Epilog

20.9K 539 7
                                    

Pagi hari yang sangat cerah membuat suasana seseorang yang sedang terduduk disebuah taman terasa nyaman.

Tanaman di taman itu tumbuh dengan sangat segar, bunga bunga bermekaran dengan berbagai macam dan warna yang membuat taman itu menjadi indah.

Terduduk di sebuah kursi dibawah sebuah pohon yang meneduhinya, membuatnya tidak terkena cahaya matahari.

"Emang bener kata Kinan, kalau tokoh utama pria dalam novel ini mati karena cinta." Ucap seorang gadis sambil memegang sebuah novel ditangannya.

Sebuah novel yang menariknya menjadi salah satu tokoh dalam cerita itu. Novel yang belum pernah ia baca sebelumnya.

Sambil menatap daun-daun dari pohon yang kini mulai berjatuhan, ia mengambil salah satu daun itu.

Lalu menuliskan sebuah kata di dalam daun itu, sambil tersenyum ia menatap langit yang begitu indah.

Jika tidak disini mungkin aku tidak akan bisa menemukanmu.

Sebuah kata sederhana yang ia tulis di daun itu, setelah itu ia menerbangkan daun itu hingga bercampur kembali dengan dedaunan lain.

Lalu tiba-tiba ada seorang anak kecil yang berlari sambil membawa es krim ditangannya.

Anak kecil itu menangis, saat es krim nya tidak sengaja terjatuh tepat dihadapannya.

"Sayang, kamu jangan nangis, kakak beliin lagi ya." Ucapnya tidak tega melihat anak itu menangis.

"Makasih kakak." Ucap anak kecil itu.

Ia menggandeng tangan anak kecil itu, untuk datang ke tempat pedagang es krim yang tidak jauh dari tempatnya terduduk.

"Orangtua kamu mana?" Tanyanya yang membuat anak kecil itu langsung menggelengkan kepalanya.

"Kamu sendirian?" Tanyanya lagi yang membuat anak kecil itu langsung mengangguk.

"Nanti kakak bantu cari orangtua kamu ya." Ucapnya, yang membuat anak kecil itu langsung tersenyum.

Anak kecil itu sangat menggenggam erat tangannya, sangat nyaman hingga membuatnya tidak mau melepaskan.

"Pak, saya beli es krim yang itu ya." Ucapnya kepada pedagang es krim itu.

"Kamu suka es krim yang berbentuk semangka kan? Nih kakak beliin kamu dua es krim." Ucapnya sambil memberikan dua es krim yang sudah dibelinya.

"Makasih kakak." Ucap anak kecil itu yang membuatnya mengelus kepalanya.

"Kita duduk disana ya." Ucapnya mengajak anak kecil itu untuk duduk dibawah pohon tadi.

Anak kecil itu sangat menurut, ia mengikuti setiap langkahnya hingga kini mereka terduduk bersama.

"Sayang, orangtua kamu kemana?" Tanyanya lagi.

"Gatau kakak." Ucap anak kecil itu, sambil terus memakan es krim nya.

"Kasian banget kamu, pasti kamu ke pisahkan sama mereka." Ucapnya sambil kembali mengelus kepala anak kecil itu.

"Kakak, itu ibu." Ucap anak kecil itu sambil menunjukkan kepada seorang ibu ibu yang terlihat sangat panik.

"Ibu permisi." Ucapnya sambil melambaikan tangan kepada ibu itu.

Keberadaan mereka yang tidak terlalu jauh membuatnya tidak usah menghampirinya.

Ibu itu datang dengan sedikit tergesa-gesa, ia menyipitkan matanya saat penglihatannya tidak jelas.

"Ini anak ibu?" Tanyanya kepada ibu itu.

"Sayang, anak ibu. Akhirnya kamu ketemu nak, iya mba ini anak saya." Ucap ibu itu, sambil memeluk anaknya.

