7.3 Mitigasi bencana alam

687 70 19
                                    

Melintasi perbatasan hutan, mobil yang Sabrina tumpangi mulai masuk ke area perkotaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melintasi perbatasan hutan, mobil yang Sabrina tumpangi mulai masuk ke area perkotaan. Jalanan yang tadinya sunyi gelap kini perlahan berubah ramai dan terang. Melirik Albert yang malam ini lagi-lagi ditugaskan sebagai supirnya, Sabrina mengulurkan ponselnya. “Bert, sebelum ke tempat bimbel singgah di sini sebentar, ya.”

Albert mengambil ponsel Sabrina, melihat lokasi yang sebelumnya sudah Sabrina tandai di google maps-nya. “Cafe BubleIce? Lo mau ngapain di sana?”

Sabrina berdecak. “Kepo. Nurut aja udah.”

Tidak lama kemudian mereka sampai di sana. Sabrina membuka ranselnya, mengeluarkan jaket yang Aleo berikan, lalu memakainya sebelum turun dari mobil. “Mau dibeliin sesuatu? Malam ini gue traktir.” Katanya pada Albert, namun pemuda itu hanya menggelengkan kepalanya. “Ya udah kalau nggak mau, duit gue aman berarti.” Sabrina pun beranjak masuk ke dalam cafe.

10 menit kemudian dia keluar sambil membawa satu cup minuman dingin. Sabrina tidak langsung naik ke mobil, gadis itu justru berdiri di samping mobil, menyandarkan badannya, lalu asik menikmati minumannya.

Mungkin karena dia terlalu lama, Albert akhirnya turun menegur. “Sabrina ayo, lo bisa telat nanti.”

“Bentar dulu, 5 menit.”

Albert menghela napas, pemuda itu memindai minuman yang  ada di tangan Sabrina. “Lo singgah di sini cuma buat beli itu?” Tanyanya entah penasaran atau hanya sekadar basa-basi.

Sabrina mengendikkan bahunya. “Sebenarnya enggak,” matanya melirik sekilas ke arah CCTV luar cafe, lalu beralih kembali menatap Albert. “Gue punya misi yang kebetulan harus ngelibatin cafe ini.”

“Misi?”

Sabrina mengangguk. “Lo tau? Malam ini giliran gue.”

Raut wajah Albert berubah serius, keningnya mengerut. “Sabrina—”

“Ssstt! Tugas lo cuma nganterin gue ke tempat bimbel. Nggak usah banyak tanya karena gue nggak bakal jawab.”

“Tapi—”

“5 menit selesai, ayo pergi.” Sabrina masuk duluan ke dalam mobil.

Albert menyusul, pemuda itu menghela napas, meski kelihatan frustrasi tapi dia dengan patuhnya tidak mengajukan pertanyaan lanjutan. Sabrina tau Albert sangat penasaran, tapi kata Aleo, Sabrina tidak boleh memberitahu Albert apa-apa tentang misinya ini.

Takutnya misi bisa berantakan karena Albert pasti tidak akan rela membiarkan Sabrina dalam masalah. Itu yang Aleo bilang, dan Sabrina menyetujuinya. Pasalnya selama ini Albert memang selalu melindunginya, walau kadang menyebalkan, tapi pemuda itu satu-satunya orang yang selalu siap sedia menjaga Sabrina di keadaan apapun.

“Sebenarnya lo dapat tugas apa sih dari Leo? Kenapa perasaan gue mendadak nggak enak gini?” Di depan sana Albert bergumam.

“Pastinya bukan tugas biasa.” Sabrina menanggapi. “Gue yakin lo bakal kaget, pasti kaget. Tapi tenang aja, soalnya semua masalah ini, Leo punya penyelesaiannya.”

RABIDUS FAMILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang