu, membuatku terkejut dan bergegas menyembunyikan jurnal investigasiku ke dalam tatanan buku lainnya di rak. Setelahnya, aku memutar diri bersama kursi belajar Keesra untuk menghadap mamanya.
"Papamu mau ngajak kita ke acara teman bisnisnya. Kita harus ke salon sekarang juga," katanya.
Wah... ke acara orang kaya... aku senang sekali...
...kalau tidak ikut.
"Aduh...." Aku bereaksi dramatis. "Aku punya banyak PR, Ma, buat besok!"
"Dari tadi ngapain saja?" tanyanya, terdengar kesal. "Harusnya dikerjain begitu pulang sekolah."
"Ya tadi udah ngerjain satu PR. Ini ada tiga PR. Masing-masing PR butuh waktu berjam-jam buat selesai." Aku memberi alasan.
Namun, Mama Keesra geleng-geleng kepala, terlihat frutrasi dan mendelik ke arahku. "Kee, ini kali pertama Papa-mu mau ngajak kamu ke acara teman bisnisnya. Dan kalau kamu nolak, dia bakal marah besar!"
Kali pertama?
Apa istimewanya dari hal tersebut? Apakah seistimewa idol K-pop debut? Maksudnya, apakah ini momen yang ditunggu-tunggu Keesra yang pada akhirnya diajak pergi ke sebuah acara teman bisnis ayahnya?
Kalau aku jadi dia sih, lebih suka tidak ikut. Enaknya sih tunggu di rumah, sambil nonton Transformers sambil ngarep dapat oleh-oleh makanan persembahan acara.
"Cepat, Mama tunggu di bawah. Bajunya sudah Mama siapkan." Lalu beliau menutup pintu.
Persis anaknya. Waktu itu juga aku belum diberi kesempatan untuk bicara, untuk mengutarakan persetujuanku, tapi tidak dipedulikan dan tahu-tahu saja diletakkan dalam situasi ini.
Huh!
Tiga jam berikutnya, aku sudah kembali ke rumah sehabis dari salon. Biar kuceritakan bagaimana Keesra yang sudah Cinderella berubah jadi Super Cinderella dalam tiga jam.
Di salon, mereka menata rambutku (rambut Keesra, maaf. Tapi aku sudah mengklaim bahwa miliknya juga milikku.) menjadi gelombang seperti koma-koma dan dibiarkan tergerai badai. Aku sempat menginginkan pita, tapi Mama Keesra melarangnya.
"Jangan pakai pita, itu bakal bikin kamu kelihatan kekanak-kanakan buat ukuran acara bisnis. Papamu nggak akan suka."
Halah, dia bukan bapakku. Pada dasarnya, bapak Keesra. Aku tidak mau peduli, tapi keadaan memaksaku untuk peduli.
Wajahku dipulas extra dengan makeup merek mahal yang dipilihkan Mama Keesra. Mini dress yang kupakai setinggi paha. Rok rempelnya bermotif bunga-bunga mawar merah marun, bagian atasnya berlengan transparan. Wah, betapa seksinya aku, tapi tidak bisa kubanggakan karena ini tubuh Keesra.
Namun, apa komentar ayah Keesra?
"Kalian sia-siakan uangku hanya untuk hasil seperti ini?"
Hanya untuk hasil seperti ini?
![](https://img.wattpad.com/cover/365544812-288-k67396.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Do I Do This? [END]
Ficción General[BACA = FOLLOW] BY: Khrins ⚠️Belum direvisi! Start: Ada bukti tanggal pembuatan!!! ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ Seorang flayer cheerleader mengalami koma setelah atraksinya disabotase oleh rekan timnya-dia didatangi oleh seorang gadis misterius yang menaw...