"Saya tadi melihat anak ini berlarian, dan saat saya tanya orangtuanya dimana, ia tidak tahu. Makanya saya menunggu disini." Ucapnya.

"Terimakasih mba, saya sudah mencarinya sedari tadi. Penglihatan saya sedikit bermasalah, jadi sedikit kesulitan untuk mencarinya." Ucap ibu itu.

Ibu itu memegang tangannya, ibu itu sangat berterimakasih kepadanya yang sudah menjaga anaknya.

Ia tersenyum saat anak kecil itu tiba-tiba memeluknya, dan memegang tangannya lalu menciumnya.

"Kakak cantik makasih ya es krim nya." Ucap anak kecil itu.

"Sama-sama anak manis." Ucapnya sambil memegang pipi anak kecil itu.

"Kalau begitu saya permisi ya mba." Ucap ibu itu, sambil menggendong anaknya.

"Iya bu." Ucapnya sambil tersenyum.

"Dadah dulu sama kakaknya." Ucap ibu itu yang membuat anak kecil itu langsung melambaikan tangannya.

Ia membalasnya dengan melambaikan tangannya juga, ia sangat senang bisa bertemu dengan anak kecil itu.

Ia menatap bunga itu, lalu ia melihat ada salah satu bunga yang sangat indah warnanya.

Ia datang lalu memetiknya, ia mencium aroma bunga itu yang sangat wangi. Bunga itu sangat berbeda dengan bunga-bunga lainnya.

Hanya terdapat satu tangkai, setelah ia melihat ke sekeliling nya yang tidak ada lagi.

"Kenapa cuman satu, sayang banget." Ucapnya sambil mencium kembali bunganya.

Ia mengelus bunga itu, lalu ia mengambil novelnya dan menyelipkan bunga itu di dalamnya.

Ia tersenyum saat banyak kupu-kupu yang tiba-tiba datang dan mengelilinginya.

Kupu-kupu itu terbang begitu indah, mereka hinggap di beberapa bunga disana.

"Sayang?" Ucap seseorang dengan suara deep voice nya, sambil memeluknya dari belakang.

Seorang pria itu membenarkan kepalanya pada pundaknya. Pria itu berbisik tepat ditelinganya yang membuatnya merasa sedikit geli.

"Jika tidak disini, aku mungkin tidak akan bisa menemukanmu, Araya." Ucap pria itu, sambil menunjukkan daun yang ia ambil.

Ia tersenyum sambil meneteskan air matanya, saat melihat daun yang ia tulis berada ditangan pria itu.

"Terimakasih sudah menjadi Aileen yang selama ini selalu ada untukku." Ucap pria itu.

Ia melepaskan pelukan pria itu, lalu menatap pria itu sambil menggenggam tangannya.

"Terimakasih kamu udah mau bertahan demi aku." Ucapnya.

"Udah dua tahun kamu masih belum bisa melupakan kejadian itu?" Ucap pria itu.

"Itu terlalu menegangkan dan membuat aku takut akan kehilangan kamu." Ucapnya.

"Yang penting sekarang aku ada disini bersamamu, kisah novel ini bukan kisah kita yang sebenarnya." Ucap pria itu, lalu memeluknya.

"Alkeno hanya milikku." Ucapnya, sambil menatap prianya itu.

"Iya, aku hanya milikmu Aileen, tidak." Ucap Alkeno sambil menjeda sebentar ucapannya.

"Aku hanya milikmu Araya." Ucap Alkeno, lalu mengecup keningnya.














Oke guys cerita another soul ini udah bener bener selesai sampai sini, gaada extra part yaa.

Maaf kalau cerita sama kata-katanya kurang nyambung, nanti aku bakal revisi kok, kalau ada waktu😊

Makasih banyak banyak buat kalian, yang udah buat aku semangat sampe bisa nulis cerita ini sampai selesai.

Babaii...

Another Soul (Transmigrasi) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang